Morosis 2: Ava

223 45 53
                                    

Morosis 2: Ava

"Lu kenapa sih pagi pagi udah heboh? perasaan cuma gara gara gua mau berangkat lebih pagi doang, ribet amat" terdengar suara amarah ayah Ava pagi ini, dan yang pasti di lanjutkan dengan suara yang tak kalah keras juga dari ibu nya.

Bagi Ava itu sudah biasa, sejak kelas 4 SD ia selalu mendengar itu setiap pagi, dan semakin bertambahnya umur Ava, teriakan itu semakin keras dan semakin sering ia dengar.

Hari ini hari senin, seperti seharusnya, Ava berangkat sekolah menggunakan bus sekolah, kenapa tidak diantar ??jawaban hanya satu

Mereka terlalu sibuk bertengkar sampai tak bisa lagi mengantar Ava ke sekolah

"Ava berangkat sekolah mah pah, sampai ketemu kapan kapan, babay" teriak Ava dari pintu depan rumahnya

"Ava kalo ngomong yang bener! Nanti kamu pulang sekolah juga ketemu lagi, udah kelas 3 smp harus lebih dewasa!" Ibunya memperingakan

Tanggapan Ava?

Iya hanya memutar bola mata dan mengeluarkan smirk andalannya, dan langsung melangkah ke tempat pemberhentian bus sekolah yang tidak jauh dari rumahnya, tanpa menoleh lagi ke rumahnya bahkan saat di panggil orang tua nya sekalipun.

Ava yang sekarang jauh berbeda dengan Ava umur 3 tahun, dulu dia seorang yang ceria, ekspresif, mudah bergaul, bahkan dengan laki-laki sekalipun. Tapi sekarang dia anak yang tertutup, hanya bicara di saat saat tertentu yang mengharuskan dia untuk berbicara.

Hari itu di sekolah, saat ia baru saja turun dari bus sekolahnya segerombolan teman perempuan satu sekolahnya langsung menghampiri dengan muka angkuh seakan dia memiliki segalanya.

"Heh Ava, siniin uang kamu" Ucap salah satu dari mereka yang terlihat sangat mendominasi

"Cepet siniin, udah mau masuk Ava, lelet banget sih" katanya lagi

Tetapi Ava bergeming. Hanya diam menatap mata sang teman yang tidak bisa di sebut teman juga sebenarnya, hingga sebuah suara mengintruksi mereka.

"Ini kok masih pada di sini, ayok masuk, sebentar lagi mau bel" salah satu guru wanita muda yang baru saja mengajar beberapa tahun yang lalu di sekolah itu, bu Leny namanya. Guru mata pelajaran IPA di kelas Ava yang juga merangkap sebagai guru konseling di sekolah itu.

Akhirnya dengan terpaksa segerombolan perempuan kecil tadi sesegera mungkin pergi dari tempat itu tanpa membawa apa yang mereka inginkan

"Ayok Ava masuk" kata guru itu lagi

"Terimakasih" ucap Ava sambil berlalu. Tak sopan memang, tapi apa pedulinya, mengucapkan terimakasih pun sudah lebih dari cukup menurutnya.

Sesampainya Ava di kelas, ia langsung menduduki kursi baris ke3 paling pojok sebelah kiri dan memasang headsetnya untuk bermain game kesukaannya, tanpa peduli guru sudah masuk bahkan sedang menjelaskan. Hingga sebuah tangan menyenggol sikunya

"Avaline Sui kamu tidak memperhatikan saya?" Ucap pak Robi di depan saat Ava sudah melepaskan headsetnya

"Ahh shit mati gue"katanya saat sadar character yang ia mainkan mati karena fokusnya terbagi dengan panggilan dari gurunya tadi.

"Avaline bawa hp kamu kedepan sekarang!" Perintah guru tadi dengan tegas. Dan Ava pun membawa hp nya kedepan dengan santai, karena memang itu sudah biasa baginya.

"Kamu kerjakan soal di depan kalo kamu mau hp kamu kembali"

'shit kenapa harus ini sih syaratnya'~Ava

Dan Ava pun mengerjakan dengan asal asalan tapi mengerti apa yang dia tulis

"Sejak kapan 7 kali 7 hasilnya 27?" Kata guru itu memotong kegiatan mengarang Ava

MorosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang