setelah mengucapkan yerimakasih pada keluarga samuel, jaehwan dibawa pulang oleh orang tuanya walau sebenarnya keluarga samuel tidak begitu rela jaehwan pergi namun kerena jaehwan berjanji akan sering mengunjungi mereka akhirnya mereka mengizinkan jaehwan pergi.
kini jaehwan berada di rumah besarnya bersama dengan orang orang yang di sayanginya.
" hyung bagai mana bisa anak ong hyung memangil mu appa dan aku omma " tanya jaehwan saat mereka tengah duduk berdua di atas ranjang di kamar jaehwan.
" em itu karena dia memangil ong dan istrinya mom dan ded jadi aku iseng menyuruhnya memangilku appa " ucap minhyun santai.
" hah masa haya seperti itu " ucap jaehwan tidak percaya.
" itu karena dia terlihat mirip dengan mu sebab itu aku sangat menyayanginya dan memintanya memangilku dengan sebutan appa selain itu aku selalu menunjukkan photo mu padanya dan memperkenalkan mu sebagai ommanya " yerang minhyun pada jaehwan.
.
.
.
.semua teman jaehwan dan minhyun telah mendengar kabar bahwa jaehwan masih hidup.
" tuan anda mau kemana sebentar lagi anda ada rapat dengan klayen dari jepang " ucap sekertaris dari seorang pemuda tampan yang merupakan ceo dari perusahan tersebut.
" batalkan semuanya aku tidak perduli tentang itu semua " ucap pemuda itu.
aku ingin segera bertemu jaehwan batinya.
dilain tempat seorang dokter muda tengah beristirahat sebelum iya mendapat telpon dari seseorang , setelah pembicaran di telpon itu terhenti dokter itu berlari keluar dari area tumah sakit dengan tergesa gesa.
jae aku merindukanmu sangat merindukan mu ucapnya dalam hati dengan air mata yang terus menetes.
kedua pemuda itu telah tiba di kediaman keluarga jaehwan.
mereka memasuki rumah tersebut setelah di bukakan pintu oleh seorang maid , setelah berada di ruang keluarga di ruamah itu mereka bisa melihat seorang yang sangat mereka rindukan tengah duduk sambil memakan makanan ringan.
" jangan terlalu banyak memakan makan ringan itu tidak baik untuk kesehatan mu " ucap dokter tersebut yang membuat jaehwan menoleh.
" kya jihoon , guanlin aku merindukan kaliaan " ucap jaehwan.
" aku juga merindukan mu jae, aku tidak menyangka kau masih hidup " ucap pria satunya.
" yak maksudmu kau lebih ingin aku mati begitu " ucap jaehwan dengan kesal.
" eh aku tidak pernah bilang begitu" ucapnya membela diri.
" sudahlah apa kalian hanya ingin berdiri di situ, tidak ingin memelukku " ucap jaehwan dengan nada menggoda.
mereka pun berjalan santai mendekati jaehwan lalu memeluknya bergantian .
" wah sepertinya kalian telah menjadi orang yang sukses , sepertinya hanya aku yang masih penggangguran di sini " ucap jaehwan.
.
.
.
.
.sudah sebulan lewat semenjak jaehwan kembali dan hari ini minhyun berniat untuk melamar jaehwan dengan romantis.
minhyun meminta jaehwan makan malam denganya di sebuah restoran yang telah di boking untuk acara lamaranya itu.
minhyun dan jaehwan telah berada di restoran tersebut dan mulai memesan makanan.
" hyung kenapa disini tidak ada orang lain " ucap jaehwan bingung.
" apa mungkin makan di sini tidak enak hyung makanya gak ada yang mau makan di sini " tambah jaehwan.
" hus kamu ini jangan bicara sembarangan " ucap minhyun datar.
mereka menikmati makan malam dengan damai di iringi musik romantis , hingga sebuah kue coklat pesanan minhyun datang.
" jae ini hyung sudah memesankan kamu kue coklat kesukaan mu " ucap minhyun meminta jaehwan memakan kue tersebut.
jaehwan pun memakan dan menikmati kue kesukaanya itu sementara minhyun memandang jaehwan dengan wajah yang sulit di artikan.
jaehwan telah menghabisi kue coklat tersebut tampa terjadi sesuatu dan itu membuat minhyun binggung.
" oh astaga jae kau menelan cicin yang hyung letakan di kue itu untuk melamarmu " ucap minhyun tidak percaya.
" ya mana aku tau hyung menaruh cicin di situ, kan hyung tau aku sangat suka kue coklat jadi aku tidak sadar kalau di dalamnya ada cicin " cicit jaehwan yang melihat minhyun menggeleng.
" oh astaga aku menyiapkan lamaran yang sangat romantis dan kau mengacaukanya " gumam minhyun namun masih bisa di dengar jaehwan.
hahahaha ingin memberi kejutan malah terkejut batin jaehwan.
.
.
.
.
.
.
tbc