팔 ● Delapan

229 43 4
                                    


Yook Sungjae menatap datar papan luncur yang tak sengaja ia hentikan dengan kakinya setelah tahu siapa pemilik benda itu. Masih orang yang sama, yang sejak beberapa hari yang lalu selalu menganggunya namun terus bisa menemukannya di manapun. Padahal, ia sudah pergi sejauh yang ia bisa tapi entah takdir apa yang membuat orang aneh ini lagi-lagi bertemu pandang dengannya.

Changsub memperhatikan anak itu dengan jarak yang lumayan jauh. Seragamnya masih sama, itu tandanya dia tidak pindah sekolah. Changsub hanya khawatir jika dirinya membuat Yook Sungjae juga memilih pindah sekolah setelah ia tahu bahwa anak itu berhenti bekerja di toko kemarin, mungkin karena kejadian semalam.

"Tidak kusangka kau begitu penakut, Yook Sungjae."

Pria yang disebut namanya hanya diam. Sekitar delapan meter di hadapannya, Changsub berdiri dan memandanginya seperti seorang kakak sedang memergoki adiknya bermain warnet hingga lupa waktu. Ia tidak suka itu.

Changsub berkata lagi, "Tadi malam kau lari, lalu ketika aku mencarimu ke toko mereka bilang kau sudah berhenti bekerja. Kau seperti sedang dikejar lintah darat, dan itu membuatku merasa menjadi seorang kriminal."

"Akan kukembalikan uangmu," jawab Yook Sungjae asal.

"Ani. Aku tidak perlu itu."

Mereka lalu berbalas tatapan sejenak. Changsub tak habis pikir Yook Sungjae ini begitu membencinya hingga ia selalu berusaha menjauh, padahal mereka tak punya masalah apapun sebelum ini. Mereka bahkan tidak saling kenal. Kecuali, jika di kehidupan yang lalu mereka mungkin saling punya dendam seperti Goblin dan Grim Reaper—hanya bercanda.

"Kau," ucap Changsub lagi. "Kau terlalu berpikiran negatif terhadapku. Kau bahkan mengkhianatiku tadi malam padahal kau sudah berjanji akan ikut. Lelaki sejati tidak melakukan hal itu, Yook Sungjae."

"Aku tidak pernah berjanji apapun padamu."

Changsub menghela napas kesal. Anak ini keras kepala dan menyebalkan. Dia tidak sopan dan kurang ajar. Kurang komplit apalagi Yook Sungjae bagi seorang Changsub? Untungnya, Changsub masih punya stok kesabaran yang cukup. Apalagi setiap ingin memakinya, dia jadi teringat Yook yang dirumah. Dia jadi tidak tega.

Changsub menunjuk skateboard yang menganggur manis di samping kaki Yook Sungjae dengan lirikan matanya. "Kau bilang mau membeli skateboard, kan? Kini kau punya satu tanpa harus susah-susah mendapatkannya."

Yook Sungjae menyeringai lalu tertawa sedikit. Ia tak tahu bahwa Changsub sampai memberinya papan luncur yang tampak mahal dan berharga ini hanya agar dia menuruti permintaannya itu. Ia jadi heran, seberapa penting hal ini baginya.

"Kau benar-benar menginginkanku rupanya."

"Geurae, benar. Aku ingin kau ikut denganku. Hanya itu, tidak lebih."

"Bagaimana jika aku menolak hadiahmu ini dan lupakan permintaanmu itu?"

"Bagaimana jika kau beritahu aku apa alasanmu terus menolak dan lari dariku bahkan saat aku bisa menjamin tak akan menyakitimu?"

"Bagaimana jika aku tahu untuk apa aku harus ikut denganmu hingga kau bersusah payah sejauh ini?"

Changsub menarik napas panjang. "Dengar, Yook Sungjae. Aku sudah pernah mengatakannya tapi tak masalah bagiku mengulanginya sekali lagi. Aku ingin kau bertemu dengan seseorang yang sangat penting bagimu dan bagi kelangsungan hidup tenangku. Kau pasti tak akan percaya jika kuberitahu bahwa dia adalah separuh dirimu. Tidak perlu percaya, kau hanya perlu ikut dan bertemu dengannya. Sebagai rasa terima kasihku, kuberikan padamu skateboard yang luar biasa bagus itu. Asal kau tahu, yang itu adalah kesayanganku, hanya kupakai sekali-sekali karena aku takut merusaknya. Aku bahkan menyimpannya di lemari khusus."

11:11Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang