Previous story..
"YAAASSHHH!!! APA YANG JATUH DITUBUHKU!!! BASAH IH!"
"Tae, tutupi benda itu dengan karung yang ada didekatmu."
"Sudah?" tanya Jackson.
"Iya. Ih jijik banget deh kena darah begini."
"Tae,tolong antar Martha kedalam. Aku akan menyeret benda bodoh itu."
----------
"Demi Aphrodite. Aku benar-benar kesal," gerutu Taeyong saat merebahkan dirinya di salah satu sofa. "Kenapa?" tanya Jackson.
Taeyong membanting salah satu peralatan milik Medusa, "ini misiku, harusnya aku yang memimpin kan? Tapi justru aku kelihatan bodoh tiap kita bertemu bahaya. Sebenarnya aku kenapa sih!"
"Jangan menyalahkan dirimu sendiri, Tae. Percayalah, peran besarmu masih menanti," ucap Jackson. Tumben dia bisa berkata bijak seperti itu. untunglah Taeyong jadi lebih tenang setelah mendengarnya.
"Kita terpaksa harus menginap disini. Tandanya kita bakal melewatkan satu malam dengan sia-sih," kata Taeyong.
Aku berusaha duduk, meskipun kepalaku jadi makin pusing. "Nggak juga. Setidaknya kita sudah melewati hari yang melelahkan. Kita butuh istirahat juga."
"Jangan duduk dulu, Tha. Badanmu pasti sakit semua."
Aku tidak peduli. Sekarang kita bertiga sedang ada di dalam rumah Medusa untuk 'menginap'. Cukup nyaman sih, fasilitasnya lengkap. Banyak makanan juga. Tapi kenyataan tentang misi ini yang membuatku tidak nyaman.
"Lalu kepala menjijikkan itu lebih baik kita apakan? Kita buang?" tanya Taeyong.
"Jangan. Itu adalah rampasan perang kita. Kita bisa memanfaatkannya," kata Jackson. "Hah? Tapi kan kita tidak sedang berperang. Maksudku tidak dalam peperangan besar seperti yang ada dalam buku sejarah," sergah Taeyong.
"Memang bukan perang secara harfiah sih. Hanya saja, setiap pahlawan yang menang melawan monster memang berhak mengambil barang apapun yang tersisa dari musuhnya."
"Hmm, seperti kepala itu."
Aku menyeruput coklat hangat yang Taeyong buatkan untukku, lalu mulai berpikir akan sesuatu.
"Bagaimana kalau kita kirimkan ini untuk Ayahku?" ujarku. Kedua cowok itu kini menatapku heran. "Poseidon?"
Aku mengangguk.
"Jadi maksudmu kau ingin menunjukkan pada Ayahmu bahwa kau berhasil membunuh mantan ayahmu, begitu?" tanya Jackson penuh sarkasme. Taeyong hanya bisa meringis mendengar pertanyaan Jackson barusan.
"Duh, susah deh ngomong sama orang bebal. Maksudku, kita kirimkan kepala itu sebagai persembahan, agar nanti diperjalanan kalau kita butuh pertolongan Ayahku mau memberi bantuan."
Jackson masih saja melihatku dengan sinis, "jadi maksudmu setelah mendapatkan apel emas itu, kita akan membawanya ke Olympus lewat laut? Begitu?"
Aku mengangguk, "yah, aku juga nggak terlalu berharap kita ke seoul lewat laut sih, karena pasti rute perjalanan kita akan berputar jauh."
"Heol. Lalu kenapa tidak meminta tolong pada Zeus? Lebih cepat melalui udara kan daripada laut?"
Seketika aku merasa sangat kesal karena Jackson tidak kunjung paham dengan apa yang kumaksud, "ini adalah ucapan tolol lain yang kudengar hari ini, Jack. Kamu paham tidak sih, kalau yang memberi kita misi adalah ratu langit? Kalau kita meminta tolong pada Ayahmu, tentunya Hera akan berpikir 'sudah kutolong pun masih belum cukup'. Jadi jangan sampai kita melibatkan Raja dan Ratu."
![](https://img.wattpad.com/cover/116609840-288-k787270.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMIGOD
Fantasy"So, who am I?" "Demigod." "What's that?" "Human-Deity halfblood." "What?!!" "What?" Inikah istilah untuk seorang blasteran antara manusia dan... dewa? dellthakim copyright © 2017