19

14 1 0
                                    

Autor POV

Terjadi pertengkaran antara Deren,Lisa dan Dania. Namun sebenarnya Abell mengetahui pertengkaran mereka namun Abell tak ingin memberi tahu siapa pun.

******


Abell POV

"Kasian Lisa dia niat baik tapi si Deren ngebentak gitu, jadi sebel deh yaudah ah dari pada Lisa kenapa-kenapa mending gue ikutin kemana dia pergi." lalu aku ikuti kemana Lisa pergi dan pergi menggunakan busway. Kemana dia akan pergi?

"Ayolah Lis lo jangan nangsis gitu! Gue jadi benci sama Deren kalo gini Lis." tak lama Lisa berhenti di halte lalu berlari menuju taman yang penuh dengan ayunan. Terdengar sekali isak tangisan Lisa hingga aku tidak tega melihat nya.

"Lis? Lo baik-baik aja kan?." tanya ku.

"Loh Abell? Kenapa lo disini?."

"Gue ngikutin lo kesini gue gamau lo kenapa-kenapa gue udah liat semua nya Lis." lalu Lisa memeluk ku dan menangis sangat kencang hingga aku pun ikut menangis dan mengelus rambut nya.

"Deren udah bukan lagi Deren yang gue kenal Bell, aaaa.. Hiks. Itu semua gara gara si Dania brengsek! Niat gue baik tapi di bales gitu. Gue cuma mau Deren sama lo Bell gue gamau Deren sama Dania lagi." ucap nya dan terus menangis lalu mempererat pelukan hingga aku kesulitan bernafas.

"Lis? Dengerin gue ya apa yang dibilang Deren itu ada bener nya kok, lo gaboleh tanem bibit kebencian di hati lo karna itu bakal bikin lo jatoh bukan nya naik. Gue tau gue emang masih ade kelas lo tapi gue sebagai ade kelas lo pengen lo bisa damaiin hati dan otak lu biar mereka cocok lagi, gue pernah ko kaya lo tapi gue maafin dia dan sekarang gue deket banget malah dan orang itu adalah Jennie."

"Jennie?."

"Hmmm iya Jennie tapi liat kan dia sama gue lebih kaya saudara? Itu karna apa? Karna gue bisa bikin damai hati dan otak gue. Sekarang gue mau lo kaya gitu bisa? Emang sih awal nya ga bisa tapi lama kelamaan bisa kok, gue percaya sama lo Lis lo pasti bisa. Yaudah sekarang pulang aja yu soalnya udah mendung juga." ucap ku dan menarik tangan Lisa agar ikut pulang semoga saja Lisa bisa mengikuti apa kata ku tadi.

Aku mengantarkan Lisa sampai rumah dan aku niat untuk langsung pulang namun Lisa ingin aku mampir karna langit pun mendung. Aku melihat mata Lisa yang masih sembab akibat menangis tidak tega untuk menolak ya sudah aku menuruti permintaan Lisa.

"Syalom mah, Lisa pulang." ucap Lisa dan memeluk mama nya dan menangis.

"Loh kamu kenapa nangis? Malu dong anak mama cengeng itu di liatin temen nya." ucap mama Lisa.

"Gpp mah, Lisa lagi berantem sama Deren tadi jadi nangis deh. Oh iya ini temen Lisa yang pernah Lisa ceritain ke mamah."

"Syalom tante, aku Abell." ucap ku dan mencium telapak tangan mama Lisa.

"Syalom sayang, oh ini yang di sukain Deren? Ga salah sih dia imut soal nya ga kaya kamu galak bgt hahaha." aku hanya tersenyum mendengar pujian dari mama Lisa.

"Cih apa sih mah, yaudah ah aku mau ke kamar." ucap Lisa dan menarik tangan ku naik ke kamar Lisa. Kaki melangkah cepat dan tiba lah di pintu kamar yang memiliki riasan pernak-pernik serba BTS. Tidak salah karn Lisa sangat mencintai Korea.

