Saat Denand berjalan memasuki kantin bersama Luna, banyak pasang mata yang tadinya sibuk dengan kegiatan mereka beralih menatapnya. Melihat Denand pergi ke kantin bersama perempuan merupakan pemandangan langka selama hampir tiga tahun mereka menjadi siswa di sekolah ini.
Luna yang merasa diperhatikan semakin menundukan kepalanya dan mengeratkan pegangannya pada bekal yang sedang ia bawa. Dia bukanlah orang yang suka bila diperhatikan banyak orang, dia kurang percaya diri terhadap itu semua. Dari dulu pun begitu, apalagi setelah kejadian beberapa waktu lalu.
Denand yang berjalan disamping Luna menyadari jika gadis disampingnya merasa tidak nyaman dengan keadaan sekarang. Dia berhenti kemudian menatap orang orang yang sedang memperhatikan Luna, menatapnya tajam agar mereka kembali ke aktivitas masing masing.
Denand menuntun Luna untuk duduk sementara dirinya memesan makanan. Untungnya tidak banyak yang antre sehingga Denand bisa cepat kembali ke tempat Luna.
"Lun.."
Perempuan yang dipanggil namanya itu mengangkat kepalanya menatap si pemanggil. Denand berdiri disana bersiap untuk duduk.
"Iya?"
"Lo makan duluan aja." suruhnya ketika melihat gadis dihadapannya ini belum membuka bekal yang dibawanya.
"Aku nunggu kamu aja,"
"Gue bilang makan Luna. Gue cepet kok makannya." paksanya pada Luna.
Denand memperhatikan Luna yang perlahan membuka bekal miliknya, dilihatnya bekal itu berisi nasi goreng, dengan sosis, telur, tomat dan ayam yang disuwir kecil. Gadis itu dengan perlahan mulai menyantap makanannya. Cara makannya membuat Denand tertarik, dia suka saat gadis itu makan dengan lahap dan sesekali tersenyum seakan tidak memiliki beban, mungkin karena makanannya.
Denand baru kali ini melihat kebahagiaan dari Luna, meskipun hanya sekecil itu. Tak lama pesanan Denand datang membuat laki laki itu beralih kepada makanannya. Sesekali dirinya masih memperhatikan Luna yang tak menghiraukan sekitarnya.
"Luna?" ucap Denand memecah keheningan.
"Apa?"
"Gue mau tanya, apa lo__" ucapan Denand terhenti saat tiba tiba ada tiga orang tak diundang duduk di dekatnya membawa makanan yang sudah hampir habis.
"Pantes aja ditungguin kagak nyusul, orang sama cewek gini" celetuk Reno.
Denand berdecak sedangkan Luna menatap ketiga orang tadi dengan tatapan tak enak.
"Parah lo nand, kita udah nunggu lama juga." sahut Angga
"Punya pacar nggak kabar kabar aja lo" kini giliran Revon yang menyahut.
Perkataan teman temannya membuat Denand mendengus sebal, teman temannya itu selalu bisa merusak suasana. Lagian siapa yang pacaran? Ngaco.
"Kalian ngapain sih! Ganggu aja." ketusnya.
"Wahh, dibilang ganggu kita?" protes Angga.
"Bener bener pacaran ya lo?!"
"Nggaklah, Luna itu temen gue"jelasnya.
"Oh temen tapi mesra?" Reno berkata lagi, ingin menggoda sahabatnya.
"Lun kita boleh kan gabung? Nggak ganggu kayak yang dibilang ni orang kan?"
Luna yang dari tadi diam terkejut saat diberi pertanyaan oleh teman teman Denand.
"Eh.. Eng..enggak kok."
"Terserah deh, udah cepet lanjut makan keburu masuk,"
"Siap bos" jawab mereka serentak kecuali Luna.
Mereka selesai makan saat bel masuk kurang lima menit lagi berbunyi.
"Kalian bertiga duluan aja, gue mau anter Luna ke kelas." kata Denand membuat ketiga temannya melongo tak percaya. "Ayo"
Sesampainya di kelas Luna, Denand berhenti sejenak dan berkata pada Luna "Nanti gue anter pulang."
"Eh, enggak usah." ucap Luna berusaha menolak.
"Gue maksa"
"Ta__"
"Gak boleh ada penolakan" ia berkata tegas kemudian pergi dari sana.
Gisel yang baru selesai menyalin tugas Luna menghampiri sahabatnya itu. Tadi dia tidak mengikuti Luna karena dia belum mengerjakan tugas dari Bu Nomi.
"Tadi nggak ada apa apa kan?"
Luna tersenyum pada Gisel, sahabatnya itu memang sangat perduli padanya. "Enggak kok,"
"Sukur deh. Eh tapi ngapain sama Denand?" tanya Gisel mendelik.
"Makan"
"Ya gue tahu Lun, maksud gue kenapa Denand ngajak lo?"
"Enggak tahu, katanya karena kita teman"
"Modus pasti."
"Gis, jangan berperasangka dulu."
"Ya ta__" belum sempat menyelesaikan ucapannya namun sang guru sudah terlebih dahulu masuk ke dalam kelas.
"Siang anak anak, kumpulkan tugas kalian sekarang"
♥♥♥♥
KAMU SEDANG MEMBACA
DENAND
Teen FictionAwalnya ada keraguan pada hati ini untuk kembali mencintai. Aku sadar bahwa ini dunia nyata yang tidak mungkin selalu berakhir bahagia. Tidak juga melulu tentang hidup kita. Namun kehadirannya membuat aku percaya jika akhir bahagia itu juga ada di k...