Previous story...
"hmm baguslah. Berarti aku mengandalkanmu untuk apel itu ya hyung."
"terus, apa yang akan kulakukan?"
"ya cukup tunggu saja. Berjaga-jaga kalau nanti si ladon malah ingin mencelakai Taeyong."
"oke deh. rencana sudah matang ya. sekarang kita bergiliran tidur."
----------
"hey ayo bangun. Ini sudah jam setengah 7!" aku terus merongrong Taeyong dan Jackson agar segera bangun. Semalam saat pembagian giliran jaga, aku mendapat urutan terakhir. Jadi sembari menjaga Taeyong dan Jackson tidur, aku juga sempat membuat tiga porsi bibimbap untuk sarapan. Tidak lupa aku membuat susu hangat.
Mengapa aku bisa membuat bibimbap? jangan lupa, kita kan sedang menginap di sarang medusa. Jadi disini ada banyak bahan masakan yang tersedia.
Aku semata-mata hanya berharap kalau bahan-bahan tersebut tidak diracun oleh medusa sebelum dia mati.
Hihh ngeri kalau itu kenyataan.
"HEY AYO BANGUN! MAU TIDUR SAMPAI KAPAN HAH!" untungnya badanku sudah lebih baik dari kemarin. Kalau tidak, aku tidak bisa membangunkan mereka dengan berteriak seperti ini.
Akhirnya mereka berdua bangun.
"hah sudah kesiangan ternyata!" Taeyong jadi panik begitu melihat ke luar jendela. Matahari sudah cukup tinggi, bung.
Sementara Jackson malah menggerutu, "teriakanmu kurang keras, tha."
"salah sendiri, bangunnya lama. Ayo cepat kalian berbenah, agar kita cepat berangkat. Aku sudah menyiapkan bibimbap, jadi jangan lelet!"
Selanjutnya, aku hanya berleha-leha sementara Taeyong dan Jackson ribut. Mulai dari mandi, beres-beres barang bawaan, hingga makan.
Saat memegang mangkuk berisi bibimbap, Jackson bertanya padaku, "kenapa kau bisa membuat bibimbap? kau bawa sayur dari hanok village?"
Pertanyaan bodoh macam apa ini.
"ya nggak lah! Disini bahan masakan sangat lengkap, jadi aku tidak kesusahan."
"kau yakin tha ini aman dimakan?" tanya Taeyong.
"tentu saja yakin, kalau nggak aku sudah mati daritadi. Aku juga makan bibimbap yang sama dengan kalian." Aku langsung memelototi mereka, "cepat makan!!"
Akhirnya kita bisa melanjutkan perjalanan kita. Hari yang cerah, semangat baru, bekal yang terisi ulang, semua ini membuatku berada dalam keadaan good mood.
"kita cuma tinggal naik kan? Nggak perlu berbelok-belok?" tanya Jackson. Aku mengangguk, "yep. Jangan sampai kita meninggalkan sungai. Sungai ini pasti mengalir dari atas ke bawah, jadi kita bisa menggunakan sungai ini sebagai petunjuk arah."
"oh iya, aku pernah dengar itu juga dari guruku saat smp. Kalau kita tersesat di gunung, kita hanya perlu mencari sungai karena ia akan membantu kita selamat," kata Taeyong.
"kukira kau tidak sekolah tae," celetuk Jackson. Taeyong mendengus, "enak saja, aku sekolah tahu. Bahkan sebelum aku masuk hanok village aku sudah lulus SMA. Jangan kira aku bodoh ya."
"haha baguslah, daripada Martha, sekolah saja tidak," ledek Jackson. Aku mendelik kesal padanya, "mending kau diam deh daripada aku menusukmu dengan lightsaberku."
"iya deh ampun," kata Jackson, lalu dia mendekati Taeyong dan berbisik, "galak banget sih Martha."
Taeyong hanya tertawa, sementara aku jadi makin kesal, "KAU PIKIR AKU TIDAK DENGAR?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMIGOD
Fantasy"So, who am I?" "Demigod." "What's that?" "Human-Deity halfblood." "What?!!" "What?" Inikah istilah untuk seorang blasteran antara manusia dan... dewa? dellthakim copyright © 2017