10

257 50 6
                                    

Author's POV

Beberapa hari ini, di setiap paginya namja mungil itu memasuki gerbang sekolah dengan gerak-gerik yang aneh dan raut wajahnya yang was-was.

Ada apa dengannya? Kenapa dia seperti itu?

Karena dia sedang menghindari seseorang yang sudah membuat jantungnya tak berkerja dengan normal, menerornya dengan menagih 'hutang'nya yang tak kunjung dibayar. Namja tinggi berkulit putih pucat dan mempunyai bibir tipis. Siapa lagi kalau bukan Oh Sehun.

Setelah turun dari kendaraan milik Hyungnya. Dia mulai berjalan memasuki gerbang sekolah dengan sangat hati-hati. Memutar pandangannya ke kanan dan ke kiri, dengan tatapan mata seolah-olah ia sedang men-scan daerah di sekelilingnya.

Kyungsoo's POV

Ok. Sekarang aku sudah terlihat seperti seorang buronan yang sedang bersembunyi dari kejaran polisi. Ah, aku tak peduli, aku harus sampai ke kelas dengan cepat. Dan semoga saja hari ini aku tak bertemu dengannya.

Greppp...

"OMO!?"

Tiba-tiba saja dari belakang ada seseorang yang menarik tanganku, dan otomatis tubuhku berputar berbalik menghadapnya dengan mata terpejam. Aku harap bukan dia!

"Yaaa... Kenapa kau menutup matamu?! Bukalah." Ucap namja itu.

Tunggu sebentar... Suaranya berbeda. Terdengar lebih berat.

Aku mulai membuka mataku perlahan. Ternyata dia bukan namja yang aku maksud. Dia...

Park Chanyeol.

"Huh... Aku kira siapa, ternyata si jerapah pabo. Wae?" Aku mulai menstabilkan nafasku.

"Yaaa! Siapa yang kau panggil 'jerapah pabo', eoh?" ucapnya dengan membulatkan matanya, "dan dimana sopan santun mu? Aku ini seonbae mu. Pakailah sebutan 'seonbae' atau 'hyung'!" Perintahnya dengan nada meninggi.

Ck! Apa kau ingin sekali aku panggil dengan sebutan itu? Dan, apa dirinya tak merasakan canggung karena kejadian 'itu' (dibaca : saat aku menyatakan perasaanku padanya) tempo hari lalu?

aku memanggilnya dengan sebutan 'jerapah' karena aku sudah menganggapnya seperti temanku yang lain, seperti memanggil Baekhyun dengan sebutan 'cabai' contohnya. Sesuai dengan apa yang dia minta, kan?

... Menjadi temanku.

"Yee... wae hyung?" Aku terpaksa berkata lembut padanya.

"Aku hanya ingin bertanya..." Dia menggaruk tengkuknya sambil menunduk. Lalu diam seribu bahasa. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.

"Tanya apa hyung... Cepatlah aku sedang buru-buru untuk pergi ke kelas!!!" Aku sudah tak sabar dengannya. Dia kira aku cenayang seperti Baekhyun, yang bisa membaca pikirannya itu.

"Yaaa! Kita ini sudah di gerbang. Kau tak akan terlambat!" Ujarnya sambil melipat tangannya di depan dada.

"Ndeeee.... Mau tanya apa hyung?"

Percuma berdebat dengannya. Membuang waktuku saja.

"Ikuti aku dulu, kita tak bisa membicarakan tentang ini di sini." Ujarnya langsung menarik tanganku lalu membawa ku pergi ke arah samping sekolah.

Kenapa harus ke sini? Memangnya apa yang ingin dia katakan? Lagipula, kenapa tak langsung ke intinya saja, eoh? Arghh... Aku mulai was-was, bel sekolah akan berbunyi dan aku malah berada di sini dengannya.

"Ok, aku sudah mengikutimu ke sini, kau ingin bertanya apa padaku hyung?"

"Mm... Ka-kau... Kau kenapa tak mengirimkan pesan pada ku lagi? Apakah kau... se-sedang mencoba melupakan ku?"

Knock Knock! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang