Hari ini, ka Ilham menepati janjinya. Rasanya masih tak percaya atas ini semua, dalam hati aku terus bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepadaku. Sungguh kebahagiaan yang tak terlukiskan oleh kata-kata.
Kami mulai membagi-bagi tugas untuk membersihkan rumah ini, aku membersihkan bagian dalam sedangkan ka Ilham membersihkan halaman depan dan belakang.
Hari beranjak siang, matahari mulai sejajar di atas kepala. Akhirnya pekerjaanku selesai,
"Alhamdulillah selesai juga," ku lihat sekeliling ruangan sudah bersih dan semua peralatan rumah tangga tertata dengan rapih."Sepertinya ka Ilham belum selesai deh, aku buatkan minuman dingin dulu deh, biar dia jadi lebih segar, kasian panas-panasan di halaman,"
Ku bawa teko berisi minuman dingin ke teras, ku lihat ia masih membersihkan sebagian tanaman yang ada di halaman.
"Ka minum dulu pasti haus," ku tuangkan air ke dalam gelas.Ia meneguk air yang sudah kutuangkan, aku dibuat tertawa karena melihat tingkahnya yang meneguk air minum itu dengan sekali tegukkan saja, hingga tak ada satu tetes pun yang tersisa di dalam gelas.
"Kenapa tertawa de?" tanyanya heran.
"Lucu aja. Kakak baru beres-beres segitu saja sudah kelelahan. Sampai keringetan begitu lagi," kataku."Gimana ga keringetan si de? Orang beres-beres dibawah panas matahari gini, lah kamu kan enak di dalam rumah," jawabnya sambil mengipas-ngipas tubuhnya dengan kaos yang ia gunakan.
💓💓💓💓💓💓💓
Jam sudah menunjukan pukul 12.00 sebentar lagi waktunya sholat dzuhur. Kami masuk ke dalam rumah, ka Ilham segera membersihkan tubuhnya dari keringat dan debu. Ku siapkan jubah untuk ia kenakan untuk sholat berjama'ah di masjid.
Selesai menyiapkan pakaian bersih untuk ka Ilham, ku lanjutkan aktifitasku di dapur mulai dari memasak nasi hingga lauk makan siang kami hari ini.
Sengaja hari ini ku buatkan makanan spesial untuknya, sebagai ucapan terima kasih karena ia sudah bersusah payah mencoba membahagiakanku dengan sepenuh hatinya.
Entag mengapa hari ini senyumku tak pernah lepas menghiasi bibirku, ternyata seperti ini rasanya melayani suami tanpa ada siapapun yang mengganggu. Rasanya sungguh bahagia, baru kali ini aku benar-benar merasakan tugas sebagai seorang istri
Suara adzan dzuhur mulai berkumandang memecahkan keheningan di siang hari yang panas ini.
Ka Ilham sudah rapih dengan memakai jubah yang sudah ku siapkan ketika ia sedang mandi, dan bersiap untuk berangkat ke masjid.
Ia menghampiriku yang sedang memasak,
"Aku berangkat dulu ya sayang," ucapnya berbisik di telingaku sambil memeluk tubuhku dengan penuh ke hangatan."Iya ka, hati-hati ya," ku cium tangan kanannya dengan takdzim, ia membalas mencium keningku.
"Assalamu'alaikum sayang," pamitnya.
"wa'alaikumsalam,"💓💓💓💓💓💓💓
"Alhamdulillah akhirnya selesai juga, Masakan sudah siap. Mandi dulu ah, bau terasi bajunya,"Sehabis mandi segera ku tunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim, ku hamparkan sajadah untuk mendekatkan diri kepada Allah yang maha pencipta, mencurahkan isi hatiku dan mengucapkan rasa syukur terhadap nikmat yang telah Ia beri untuk kehidupanku.
Segera ku rapihkan sajadah dan mukena putih milikku, terdengar ketukan pintu dari luar.
"Assalamu'alaikum de," ucap ka Ilham dibalik pintu.
"Wa'alaikumsalam, tunggu sebentar," ku raih hijab yang berada di tempat tidur, dan berjalan dengan setengah berlari menuju arah pintu depan rumah.
Selesai mengganti baju ia segera duduk di depan tv, menyalakan tv untuk menonton acara berita di salah satu stasiun televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara (END)
RomanceMutiara adalah seorang wanita yang di takdirkan menjadi istri kedua dari Ilham. Cobaan selalu datang kepadanya. Apakah kebahagiaan akan ditemukan? Update setiap sabtu dan minggu Plagiat jauh jauh ya Berkaryalah dng karya sendiri lebih mulia dari pda...