Previous story...
"hey, kau serius nih mau mengikuti mereka?"
"Satu-satunya cara agar masalahmu tuntas adalah dengan menerjangnya. So, you know my answer."
"kalian benar-benar akan memberiku biji-bijian kan?"
"Tentu saja!! Akan kami beri sebanyak apapun yang kau mau."
"Baiklah. Beri aku sekarung biji-bijian, apapun deh terserah. Berikan itu pada Jackson."
"hei! Kenapa aku-"
"karena kau pasti kuat membawanya."
"kalau kalian sudah memberikan sekarung pada Jackson, kalian bisa membawaku. Teman-temanku ini akan mengikuti kita. Bagaimana? Ide bagus kan?"
---------
Akhirnya para karpoi itu menurunkanku di depan sebuah bangunan yang cukup seram. Banyak patung-patung imitasi manusia dan hewan yang seukuran aslinya.
Aku jadi merinding, membayangkan betapa mengerikannya tante-tante yang akan kita temui ini.
BRUKK
"Aku lelah!" kata Jackson yang sudah berbaring di tanah. Taeyong duduk untuk minum. "Capek banget ya?" tanyaku.
"Jangan tanya deh! Kau enak, digotong oleh bayi-bayi montok itu! Kita jalan kaki, lari malahan, sambil membawa karung sialan ini!" jackson menendang karung berisi biji-bijian itu.
"Sebenarnya, buat apa sih biji-bijian ini? Kau mau bercocok tanam? Disini?" tanya Taeyong. Nafasnya masih tersengal-sengal akibat perjalanan barusan.
"Ide yang bagus." Kita bertiga langsung menoleh ke arah suara. Mungkin itu yang dibilang karpoi tadi, tante-tante bercadar yang ingin bertemu denganku. "Disini tanahnya subur, tapi aku tidak bisa memanfaatkannya dan justru membuat patung-patung konyol ini."
Taeyong terperangah, "heee? Ini semua buatan anda? Wow."
"Hahaha. Daripada memanggilku dengan sapaan formal seperti itu, lebih baik kau panggil aku Bibi Em."
Aku akhirnya maju, "baiklah, Bibi Em. Kudengar dari para karpoi yang membawaku, kau ingin bertemu denganku."
Bibi Em maju, dan baru tiga langkah saja aku sudah merasakan hawa tidak enak darinya. "benar sayang. Ayo kita masuk terlebih dahulu. Aku sudah menyiapkan makanan untuk kalian para petualang."
Benar saja. Begitu kami diajak masuk ke ruang dapur (yang sebenarnya kalau kulihat lebih mirip kantin di sekolah-sekolah), bau makanan langsung menyeruak. Kami langsung duduk disalah satu meja yang sudah dihidangkan berbagai makanan. Ada hamburger, kentang goreng, sandwich (lagi), pizza, sup jagung, kripik kentang, diet coke, berbagai jus, dan tak lupa ada buah-buahan.
Jackson yang tadinya lelah langsung bersemangat begitu melihat banyaknya makanan yang tersedia. "kita boleh makan sekarang kan?" tanya jackson. Benar-benar tak tahu malu.
"Tentu saja. Tapi sembari makan, aku ingin mendengar cerita pengembaraan kalian." Katanya Bibi Em, sambil menatapku. Rasanya, aku seperti berhenti bergerak, dan hanya diam saja. Sampai Taeyong menyikutku, "hei, dimakan tuh. Keburu dingin."
Aku akhirnya tetap makan, meskipun baru beberapa jam yang lalu kita makan. Aku berusaha untuk was-was. Bukannya apa-apa, ini karena aku mendengar bunyi aneh. Kupikir awalnya hanya penggorengan kentang karena bau kentang goreng sangat kentara disini. Tapi... ah sudahlah.
"Jadi, kalian harus mengambil apel itu dan diberikan pada Hera?" tanya Bibi Em pada akhirnya. Aku mengangguk, "yahh, ini semua berawal dari kunjungan non demigod yang tak terduga di perkemahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMIGOD
Fantasy"So, who am I?" "Demigod." "What's that?" "Human-Deity halfblood." "What?!!" "What?" Inikah istilah untuk seorang blasteran antara manusia dan... dewa? dellthakim copyright © 2017