Dania-Deren POV
"Der, tunggu ada yang harus gue bilang sama lo." ucap ku dan menarik tangan nya. Namun dia menolak.
"Gue mau balik dan pasti Lisa nungguin gue Dania."
"Gue denger tadi Lisa di panggil sama guru Fisika buat ngisi nilai makannya gue pengen ngomong sama lo Der. Pliss gue mohon sama lo buat ngomong sama gue sebentar aja Der."
Aku berharap Deren menerima permintaan ku. Ayolahh Der sebentar aja gue mohon...."Yaudahh tapi langsung ke inti pembicaraan aja ya gue gamau bertele-tele soal nya gue ga su---." ucapan nya ku potong karna aku tau apa yg akan dia katakan.
"Gue ga suka sama orang yg terlalu banyak menggunakan bahasa Indonesia berlebihan. Gitu kan? Tanpa lo sadarin gue masih inget kata-kata lo."
"Eh, iya yaudah ayo ke tama belakang aja soal nya gue kalo curhat pasti ke taman belakang." ucap nya dan meninggal kan ku di belakang dan ku lihat tangan ku lalu teringat dimana Deren yg dulu selalu menarik tangan ku dan menyatukan tangan nya di tangan ku. Namun sekarang? Sejujur nya aku sangat sesak melihat ini tapi apa lah daya yang harus ku lakukan dia sudah terlalu kecewa dengan ku.
"Hupppppppppp, hahhhhhhhh." ku tarik nafas ku dan ku buang kembali lalu ku ikuti Deren pergi dari belakang. Tak lama aku berjalan akhirnya kita berhenti di taman yang tidak terlalu besar namun sepi dan sejuk. Ah aku ingat Deren sangat suka dengan hal yang seperti ini jadi tak salah.
"Lo sering kesini Der?." tanya ku membuka keheningan.
"Hmm ya begitu gue selalu kesini kalo suasana hati gue buruk, nah sekarang lo mau ngomong tentang apa?." ku tarik nafas ku dan ku buang kembali lalu aku berbicara.
"Apa kita gabisa kaya dulu lagi Der?." tanya ku dan reaksi Deren sangat kaget dengan pertanyaan yg ku lontar kan.
"Maksud lo? Balikan?."
"Arti kata balik lagi kaya dulu bukan hanya tertuju ke balikan Der, maksud balik lagi kaya dulu itu gue pengen kita bertiga lagi. Dania Lisa & Deren, gue kangen masa-masa dimana kita selalu bertiga dan gue kangen dimana kita main sepeda boceng tiga. Dan sekarang? Apa lo masih inget hal itu Der? Masih kah? Atau sudah terkubur dari dulu? Setiap gue liat lo dada gue selalu sesak gatau kenapa gue selalu pengen nangis kalo liat muka lo. Masih ingat kah lo dimana kita tidur di pantai dan liat bintang? Itu kenangan sehari sebelum gue pergi. Apa lo inget pertanyaan gue yang bilang " kalo kamu langit kamu bakal pilih bintang atau bulan?." dan lo jawab bintang karna bintang itu ada nya di langit jadi mereka udah sepasang. Gue disana sama seperti lo disini Der dan disana gue bahagia kalo udah malam dan gue selalu liat ke langit dan liat bintang dan gue harap lo melakukan hal yg sama." tak kuat lagi aku menahan bendungan air yg berada di kelopak mata dan air itu terus mengalir tanpa henti. Aku hanya menundukan kepala ku agar Deren tak melihat aku menangis.
"Dania? Udah jangan nangis ah lo selalu tau kelemahan gue setiap gue liat lo nangis gue bakal ikut nangis kan? Lo inget kan? ." tangan nya menyentuh pipi ku dan mengusap air mata ku lalu ku lihat wajah nya, wajah nya masih sama seperti dulu masih Deren nya Dania. Namun itu Dulu bukan sekarang.
"Jadi bisa kah kita bertiga seperti dulu Der?."
"Gabisa!!!!."
Teriak seseorang dari belakang dan ternyata itu adalah Lisa.
"Seenaknya lo mengatakan hal seperti itu dengan mudah! Gue masih benci sama lo! Gue masih muak sama lo! Lo itu hal yang paling menjijikan! Gue benci sama lo! Pergi lo, brengsek!" tak ku sangka Lisa mengatakan hal seperti itu kepada ku. Aku hanya menangis tanpa membalas pernyataan nya.
"Lisa!!! Cukup ya. Kenapa lo ngomkng gitu? Apa pantes lo ngomong gitu ke Dania? Hah? Pantes?." ucap Deren.
"Ohh jadi lo sekarang lebih bela cewe kampungan kaya dia dibandingkan sahabat orok lo ha? Eh Dania, lo racunin apa temen gue sampe dia ngebela lo kaya gini? Woiii jawab dong! Lo bisu? Jawab dong!!! Ga bisa jawab lo?." ucap Lisa dan mendorong ku sungguh menyakit kan seperti ini. Sesayang itu kah Lisa terhadap Deren? Bahkan melihat Deren terluka oleh orang lain dia menghajar orang itu tanpa tau orang itu siapa.
"LISA!!! Cukup gue mohon cukup. Sekarang gue mau ngomong sama lo, gimana posisi lo sama Dania di tuker? Apa lo mau di gituin? Apa lo sanggup denger kata-kata kasar yg lo keluarin? Sanggup? Gue udah bilang berapa kali sih sama lo Lis supaya kita bersikap biasa aja supaya gaada yg tersakiti dan menyakiti(lagi) ayo Lis gue gamau kaya gini! Gue berasa penyebab masalah ini dan gue selalu menyalahkan diri sendiri karna gue jatuh cinta sama Dania dan ninggalin lo sahabat gue sendiri demi Dania! Gue pengen kita kaya dulu lagi kita bertiga dan bahagia tanpa menyakiti seperti ini. Pliss gue mohon Lis,Dania." perkataan Deren sangat menohok sehingga Lisa terdiam.
"Maafin gue Lis, gue emang brengsek dan gatau diri iya itu gue akuin sendiri. Tapi bisa kah lo nanggepin perkataan gue dengan pikiran yg dingin? Gue tau lo benci dan gasuka sama gue tapi apa lo inget apa yang kita lakuin bertiga dulu? Kita bahagia bareng Lis! Bahagia! Dan sekarang? kita seperti seorang pecundang yang bertemu dengan seorang pencemooh. Apa lo mau seperti ini terus? Ayo jawab Lis! Jangan diem aja! Lo bisu? Sampe lo gabisa jawab?." tanya ku dan mebalikan pertanyaan yang dia lontar kan kepada ku sebelum nya.
"Ayo Lis jawab, apa lo gabisa maafin orang? Itu udah kejadian 2 tahun oh salah bahkan sudah 3 tahun apa lo masih mau nyimpen dendam di hati lo? Kalo iya berarti hati lo bakalan busuk dan lo mau kehilangan gue,Abell,Jennie,Rose,Melody dan Bella? Mau Lis? Eh! Lo itu udah dewasa Lis jangan kaya bocah yang cuma mau di ngertiin aja." baru pertama kali aku mendengar Deren berbicara dengan nada yang tinggi dan Lisa dia menangis mungkin dia syok dengan perkataan Deren barusan. Aku ingin sekali memeluk dia dan membelai rambut nya namun dia pasti akan menolaknya. Jadi ku urungkan niat ku dan hanya diam.
"Der? Lo berani nyentak gue gitu? Oke gue gabakal bicara sedikit pun sama lo berdua mulai sekarang dan gue gabakal ganggu apapun yang lo lakuin." ucap Lisa dengan lirih dan terus menangis lalu berlari meninggalkan aku dan Deren.
"Lisa!!!!." teriak ku dan Deren memanggil Lisa namun dia tetap berlari.
"Kalian tahu? Begitu lah cinta dalam persahabatan mungkin salah satu akan merasakan sakit namun tidak berdarah, itu sungguh Menyakitkan!. Dan aku berharap ini tidak akan pernah terjadi (lagi) hanya satu kata yang bisa mengungkapkan semua nya yaitu Harapan!."
Bonus pict hy Abell:*
Bersambung....
Follow my instagram
@lisagalaaa_
@ylsgl_
KAMU SEDANG MEMBACA
DERABELL
Romance"Ini cerita ku, Sebelumnya, Aku tidak pernah membayangkan akan mengenalmu, bahkan aku tidak pernah melirikmu sedikitpun. Hingga saat nya tiba, aku dan kamu saling mengenal. Jujur saja, kamu datang disaat yang begitu tepat. Awalnya aku tidak ingin me...