"Bell gue ganti baju dulu ya sekalian mandi lo duduk di kasur aja ya, oke?."

"Oke." Kini aku melihat satu persatu sudut kamar Lisa, kamar Lisa sangat jauh besar nya dengan kamar ku. Dinding yang bergambar bendera Korea, dan lemari yang berwarna pink dan hitam lalu kasur dan karpet nya bergambar BTS. Lalu aku tertuju pada foto palaroid yang banyak sekali jumlah nya, ku lihat ternya foto Lisa dan Deren saat kecil hingga dia SMA. Sesayang itu kah Lisa pada Deren? Bahkan foto ku dan Jennie tidak sebanyak foto Lisa dan Deren. Dan di meja belajar nya foto personil BTS yaitu Kim-Seokjin dan sebuah tanda tangan yang besar apakah itu tanda tangan nya? Ternyata bukan satu personil namun semua personil BTS.

"Secinta itu kah lo sama Korea Lis?."

"Iya suka bgt Bell." sautan seseorang dari belakang ternyata itu Lisa.

"Eh gue cuma liat doang ko Lis."

"Iye kalem aje gue ga marah ko dan lo gaboleh cemburu karna foto polaroid yang numpuk itu foto gue sama Deren." ucap Lisa.

"Ngapain cemburu coba? Emang gue siapa nya dia? Lagian dia kan sahabat lo Lis."

"Kali ini lo bisa ngelak tapi nanti lo bakal ngakuin kalo lo cemburu. Bell? Kenapa lo ga terima Deren aja?."

"Gue belum siap lagian juga gue belum siap buat pacaran." setelah mengucapkan kata itu ponsel Lisa berdering, nada dering nya sangat mengagetkan nada dering yang berjudul Fire-BTS ternyata orang yang menelpon adalah Deren. Namun Lisa mengabaikan nya lalu aku mengambil ponsel yg berwarna pink itu dan mengangkat telepon Deren.

"Hallo?."

"Hallo Lis, gue minta maaf gue ga bermaksud ngebentak lo tadi."

"Ini Abell bukan Lisa, Lisa gamau ngangkat telpon lo karna dia muak sama lo." ucap ku karna Lisa menyuruh ku untuk mengatakan itu.

"Bell bisa lo kasihin hp nya keLisa ga? Gue mau ngomong nih." lalu ku berikan hp kepada Lisa dan Lisa menerima nya namun Lisa menekan tombol merah lalu mematikan daya.

"Loh ko dimatiin? Knp?."

"Gue masih males ngomong sama Deren, lo mau nginep disini ga? Soalnya ujan gede bgt nih." lalu ku lihat jendela Lisa dan ternyata hujan sangat besar lalu ku lihat jam tangan ku dan ternyata sekarang pukul 18:30
Laku ku ambil ponsel ku di dalam tas dan menelpon maboy.

"Hallo bang?."

"Lo dimana? Udeh jam berapa ini? Jadi cewe jangan suka keluyuran ini ujan juga! Balik lo  cepetan!."

"Abell di rumah gue Char, jadi santai aja gue jamin ade lo ga kenapa-kenapa." teriak Lisa.

"Oh di rumah lo yaudeh nanti gue jemput dia balik."

"Dia nginep di rumah gue aja ya Char? Kalo lo jemput nanti lo kuyup mending besok aja ya? Ayolah Char sekali aja."

"Yaudah nanti gue bilang dulu sama bonyok gue kalo di ijinin gue chat ke lo gue bakal jemput tapi kalo gaboleh gue ga chat lo. Yaudeh gue mau belajar jagain ade gue! Lo jangan manja Bell gausah cerewet!."

Setelah mengucapkan kata itu telpon dimatikan lalu Lisa memberikan baju ganti dan turun kebawah untuk makan malam.


Bersambung....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DERABELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang