15-terimakasih

26 5 0
                                    

Syukurlah ayahnya tidak apa-apa. Ia hanya sedikit kelelahan ditambah dengan keadaan tubuhnya yang sedang tidak stabil akibat penyakit darah rendah. Dokter hanya menyarankan untuk beristirahat beberapa hari di rumah sakit.

Ara berjalan gontai di lorong rumah sakit, masih dengan seragam sekolahnya, kali ini sudah berantakan dan kumal karna kepanikannya. Rambutnya tercepol asal, wajahnya sudah lelah tidak karuan.

"Gue anter balik terus ambil baju tar balik sini lagi." Woojin berujar cepat. Melihat temannya dalam seragam acak-acakan begini setelah menelponnya tanpa angin tanpa hujan. Woojin bingung, apa yang anak ini lakukan sampai belum sempat ganti baju.

Ara menoleh kearah Woojin, "Makasih banyak, tapi gapapa, kok. Ayah nggak ada yang jaga."

"Sebentar, masa lo mau tidur kayak begini?"

"Lo pulang aja, nggak papa."

Woojin menoleh, "Ninggalin lo begini? Gila kali."

Ara yang tadinya berdiri tegak lalu merosot dan terduduk di kursi tunggu rumah sakit. Habis sudah pertahanannya sejak tadi. Berpura-pura semua aman di depan mata Woojin. Ara menangis.

"Lah kok nangis? Lah, kenapa anjir?"

"Gue cuman takut ayah kenapa-napa, daritadi gue bingung mesti gimana. Bunda baru mendarat di sini besok pagi dan gue gabisa hubungin Jinyoung," Ara terisak pelan, "maaf banget ya gue nyusahin lo malem-malem."

"Ya Allah, gue kira apa. Santai aja, Ra. Rumah cuman beda se-gang ini. Malem ini gue nginep juga deh nemenin lo."

Ara mengerjap, "Gausah, nanti lo dicariin lagi di rumah."

"Santuy, emak gue juga tau gue lagi ke rumah sakit. Paling besok dia nengokin." Woojin tersenyum menatap Ara, "gausah panik lah, ada gue ini."

kali ini lumayan panjang gaise, hehe

GLITCHED | ONHOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang