Dirana
Pukul 4 sore dan gue sedang berada di bandara bersama Jef, Mia, dan keluarga Jef yang lain. Hari ini Jef balik ke US untuk mengurus segala urusan dan keperluannya yang belum selesai.
Gue duduk bersebelahan dengan Reyhan, memperhatikan Oma dan Jef yang sedang berpelukan dan seperti sedang membicarakan sesuatu.
"Sedih enggak mau ditinggal lagi?" tanya Reyhan tiba-tiba sambil melirik gue sekilas dengan tatapan jailnya.
Gue tersenyum, "Apaan sih Mas."
"Yaelah, Na. Jujur aja sama Mas. Si Jef enggak bisa sehari aja enggak nyebut nama lo di rumah Oma."
"Hah? Serius?"
"Masa gue bohong? Gue kan bukan Mia."
Gue tertawa mendengar nama Mia dibawa-bawa, "Serius Mas, dia nyebut-nyebut nama gue gimana? Pantes Oma suka senyum-senyum gitu kalau ngeliat gue."
"Ada deh, tanya aja sama orangnya."
"Ah entar dia enggak mau kasih tau gue, Mas."
"Eng--"
"Woy ngomongin apaan nih?!!!" ucapan Reyhan terputus ketika Mia tiba-tiba menepuk pundaknya dan gue.
Reyhan menoyor kepala Mia, "Berisik lo!"
"Yaampun... Mas jahat banget?! Serius nih pada ngomongin apaan? Kok enggak ngajak gue?"
"Kepo deh lo."
"Ngomongin gue ya?"
Sekarang giliran gue yang menoyor kepala Mia yang langsung mendapat ancungan jempol dari Reyhan.
Belum sempat Mia membuka mulutnya untuk menyerang gue dengan omelan, Jef jalan mendekat ke arah kami dan berdiri tepat di hadapan gue.
"Hey." sapanya.
"Tayo." tambah Mia yang membuat Reyhan tertawa terbahak-bahak dan Jef yang memandangnya kesal.
"Udah ah jangan ganggu orang pacaran, ayo curut!" Reyhan menarik tangan Mia menjauh dari gue dan Jef.
"Tadi ngomongin apaan sama Reyhan?" tanyanya.
"Kasih tau dulu lo ngomongin gue soal apa kalau lagi di rumah Oma?"
"Hah?"
"Kata Reyhan lo enggak bisa enggak sehari aja nyebut nama gue." ucap gue membuat Jef menggaruk kepalanya yang gue yakin enggak gatal sama sekali, kemudian dia menatap Reyhan yang sedang mengobrol dengan sepupunya yang lain dengan pandangan sebal.
"Ember banget itu orang ya."
"Tau-tauan aja bahasa ember hahahahha."
"Tau dong hehehe."
"Ngomongin apaaaa, Na?"
"Ya--"
"Bentar, jangan dijawab dulu!" kata Jef kemudian berlari menuju Oma dan saudaranya yang lain, tiba-tiba Oma dan lainnya memandang gue dan tersenyum iseng. Waduh, ada apa nih...
Jef menghampiri gue lagi, "Yuk." ajaknya.
"Hah? Yuk kemana?" tanya gue ketika Jef menarik tangan gue untuk mengikutinya.
"I need coffee."
"But Jef, you don't drink coffee."
"Mmmm, I need your time then."
Hah? Apa dia bilang?
Jef sudah menarik gue jauh dari tempat awal semula, "Lo enggak mau ngabisin waktu sama sodara lo sebelum berangkat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Space For Two
FanfictionKenalan sama perempuan yang tinggal jauh, jauh banget bahkan, adalah salah satu hal yang enggak pernah Jef bayangkan sebelumnya. Awalnya hanya sekedar ngobrol. Jef pikir hanya akan sekedar berputar dikata 'ngobrol', tanpa pernah menyangka kalau akhi...