Lanjutan Flashback
"Ruangannya di mana?" tanya Shin kepada Clalea.
Bukannya menjawab Clalea langsung saja menanyakan di mana keberadaan Haura kepada pihak Rumah Sakit.
"Excuse me I'm looking for a patient named Haura about where the living room is?" tanya Clalea dengan bahasa inggrisnya yang lancar nan mulus.
"Sorry, but here there is no patient named Haura except ..." ucap wanita tersebut ragu-ragu.
"Haura Aquela Halderquel," ujar Clalea.
"On the seventh floor. the room is at the far end of Miss. Haura's writing," jawab wanita dengan pakaian serba putihnya itu.
"Thank you," ucap Shin ketika melihat Clalea tidak mengucap kan terima-kasih tapi malah langsung pergi.
***
Saat ini Clalea dan Shin sedang berjalan di koridor rumah sakit menuju ruangan Haura Aquela Halderquel yang katanya paling ujung.
Mereka berhenti di depan sebuah ruangan dengan nama.
Miss. Halderquel
Tanpa mengetuknya Clalea langsung masuk dan melihat Meghan sedang duduk di samping Haura yang terus menatap kosong ke jendela karena posisinya miring.
"Nona," ucap Meghan Grofoline yang langsung berdiri saat melihat Clalea.
"Gimana keadaan Kakak?" tanya Clalea sambil berjalan masuk.
"Tulang pergelangan tangan dan kaki Nona retak, beliau juga gegar otak ringan lalu ... trauma. Jadi setelah pulang dari rumah sakit Nona harus menggunakan kursi roda," jawab Meghan.
"Sabar," bisik Shin pada telinga Clalea.
"Minta pihak rumah sakit buat ganti nama Kakak jadi Amelia. Kasih tau juga ke mereja buat rahasiain semuanya," perintah Clalea kepada Meghan lalu Meghan pergi dari ruangan itu.
Sedangkan Clalea berjalan ke kursi di samping ranjang Kakak sepupunya itu.
"Hai Kak," sapa Clalea namun Haura tidak meresopon sama sekali.
"Kak..." gumam Clalea.
Clalea melihat air mata Haura turun dari matanya. Mata yang sedari tadi sudah berkaca-kaca menahan tangis.
"L-Lea... Kakak hiks... di bully bahkan... hampir hiks... di lecehkan..." ucap Haura sambil menangis.
"Lea di sini Kak, Kakak aman," bisik Clalea sambil menatap Kakaknya itu penuh rasa bersalah.
"Maaf udah bikin kamu harus ke sini." Clalea melihat Haura yang juga menatapnya dengan tatapan pernuh rasa bersalah.
"Ini tugas aku dari dulu," jawab Clalea sambil tersenyum menenangkan Kakak sepupunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Story [UNPUBLISH REVISI✔]
Literatura FemininaGadis itu terus berjalan dengan tubuh berlumuran darah, peluru dan anak panah terus menyerangnya dari segala arah tanpa memberinya kesempatan untuk menghindar. Gaun putihnya sudah terkoyak dan berlubang karena serangan tak terkontrol ini. Hingga ia...