16. Pelampiasan (1)

69 10 5
                                    


" Seperti ingin menjelaskan
namun tahu tidak ada yang mendengarkan."

-Lai Guanlin-

__________________________

Pov Jinyoung

Gue masih sama Cupa, iya dia tiba-tiba bawa gue ke kedai kopi.

"Lo mau ngopi emang?" Tanya gue ke Cupa yang sibuk milih menu.

"Iya kak."

"Yaudah gue juga mau, pesenin kopi espresso."

"Loh kak, itu kan pait?"

"Gapapa, keadaan hati gue juga lagi begitu."

"Yaudah ya Kak, gue mau ke pelayannya dulu." Cupa berdiri kearah pelayan.

Gue menghela nafas berat. Secemburu inikah gue? Kalo dibilang lebay sih iya. Cuma beneran hati gue sakit banget ngeliat kejadian tadi.

Ga lama Cupa dateng.

"Bentar ya Kak, lagi dibuatin sama mbanya." Gue liat Cupa intens, kenapa nih orang baik banget? Maksudnya mau aja gitu ngajak gue kesini, kayak gue pernah baik aja sama dia.

Ahh, jangan-jangan gara-gara malam itu? Iya, malam waktu gue ngajak dia keluar buat makan bareng. Kalau boleh jujur, itu gue cuma penasaran, penasaran kenapa Guanlin bisa bareng Cupa.

Sebenernya gue gabisa terbuka sama orang, apalagi sama cewek, karena gue nganggap semua cewek ke gue, pasti ada butuhnya.

Entah karena suka sama gue, atau..

"Mas Mba, ini coffee latte sama espresso-nya."
Kopinya langsung di tata diatas meja.

Gue langsung minum tanpa berkata sepatah apapun. "Pait." Kata gue sambil mengernyit.

"Kan gue udah bilang Kak, gimana mau pesen lagi?"

"Gausah gapapa."

"Lagian kopi yang Kakak minum itu lebih jujur, warna hitam yang pekat, dengan rasanya yang tidak bohong membuat siapa aja yang minum bakal ngerasa lebih baik?." Cupa meneguk kopinya lalu tersenyum.

Kenapa..

Pas gue denger Cupa ngomong itu, gue jadi lebih tenang?

Apa karena Kopinya atau karena kata-katanya?

"Kak Jinyoung." -Zupa

"Iya?"

"Kak Jinyoung jangan patah hati." ANJIR KOK? Tau..

"Ga gue ga patah--

"Keliatan banget Kak Jinyoung cemburu sama Guanlin kan tadi?" Kata Cupa sambil ketawa kecil.

Cupa nyentuh tangan gue sambil senyum. " Gapapa Kak, asal Kak Jinyoung mau berusaha deket ke cewek itu bisa kok."

Tapi kenapa? Gue liat Cupa senyumnya sekarang beda, iya beda ga kayak senyumnya seperti biasa yang gue akui manis. Gue bisa ngeliat mukanya sedih, tapi gatau sedih karena apa.

"Kak aku ke kamar mandi dulu ya, bentar." Kata Cupa langsung ninggalin gue.

"Berusaha ya?" Gue meneguk kopi, lalu menghela nafas.

Pov Zupa

Gue tau jelas, gue tau dan baru tau. Kak Jinyoung bener-bener suka sama cewek itu, apakah mungkin ini akhir dari gue untuk berjuang ke Kak Jinyoung? Ya..awalnya gue pikir, perjuangan gue dapetin Kak Jinyoung tinggal selangkah lagi. Taunya..

вυĸαɴ αɴαĸ нιтѕ - LαıGυαпℓıп;BαεJıпчσυпɢ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang