Saat hujan turun, disaat itu juga aku bimbang, ya bimbang. Perasaan itu selalu datang disaat hujan turun. Perasaan bahagia atau sedih, perasaan suka atau duka.
Hujan di kala malam itu seperti kamu, kamu yang pandai buat aku bahagia. Tapi pandai juga buat aku kecewa.Andai kamu tau, setiap malam aku menunggu rintikkan hujan turun. Namun ia tak pernah turun, ku tak pernah patah arang tetap ku menunggu hujan itu. Dan akhirnya ku menyerah juga, tak lagi ku menunggunya dan disaat itu hujan tersebut kembali lagi. Dengan membawakan harapan, walaupun hanya sesaat.
Dan kamu tau? Kejadian seperti ini, membuat aku tahu arti menunggu, arti ketika hujan turun, begitupun hujan berhenti.
Ya ku tahu, itu sangat menyiksa.Hujan itu bagaikan anugrah Tuhan yang tidak boleh disia-siakan, seperti surat Ar-Rahman 'Nikmat Tuhan mana yang Engkau dustakan?' . Dan kamu pun seperti itu, anugrah Tuhan yang tak boleh disia-siakan.
Ku tak pernah tau, dirimu musibah atau anugrah, tapi yang pasti dirimu yang ku inginkan.
Ya memang sangat amat menyiksa, tapi biar itu menjadi bukti cinta kerinduanku padamu sehingga ku terus menunggumu.Dan menginginkanmu itu salah satu mimpiku, ya mimpi yang sangat sulit untuk di raih. Ya lebih tepatnya seperti hujan. Hujan sangat sulit di raih ketika aku ingin memilikinya. Tetapi disaat aku tidak menunggunya dan ia datang dengan sejuta harapan yang membuat orang yang menikmati hujan dengan bahagia.
Sungguh aku tak sanggup kalau hujan harus pergi begitu saja. Kehilangan sesuatu hal yang membuatku bahagia itu hal sangat berat. Terlebih lagi ketika aku melepaskannya tanpa kesedihan yang amat dalam.
Hujan janganlah kau datang untuk menghiburku tapi datanglah untuk memberi aku sebuah kepastian.
YOU ARE READING
Cinta Bagai Asa
De TodoTentu semua orang ingin merasakan cinta, terutama cinta dari orang tersayang, dan dicintainya. Tapi akankah semua berjalan dengan mulus? Atau malah berlika-liku? Usaha apa yang harus dilakukannya untuk mempertahankan cintanya? Mengikhlaskannya? Me...