07;

34 2 1
                                    

7—Gimana?

Pukul 09.15

Setidaknya begitulah yang ditunjukkan oleh jarum jam di dinding kamar Airyn.

Belum ada tanda-tanda seorang Anzelo Tyndall pulang ke rumah bahkan untuk membalas chat yang Ia kirimkan. Dibaca saja tidak. Airyn berpikir kalau Abangnya akan telat sampai ke rumah karena harus mengerjakan tugasnya dulu. Zelo sendiri yang tanpa sadar mengoceh tentang betapa banyaknya paper yang harus dikerjakannya saat memasak atau membersihkan debu di ruang keluarga. Kadang lelaki itu pulang dalam keadaan 3L. Hal itu membuat Airyn inisiatif membantu membersihkan rumah. Walaupun lelaki itu masih suka nyinyir karena pekerjaan adiknya tidak sesuai dengan keinginannya.

Definisi rapi Anzelo Tyndall Handitra itu beda.

Line!

Bunyi khas aplikasi itu langsung membuat Airyn mengambil handphonenya lalu membuka pesannya. Berharap kalau itu dari abangnya. But guess what? it was just another useless thing from the dumbest Klivana.

dunia itu vana

| ganteng nggak?

| dunia itu vana send a picture

Airyn langsung mendengus begitu membaca isinya. Matanya meneliti lagi orang di gambar yang Vana kirim, ekspresinya langsung berubah ketika sadar siapa orang itu.

"Kak Yuda?" gumamnya, "Ck, kenapa sih nih anak."

Iya |

iyain biar seneng |

inget kak win woi :) |

Tapi Airyn akui kalau Yuda memang ganteng. Tapi selama ini yang ia pelajari, tampang berkualitas tidak menjamin kelakuan yang juga baik. Tampang bisa dijadikan topeng yang dipakai selama di dunia, untuk menutupi hal-hal yang buruk di dalam dirinya. Kalau topeng itu jatuh, maka tampaklah semua keburukan itu.

"Aaaaahhh," erang Airyn. Tangannya mengacak-acak rambutnya hingga tak beraturan lagi lalu menghempas benda persegi panjang itu ke sisi kasurnya yang kosong.

Sore itu, setelah mengganti bajunya yang basah oleh keringat karena dipakai memanjat pohon dengan baju milik Ten yang agak kekecilan, Galvin duduk di samping Vana. Sepasang mata yang diniatkannya untuk melihat tontonan di televisi malah mengarah ke wallpaper handphone Vana yang tergeletak di atas meja. Pemiliknya? lagi sibuk pakai kutek.

"Siapa, tuh?" tanyanya iseng ke Vana.

"Heh? Mana Bang?" Vana balik bertanya karena kaget dengan pertanyaan random bin mendadaknya Galvin. Lelaki itu kemudian menunjuk salah satu dari dua perempuan di wallpaper itu. Yang menampilkan ekspresi paling bahagia, tertawa lepas hingga menampakkan seluruh giginya sampai ke graham dalam.

"Ngakak estetik," pikir Galvin.

Vana menaruh botol kuteknya ke meja, "Oooh, itu sih Airyn. Yang kemarin kaget waktu liat lo manjat."

"Hhhmmm,"

"Kenapa, Bang?" tanya Vana yang terdengar seperti mengintrogasi. Galvin cuma diam dimana itu membuat gadis itu mengambil kesimpulan seenaknya, "Suka ya lo?" lalu menyengir.

Lelaki itu langsung denial, "Enggak ah, sembarangan. Gue nanya doang."

Masih bisa dibilang nanya doang kah kalau ributnya sampe seminggu penuh?

a rainbow for your rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang