"Akhirnya kita sampai dikota tujuan pertama kita! Ini adalah kota yang belum pernah ibuku sentuh sama sekali, yaitu kota Zenya. Jadi disini aman dari ibuku." Seru Tantalum didepan gerbang perbatasan kota Zenya dengan mata yang berbinar-binar.
"Kau yakin ini aman dari ibumu? Kurasa rumor tentang ibumu sudah beredar dimana-mana, dan mungkin beberapa dari mereka mengetahui keberadaan Putri nya. Ingat nak, kau ini cukup terkenal." Ujar Allunork.
"Ah sudahlah! Kita hanya ingin melewati kota ini saja, bukan? Kita tidak perlu mempermasalahkan penduduknya. Kalau perlu, aku akan menutupi wajah dan tongkat sihirku menggunakan kain." Tantalum segera mencari selembar kain dan menjadikan kain itu sebuah tudung untuk menutupi wajah dan membungkus tongkat sihirnya yang selalu bersinar terang.
"Selesai, kan? Ayo pergi!" Sahut Tantalum dengan semangat. Tanpa menjawab perkataan Tantalum, Allunork dan Greynard mengikuti Tantalum memasuki kota Zenya.
Zenya adalah kota yang cukup makmur. Kebutuhan sandang dan pangan mereka terpenuhi dengan seimbang. Kita akan jarang sekali melihat orang yang berkesusahan dikota ini. Karena kotanya tidak begitu besar, jadi kebanyakan dari penduduknya mengenal satu sama lain dengan baik.
Bisa dibilang kota ini masih jauh dari jangkauan Tantuzel. Karena Tantuzel akan mengincar kota yang akan sangat membutuhkan ia dan memanfaatkannya dengan baik, sehingga kota itu jadi hak kuasanya.
"Ah! Sebelum kita ke tempat selanjutnya, kita harus membeli pakaian dulu. Lihatlah pakaian yang aku pakai ini, ini adalah baju untuk musim dingin. Sementara diluar kerajaanku semuanya terasa panas seperti ada api yang membara di punggungku." seru Tantalum selagi berjalan memasuki perbatasan kota.
"Baiklah..." Jawab Allunork dengan helaan napas yang panjang.
Setelah itu, Tantalum bergegas lari kesana kemari memasuki toko lalu keluar dari toko dengan cepat. Allunork dan Greynard tak sanggup lagi untuk mengikuti Tantalum yang penuh energi itu. Sampai pada akhirnya Tantalum menemukan tiga pasang gaun musim panas yang cocok dengannya. Ia tampak sangat menyukai ketiga gaun tersebut, matanya berbinar-binar dan mulutnya tersenyum lebar.
"Aku mau yang ini!" Teriak Tantalum kepada si penjual.
"Totalnya 50 koin emas" jawab si penjual. 50 koin emas adalah jumlah yang kecil baginya. Tanpa ragu, Tantalum langsung memeriksa isi tas kecilnya. Ia mengobrak-abrik isi tas nya berulang kali, tetapi tidak menemukan satu buah koin.
"Ya Tuhan... Aku tidak membawa uang, bagaimana ini?" Ujar Tantalum dengan wajah kaget nya. Ia tampak pasrah dan sudah membayangkan akan dirinya yang akan memakai baju ekstra tebal itu dicuaca yang sangat panas membara ini.
"Apa? Kau yakin sudah memeriksa semuanya?! Sudah kau cek semua tas hingga bajumu? Mungkin terselip." Seru Allunork yang terlihat terkejut akan kecerobohan Tantalum.
"Sudah kubilang aku telah memeriksa semua barang yang aku bawa dan tidak kutemukan koin sepeserpun. Ah sudahlah.. aku rasa ini memang takdirku untuk memakai baju yang tebal ini, mungkin di tengah perjalanan kulitku akan terbakar, organ-organ tubuhku juga akan terbakar. Keringatku juga akan bertambah banyak sehingga akan menyulitkanku untuk bertahan selama perjalanan." Ujar Tantalum dengan kesedihan di wajahnya. Melihat Tantalum yang seperti itu, Allunork mulai merasa iba, ia juga membayangkan dirinya mengenakan baju tebal di musim panas yang mendidih ini. Akhirnya ia membayar ketiga baju yang Tantalum inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tantalum (Seri Ke-2)
FantasyKisah petualangan seorang gadis muda bernama Tantalum untuk mencari kekuatan sihir dan mencari jati dirinya. Berlatar tempat di dunia bernama Gledigoria. Di seri ke-1 "Mercury" berlatar di samudera/lautan, jika dalam kisah ini berlatar di daratan.