Ses

256 50 8
                                    

Dirana


"I'm staying."

Gue mengedipkan mata dan mengusap telinga gue beberapa kali untuk meyakinkan bahwa apa yang gue dengar adalah benar.

Orang yang baru aja membuat gue kaget dengan santainya senyum-senyum dan meminum minumannya sambil menatap gue.

"Kok diem?" tanyanya.

"Gue.... cuman kaget?"

Jef mengangguk-anggukan kepalanya, "Tapi gue masih harus balik ke US untuk ngurus beberapa hal, baru balik lagi ke sini untuk... tinggal."

"Sama orang tua dan kaka lo?"

"Enggak. Mereka netap di sana."

"Terus lo mau tinggal di rumah Oma?"

Kali ini Jef menggeleng, "Apartemen."

"Oh, hari ini lo ajak gue pergi untuk nemenin nyari apartemen ya?" tanya gue.

"Hahahaha enggak. Gue mau minta temenin ke suatu tempat, tapi bukan apartemen."

"Kemana?"

"You better finish your food first, Na."

Dan disinilah gue sekarang, di gedung dua lantai yang masih kosong. Ngikutin Jef ngeliat-ngeliat kondisi gedung ini bareng sama satu orang lagi yang gue ketahui bernama Saka. Katanya, Saka itu pemilik gedung ini dan dia cuman mau gunain lantai dua untuk dia membuka cafe dan menjual lantai pertamanya untuk Jef.

"Gue suka tempatnya, sesuai sama yang lo fotoin." ucap Jef sambil menarik tangan gue untuk mendekat.

"Bagus deh kalau lo suka. Terus rencananya lo mulai masukin barang kapan?" tanya Saka sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku dan menatap Jef.

"Dua minggu lagi mungkin, belum tau pasti sih soalnya masih ada beberapa hal yang perlu gue urus."

Saka mengangguk-anggukkan kepalanya, "Dan tentang band.."

"Ahiya band! Is it okay kalau gue join sekarang-sekarang ini? Kan band lo udah setahunan."

Gue melirik Jef yang berdiri di samping gue bingung. Band?

"Santai aja. Band gue cuman berempat, kurang rame. And you can sing, we need that."

"Bagus kalau gitu."

"Nanti gue ajakin anak-anak untuk ketemu sama lo, nongkrong bareng dulu lah."

"Sip, kabarin aja ya Ka."

"Ok."

Gue enggak begitu mendengarkan percakapan mereka tapi yang gue tau setelahnya adalah Jef udah narik tangan gue untuk keluar dari gedung yang lumayan besar itu ke arah mobilnya yang terparkir tepat di depannya.

"Lo...."

Belum sempat gue melanjutkan ucapan gue, Jef udah menjawab pertanyaan yang memang gue akan tanyakan.

"I bought that place."

"Jadi lo beneran serius soal bakalan tinggal di sini?" tanya gue lagi ketika kita berdua udah ada di dalam mobil.

"Hahahahaha..."

Cuman itu yang gue dengar.

"Kok ketawa sih?"

"Ya ketawain aja orang yang enggak percaya sama gue." ujarnya sambil melirik gue jail.

"Rese!"

"Hehehehehehe."

Space For TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang