Seventeenth

4.9K 443 71
                                    


Jaehyun berdiri di dekat taman belakang kediaman keluarga Jung, mata cokelatnya memandang sekeliling dengan takjub. Halaman rumahnya yang tadinya hanya dihiasi rumput-rumput, air mancur dan kursi taman sekarang sudah di sulap sedemikian rupan dengan red carpet, podium kecil dan banyak lagi, lampu-lampu kecil berkelap-kelip di atasnya. Meja-meja panjang penuh makanan dan minuman juga terhampar di setiap tempat.

Banyak orang-orang berseragam berjalan bolak-balik untuk menata ini dan itu. Ada yang sedang menaburkan sedikit bungan di red carpet yang mengarah langsung dari gapura bunga yang di susun di depan. Ada juga yang sedang membawa nampan berisi gelas-gelas minuman.

Jaehyun menyunggingkan senyum tipisnya. Ia pikir pesta kecil-kecilan ini akan sempurna, berkat ia sendiri yang mendesain semuanya. Pesta pertunangan Taeyong dan Johnny-

Yaa Jaehyun memang menagih janji Taeyong yang akan tetap mencintai Johnny apapun yang terjadi, dan janji Johnny yang mau bertunangan dengan Taeyong karena permintaan dari Jaehyun sendiri.

Acara akan dimulai setengah jam lagi, jadi belum ada orang lain selain para kru penata tempat dan kru yang bertugas menyajikan hidangan.

Keluarga Jaehyun dan Taeyong sedang mempersiapkan diri di dalam rumah, mereka juga menyewa make up artist.
Beberapa keluarganya memang datang untuk menyaksikan pertunangan Johnny. Ini hanya pesta kecil-kecilan, tapi Jaehyun yakin ayahnya itu membayar mahal untuk semua persiapan ini, ia kembali tersenyum tipis memikirkan hal itu.

Jaehyun bahagia karena ayahnya bahagia. Tapi apa sesungguhnya Jaehyun bahagia?

Jaehyun sekali lagi melihat ke lampu kuning kecil-kecil yang menggantung di atasnya lalu kemudian ia berjalan santai menuju rumah utama keluarga Jung. Dia sudah mengenakan kemeja putih formal dan celana bahannya, tetapi belum mengenakan jas yang tadi ia tinggalkan di ruang tengah.

Begitu mau masuk ke dalam rumah Jaehyun melihat siluet bayangan di kursi taman yang terdapat di samping rumah mereka, kursi itu tidak diterangi lampu yang cukup terang, tetapi Jaehyun yakin jika yang duduk di sana itu saudaranya, Johnny.

Jaehyun berjalan perlahan ke kursi taman itu, dan matanya membulat sempurna saat mendapati apa yang dilakukan Johnny di sana.

Johnny sedang duduk di kursi taman, dan dipangkuannya duduk seseorang yang sangat Jaehyun kenal- Ten, sahabatnya sendiri.

Tangan Johnny melingkar erat di pinggang Ten dan ia tampak sedang membelai pipi pemuda Thailand itu lembut saat Jaehyun sampai.

Ten terlonjak kaget dan melompat turun dari pangkuan Johnny saat melihat kehadiran Jaehyun.

"TEN?!" mata Jaehyun dipenuhi amarah.

"Jae- Jaehyun ini tidak seperti yang kau pikirkan-" Ten berusaha menjelaskan tetapi Johnny bangkit berdiri dan menepuk pundak Ten menenangkan.

"Sudahlah Jae, biar aku yang urus semuanya. Kau tak perlu ikut campur!" Kata-kata Johnny penuh dengan penekanan.

Hati Jaehyun sakit, apa benar ia menyerahkan Taeyong yang sangat berharga baginya kepada orang brengsek macam saudaranya ini? Jaehyun rasa tidak.

"Ten! Aku tak mengira kau akan melakukan semua ini!" Geram Jaehyun lalu berbalik pergi.

Sekarang apa yang akan ia lakukan? Menyuruh ayahnya untuk membatalkan pesta? Sangat tidak mungkin! Tapi Jaehyun juga tak bisa diam saja, sedang Taeyong dalam bahaya jika pertunangan ini dilanjutkan.

Pemuda Jung itu masuk ke dalam rumah yang cukup ramai karena beberapa pekerja berjalan mondar-mandir untuk mendandani keluarganya di ruangan-ruangan yang sudah di siapkan. Jaehyun menyambar jas ungu tua miliknya di lengan sofa lalu bergegas menaiki tangga.

What If... ◽JaeYong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang