Puncak nya (story)

1.3K 177 15
                                    

"Kayak nya mereka bener-bener ada masalah deh sis."ucap Desy pada Siska sedikit berbisik sambil melirik Beby dan Lidya yang berada di tempat terpisah bergantian.

Siska mengikuti arah pandang Desy.

"Iya sih ci,tapi gimana mau kita selsai kan klau kita aja ngk tau masalah nya apa." Jawab Siska dengan suara tak kalah pelan.

Keduanya masih diam memikirkan jalan keluar yang akan mereka pilih membantu kedua temen nya itu untuk setidak nya saling berbicara satu sama lain.

"Gini aja sis,kita bagi tugas untuk mempertemukan mereka,ya setidak nya mereka Bisa ngobrol berdua gitu." Ucap Desy memutuskan,Siska terlihat sedikit ragu.

"Tapi gue takut mereka berantem ci." Cemas Siska masih memperhatikan Beby yang asyik menunduk memainkan HP nya.

"Ya bodo amat deh berantem yang penting masalah jelas dan kita tau." Siska mengangguk meng iya kan ucapan Desy.

"Ya udah klau gitu cidesy bujuk Kak lidy gue ke Bos." Desy mengangguk beranjak meninggal kan Siska menuju ke arah Lidya yang sedang melamun.

"Hay Kak." Sapa Desy dari jarak sekitar 2 meter lalu meraih salah satu kursi hijau untuk di duduki tepat di samping Lidya. Lidya hanya memperhatikan Desy sejenak sebelum kembali melamun sambil memainkan jari tangan nya.

"Kak lidy kenapa sih,ngk semangat.?" Tanya Desy meletakkan dagu nya do atas tumpuan tangan yang ia letakkan di atas besi sandaran kursi.

Lidya menghela nafas beratnya.

"Klau gue keluar dari admin gimana.?" Desy melebarkan kedua matanya.

Lidya kembali diam tak ingin ia salah berucap dan memperkeruh semua suasana.

Kita liat Siska Beby duls ya.

"Hay bos." Beby tak bergeming atau pun menjawab sapaan Siska,ia tetep diam menatap layar HP nya sendiri Siska sedikit mengintip ke arah HP milik Beby.

Terlihat jelas disana terdapat foto kebersamaan kelima admin yang lengkap, yang selama ini memang tak pernah mereka tunjukkan ke publik ataupun di sosial media,karna bagi mereka itu adalah privasi untuk pertemanan mereka.

"Lebih baik bicara kan langsung." Beby mendongak saat setelah Siska mengatakan hal itu.gadis itu kembali diam.

"Masalah ngk akan selasai klau ngk ada upaya untuk menyelesaikan,lebih baik hadapi walau pun ada resiko tapi se enggak nya udah berusaha untuk menyelesaikan." Beby beranjak dari duduknya berjalan mengikuti Siska.

"Klau gue keluar dari admin gimana." Beby menatap punggung Lidya dan Desy yang sudah Tak jauh dari nya.

"Ngk perlu,gue yang bakal mundur." Seketika Lidya dan Desy berdiri berhadapan dengan Beby dan juga Siska.

"Stop ya,ngk ada yang keluar,kita tetep admin." Sela Desy tegas.

Lidya menatap Beby tajam dengan tangan yang sudah menggepal.

Sementara itu kebalikan nya Beby justru terlihat lebih sendu dan dingin.

"Lakukan apa yang pengen Loe lakukan." Ucap Beby melirik tangan Lidya yang masih menggepal kuat.

"TEMEN BR*NGS*K."

Jduk,,bruuk.

Satu Bogeman Lidya layang kan ke pipi tirus Beby membuat gadis itu mundur beberapa langkah dengan sudut bibir yang sudah berdarah.

Seolah belum puas Lidya kembali meraih kerah baju Beby dan melayang kan pukulan bertubi-tubi.

Siska dan Desy yang awalnya ingin menarik tubuh Lidya terpaksa berhenti karna Beby memberikan kode untuk tidak melakukan nya dan kini kedua nya hanya berpelukan melihat Lidya yang masih menghajar Beby yang sudah tidak bergerak lagi.

"ELO BR*NGS*K."

"ELO BANGS*T."

Ckleek.

Pintu merah terbuka masuk lah beberapa mamber yang memang ada jadwal disana hari ini.

"Astaga,LIDYA STOP." Teriak Melody menghentikan Lidya menarik secara kasar tubuh jangkung itu dari atas tubuh Beby.

Sementara itu Kinal dan Shania mencoba membangunkan Beby yang sudah babak belur tak sadar kan diri.

"Desy,Siska kalian pengen Beby mati,kenapa ngk menghentikan Lidya.?" Marah Kinal sambil menepuk-Nepuk pipi gadis itu pelan.

"Beb bangun beb,please jangan buat aku khawatir." Tangis Shania menyentuh salah satu luka yang ada di wajah Beby.

"Kemaren kita udah bicara in ini baik-baik dan kamu sudah berjanji untuk tidak ikut campur lagi,tapi kenapa sekarang malah jadi seperti ini.?" Ucap Melody lirih sambil memeluk Lidya yang masih menatap kosong ke arah Beby.

"Ini gimana teh.?" Tanya Kinal yang tak juga berhasil membuat Beby bangun.

"Masih bernafas kan nal,?? bawa dia ke RS."

"Ngk usah,gue baik-baik aja." Tolak Beby yang sudah bisa membuka matanya.

Perlahan Beby pun beranjak dengan di bantu oleh Kinal dan Shania.

"Kak lid,sekali lagi Maafin gue." Ucap Beby sebelum pergi meninggalkan ruangan itu.

Gimana konflik nya?? Berlebihan ngk sih??

Di tunggu kritik dan saran nya,Thanks.

Chat line versi bebyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang