Alasan Klasik

22 0 0
                                    

Awan gelap...
Turunlah hujan...
Lalu pelangi...
Mereka selalu datang beriringan.
Tak pernah saling mendahului.
Sama seperti diriku sebagai wanita.

Wanita yang gengsi untuk mengungkapkan rasa.
Wanita yang bertingkah malu saat rasa suka tiba.
Wanita yang takut untuk jatuh cinta, dan takut pula di kecewakan.

Namun, apalah dayaku.
Ku tak seperti pelangi yang selalu kuat menunggu sampai hujan berhenti.
Walau pelangi tahu, bahwa pelangilah yang lebih ditunggu dibanding hujan.

Namun, pelangi tak mau mengingkari janjinya.
Janji tlah memilih bahwa pelangi akan datang setelah hujan turun.
Sama sepertiku.

Wanita yang tak mungkin mengingkari bahwa aku tlah memilihmu.
Memilihmu sebagai teman yang dapat menjadi pelengkap hidupku.

Tetapi, jangan samakan aku seperti pelangi.
Karnaku tak memiliki banyak warna.
Tapi warna dalam diriku.
Yaitu pelengkap warna yang tlah kau punya.

Agar kita berdua menjadi pelangi yang bukan hanya datang setelah hujan.
Tetapi menjadi pelangi yang selalu ada di setiap situasi.

Inilah yang membuat diriku yakin, kamulah yang pantas untuk aku pertahankan dan perjuangkan.

Cinta Bagai AsaWhere stories live. Discover now