오 ● Lima

303 47 26
                                    


"Apa mungkin, itu adalah aku yang sesungguhnya?"

Tangan Changsub berhenti memasok makanan ke mulut. "Bagus. Itu artinya aku benar-benar memelihara hantu di sini."

Yook mencibir. Ia menyudahi makannya dengan segelas air putih. Pikirannya masih sibuk mencari tahu bagaimana mungkin dia yang sekarang terpisah dengan tubuhnya.

"Geundae, Hyung. Siapa namanya tadi?"

"Yook Sungjae."

"Wah, nama yang keren."

Kini giliran Changsub yang mencibir.

"Kita belum bisa katakan apa benar Yook Sungjae itu adalah aku sebelum memastikannya. Jadi kurasa kita harus melakukan beberapa tes," ujar Yook sok berpaham.

Changsub yang bisa merasakan kejanggalan kemudian menginterupsi, "Tunggu. 'Kita'? Aku merasa apapun tindakan itu hanya akan merepotkanku seorang. Hanya aku, karena kuyakin kau akan sibuk membongkar isi lemari atau membuat keributan lagi dan menakut-nakuti adik atau ibuku."

Itu benar. Jika mereka hendak tau soal Yook Sungjae, maka Changsub adalah satu-satunya pihak yang bisa turun tangan. Yook mengangguk-angguk, tapi terus membujuk Changsub agar mau melakukannya untuknya.

"Ayolah, Hyung. Ini juga demi dirimu. Kau tidak berniat membiarkanku selamanya tinggal satu atap dengan adikmu yang cantik, kan?"

"YA! Kau akan menyesal mengatakannya."

Yook terkekeh geli. Ia hanya tidak tahu seberapa mudah bagi adik Changsub untuk mematahkan lengannya, seperti membelah papan kayu atau batu bata yang ia pelajari di klub taekwondo-nya.

"Hyung, aku tahu ini aneh. Tapi, aku ingat semua hal tentang diriku kecuali nama dan alasan mengapa aku ada di sini."

"Kau bilang namamu 'Yook'."

Yook cengar-cengir saat menceritakan bagaimana ia tiba-tiba terpikirkan nama itu dalam sekejap, hanya agar Changsub tak menganggapnya orang gila. Changsub menyipitkan mata, mencibir lagi untuk kesekian kalinya.

Yook melanjutkan ceritanya. "Aku sekarang kelas tiga SMA. Kurasa, aku bukan murid yang terlalu pintar. Tapi karena aku tampan, hal itu tidak masalah."

Changsub membatin dibuatnya.

"Aku suka skateboard. Karena itu, aku melihat-lihat milikmu tadi. Hyung, kau pasti handal memainkannya, kan? Bagaimana jika kapan-kapan kau mengajariku? Aku masih belum begitu mahir."

"Lupakan saja. Aku sudah tidak memainkannya lagi."

"Uhm? Wae? Kenapa?"

Changsub tak menjawab sebentar, mencoba mengembalikan topik pembicaraan yang sedikit melenceng. "Apa dengan menjawabnya akan membantumu keluar dari sini?"

"Tidak, sih. Hanya penasaran."

Namu rasa penasaran itu tak akan mampu membuat Changsub menceritakan peristiwa apa yang menghentikannya bermain papan luncur sejak beberapa tahun yang lalu.



○●○●○●○●



Stasiun Changwon. Lagi dan lagi, Changsub berada di stasiun ini namun tak pernah benar-benar berangkat ke manapun. Ia hanya membuat lelah diri sendiri dengan bertemu arus pengunjung yang akan bertandang ke Jinhae. Musim semi belum berakhir, dan Festival Musim Semi Jinhae masih hangat-hangatnya. Sakura mekar begitu indah, dan hari ini masih di hari ke tiga dari total sepuluh hari umurnya.

11:11Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang