Morosis 9: Believe
Matahari baru saja menunjukkan cahayanya, Ava bangun untuk bersiap karena semalam dia langsung tertidur dan tidak menyiapkan pakaiannya. Tidak banyak memang karena bi esih banyak membantu memasukan pakaian ke dalam koper. Ia hanya tinggal menyiapkan diri dan barang yang akan di bawa ke dalam slim bag nya.
Setelah semua nya siap, Ava keluar dari kamar nya untuk mengisi perutnya karena jam sudah menunjukan pukul 10 dan jam 11 nanti dia akan di jemput.
Ia melihat keseluruhan rumahnya dan tidak menemukan tanda keberadaan orang tuanya, sehingga Ava sedikit bernafas lega saat itu.
"Kenapa neng sampe kaya gitu nafas nya" tanya bi esih yang tidak sengaja melihat saat sedang menyiapkan makanan
"Engga bi aku kira ada papa sama mama" jawab Ava sambil menghampiri
"Bi kaya nya makanan nya aku bawa aja deh buat makan di jalan"lanjutnya saat melihat makanan yang dibuatkan bi esih
"Neng makan dulu aja di rumah nanti bibi siapin yang buat dibawanya yah" jawab bi esih
"Oke deh bi, tapi yang dibawanya banyak yaa bi kan orang nya banyak"
"Tenang neng serahin sama bi esih" jawab bi esih sambil menepuk dadanya
Setelah itu Ava makan sambil menunggu untuk di jemput.
Tak lama setelah Ava menyelesaikan makannya dan kembali ke kamar untuk berganti baju pintu kamarnya diketuk oleh supir yang ada di rumahnya.
"Neng itu temennya udah dateng"
"Oiya bentar pak" jawabnya sambil berjalan ke arah pintu
"Tolong bawain koper Ava dong pak"lanjutnya saat sudah berhadapan dengan supirnya itu"Cuma 1 neng kopernya?"
"Iya itu aja pak" jawabnya dan berjalan beriringan dengan supirnya ke bawah bertemu Luhan
"Hai ka"
"Hai Va, yuk udah siap kan?"
"Udah yuk"
"Neng ini bekalnya"sela bi Esih yang baru saja datang dari dapur dan memberikannya pada Ava
"Yuk, pak kopernya masukin ke bagasi aja" lanjut Luhan saat merasa sudah selesai
"Hati hati yaa neng, tolong di jagain neng Ava nya den"kata bi Esih saat mereka akan berangkat
"Siap bi tenang aja"jawab Luhan santai
Dan mereka pun keluar dari pelataran rumah Ava
"Ada yang mau dibeli dulu ga Va?" Tanyanya memecah keheningan
"Engga ka udah di beli semua kemaren kan, kalo makanan udah di siapin bibi semua tadi"
"Kalo gitu kita langsung ketemu yang lain aja ya?" Tanya Luhan yang di jawab anggukan oleh Ava
"Kamu gapapa kan Va?" Akhirnya kata kata itu keluar dari mulutnya yang sebenarnya sudah gatal ingin bertanya
"Gapapa ka, emangnya aku bakal kenapa?"
"Orang tua kamu gimana?"
"Ga tau kaya nya ga pulang deh, ga tau lah" jawab Ava cuek karna memang dia sudah terbiasa
"Emang biasa ga pulang kaya gitu yaa?"
"Iya emang suka gitu"
"Sepi dong berarti"
"Iya makanya nya suka main ke the cotton
"Di temenin sama Kyungsoo yaa di sana?"
"Engga juga si, kadang ka Kyungsoo kerja"
"Terus kalo Kyungsoo kerja kamu ngapain?"
"Tergantung kadang baca novel sambil makan kue atau minum coklat, tapi kemaren kemaren karna mau ujian jadi belajar sambil makan"
"Suka banget makan yaa kayanya" kata Luhan sambil terkikik
"Hehehehe" balas Ava sambil nyengir
Luhan pun akhirnya tertawa sambil mengusap usap kepala Ava tanpa menyadari Ava sudah duduk dengan kaku menahan ketakutannya.
Saat mobil yang ia kendarai berhenti karna lampu merah Luhan melihat ke arah Ava dan baru menyadari gadis itu terdiam dengan kaku dan tangannya mengepal kuat hingga buku buku jarinya memutih
"Ya ampun lupa gue" kaya nya sambil melihat ke arah lampu merah yang sudah akan berubah menjadi hijau
"Va, sorry gue lupa, ini gue Luhan, temennya Kyungsoo" katanya sambil memeluk tangan Ava agar tidak terus mengepal sambil menjalankan mobil nya untuk menepi setelah lampu merah tadi
"Va, hey liat gue, ini gue Luhan" kali ini Luhan menghadap Ava sepenuhnya dengan kedua tangan menggenggam tangan Ava berusaha melepas tangan nya
"Va liat gue, gue ga akan nyakitin lo Va" kali ini tangan Luhan berpindah ke pipi Ava hingga Ava menatap Luhan sepenuhnya
"Ini gue Va, gue ga akan nyakitin lo, tenang oke?"
"Ka Luhan?" Jawab Ava gamang dengan tatapan anehnya
"Iya ini gue Luhan Va, sorry yaa" jawabnya senang sambil mengusap usap kepala Ava
Butuh beberapa saat untuk Ava kembali dari ketakutannya, dan selama itu juga Luhan terus mengusap usap kepala Ava sambil mencoba membuka telapak tangan Ava yang menggenggam
"Ka Luhan" ucap Ava sekali lagi
"Iya Va ini gue Luhan" Luhan dengan sabar terus mengusap kepala Ava
Dan setelah perdebatan panjang di kepala Ava akhirnya ia tersadar dan kembali dari ketakutannya
"Sorry yaa Va"
"Gapapa ka, gue yang minta maaf masih belum bisa kontrol diri" ujarnya menyesal
"Engga kok, ini bukan sama lo"
" Lo harus percaya gue ga akan nyakitin lo"
"Yah?" Katanya beruntut"Aku coba yaa ka"
"Iya gue bakan tunggu sampai kapan pun itu" kata nya menggenggam tangan Ava meyakinkan yang di jawab anggukan oleh Ava
"Makasih ka" saat Luhan sudah menjalankan mobilnya melanjutkan perjalanan
"Makasih buat apa?"
"Udah mau sabar" jawabnya sambil tersenyum menunjukkan giginya
Sambil terkekeh Luhan mengusap usap kepala Ava dan kembali menggenggam tangan Ava
"Percaya sama gue oke?"
"I'll try"
Luhan kembali terkekeh kemudian melepaskan tangannya takut mengganggu dan kembali memegang stir. Tapi tangannya di tahan oleh Ava membuat Luhan melihat ke arah Ava sebelum kembali ke arah jalan
"Jangan di lepas boleh ga ka?"
"Kenapa?"
"Tangan lo hangat"
Jawaban Ava membuat Luhan membisu tapi tidak dengan jantungnya yang berdetak berkali kali lipat rasa hangat di tangannya mulai menjalar ke hatinya. Sesaat ia berharap bahwa hangat di hatinya bisa sampai ke hati Ava juga.
Hingga ia merasakan Ava menarik tangannya ke arah dadanya dan berbisik yang terdengar lirih dan samar
"Tolong"
Oke oke tau ini lama banget dan sekalinya update sedikit banget wkwkwk
Mumpung #dirumahaja mari kita produktif hehe