prolog

16 0 0
                                    

Los angles. 4.15 PM

Dipenghujung kota yang akrab disebut seatle itu tepatnya di sebuah jalan verity terlihat beberapa pejalan kaki yang berlarian kesana kemari mencari tempat berteduh salah satunya seorang gadis yang kini berlari lari kecil kala titik hujan berubah menjadi tetesan yang lebih banyak. Kaki jenjangnya melangkah pelan memasuki sebuah kedai kopi kecil di deretan jalanan itu. ia memilih duduk di salah satu bangku pojok dekat dengan jendela kaca besar yang menampilkan langsung jalanan kota yang sedikit lenggang. ia menepuk pelan bahunya yang sempat terkena air hujan. Bibir ranumnya berdecak samar melihat bajunya yang sedikit basah, kenapa hujan selalu datang diwaktu yang tidak tepat pikirnya

Seorang pramusaji berjalan pelan menghampiri mejanya dengan membawa buku menu, terlihat gadis muda itu menyapa ramah kearahnya yg ia balas dengan anggukan pelan. Seperti biasa ia memesan hot capucino latte. sepuluh menit kemudian minumannya sudah tersaji di depannya. ia memberikan senyum tipis kepada waiters perempuan itu dan dibalas anggukan olehnya sebelum melangkah pergi. ia meraih mug capucinnonya yang langsung menguarkan aroma percampuran antara kopi dan susu yang sangat khas itu. Ia memejamkan matanya, meresapi aroma kopi itu dalam dalam sebelum menyesapnya perlahan. ia begitu menikmati cairan coklat yang perlahan mengaliri tenggorokannya itu. Minuman candu yang mampu membuatnya merasa tenang dan rileks. Tidak salah ia manandai j'time cafe ini sebagai tempat favoritnya. baginya tidak ada yang bisa menandingi cita rasa buatan kopi disini

dilain tempat

Pria dengan wajah datar itu sedang membolak balikan berkasnya tanpa minat. lebih tepatnya ia sedang tidak fokus bekerja. akhir akhir ini ia sering dihantui oleh perkataan ayahnya minggu lalu. ia tau persis seperti apa watak pak tua itu jika sudah memutuskan suatu hal. ia tidak akan main main dengan ucapannya terlebih lagi ini menyangkut masa depan perusahaan. Ia menutup berkas laporannya seraya memijit pelipisnya, ini tidak akan berakhir dengan mudah pikirnya. ia masih mengingat jelas percakapan dirinya minggu lalu bersama ayahnya

flashback on

sore itu bara baru saja menyelesaikan rapat pentingnya dengan kliennya yang datang dari zurich. Ia tengah berjabat tangan dengan seorang pria yang sudah resmi menjadi partner bisnisnya itu saat tiba tiba handphone disaku celananya bergetar. Ia permisi dengan mengatakan menyesal tidak bisa mengantar kepergian pria itu dan dimaklumi oleh pria itu. Ia melihat nama daddynya yang tertera dilayar ponselnya. Ia melangkah lebar menuju ruangannya

halo dad. ada apa " tanyanya langsung dengan nada suaranya yang terdengar begitu dingin

pria paruh baya diujung sana mendengus kecil ketika mendapati sapaan pertama darinya

kekantor daddy sekarang. ada yang ingin daddy bicarakan padamu. ini penting " pintanya langsung

tidak bisa. 10 menit lagi aku akan memulai rapatku " jawabnya dengan sedikit kesal dengan kelakuan ayahnya. Sebenarnya itu hanya alibinya saja

kalau begitu suruh brian untuk menggantikanmu " David berkata final

tap..   " kata katanya terpotong oleh david yang kembali bersuara

dad tunggu. kau harus sudah tiba disini dalam waktu 5 menit " Ia berdecak kesal kala daddynya langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak tanpa mendengar jawaban darinya

Masih dengan perasaan kesalnya, bara berjalan dengan langkah lebar menuju basement tempat mobilnya terparkir. Ia langsung menancapkan gas menuju kantor daddynya

tak berselang lama bara sudah tiba disebuah bangunan yang menjulang tinggi milik dave company. Ia memasuki ruangan daddynya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Pria dengan setelan jas kerja rapi yang membungkus tubuh tegapnya itu berjalan dengan santai menuju sofa disisi kiri ruangan seraya menghempaskan bokongnya disana. ia melipat tangannya didada seraya memejamkan matanya yang lelah karna bekerja seharian ini. Kegiatannya itu tidak luput dari pandangan pria tua yang tengah duduk dikursi kebesarannya itu dengan mendengus kesal melihat kelakuan putranya. Ia hanya bisa menggeleng melihat kelakuan putra bungsunya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

girl in silenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang