13

335 61 2
                                    





"Danikkkk tungguuu-"

Dug!!!

"UMIIII!!!"

Yang dipanggil langsung berhenti mendengar teriakan tadi, ia langsung menghadap kebelakang dan berlari menuju anak yang berteriak tadi, "astaga Bila! Kok bisa jatoh?" Ucapnya ketakutan

"Gara-gara Danik, hiks... jahat, aku jatoh kan. Hikss." Tangis anak yang benama Bila itu pecah, ia menatap nanar lututnya yang terluka karena terjatuh.

"Maafin aku, sini aku tiup" Danik, si anak laki-laki itupun segera meniup lutut Bila yang terluka.

"Sakit Nik" Bila meringis.

"Aku antar pulang ya?" Tawar Danik.

Tangisnya berhenti, lalu Bila mengangguk, "gendong tapi"

Danik jongkok didepan Bila, Bila pun langsung melingkarkan tangannya dileher Danik.

"Siap?"

"Siap, boss"

Bila yang awalnya merasa kesakitan sekarang langsung tertawa bersama Danik.

Tiba-tiba Danik berhenti dibawah pohon yang lumayan besar karena hujan mendadak turun tanpa tanda-tanda. Padahal cuaca sedang panas.

"Teduh dulu ya Bil, hujan panas, entar kamu sakit, aku dimarahin umi" ucap Danik sambil menurunkan Bila yang ada dipunggungnya.

Bila pun duduk dibawah pohon sambil menatap hujan. Hatinya senang hari ini ntah kenapa.

"Eh Bil, coba kita buat rumah pohon disini, pasti seru. Apalagi ini kan kayak taman gitu" ucap Danik tiba-tiba.

"Iya ya Nik, bila juga mikir gitu. Ayok kita buat" balas Bila semangat.

"Mana bisa kita buat, emang kita tukang bangunan?" Bantah Danik.

Bila melipat tangannya berlagak acuh, "Minta Ayah kamu buatkan lah, aku mah gak mau"

Danik pengen banget makan orang sekarang. Enak banget Bila ngomongnya.

"Gak ah, ayah gak mau juga, Abi kamu aja" balas Danik tak mau kalah.

Bila melotot ke Danik, "Ih aku bilangin Abi nih nyuruh-nyuruh!" Ancam Bila membuat Danik bergidik ngeri.

"Eh nggak, Danik bercanda. Nanti Danik ngomong sama Ayah deh" balas Danik pasrah.

Setelah itu, mereka pulang karena hujan telah reda.

---

"Ayah, buatkan Danik sama Bila rumah pohon dong"

"Dimana?"

"Ditaman komplek yang ada pohon gedenya, bagus yah"

"Nanti ayah buatkan, tapi kamu harus janji dulu sama Ayah, ya?"

"Janji apa?"

"Janji harus rangking satu, ok?"

"YA MANA BISA AYAH, KAN BELUM SEKOLAHHHH!"



---


Danik dan Yerin sekarang sudah bisa menempati rumah pohon mereka yang baru saja jadi. Butuh waktu seminggu untuk menyelesaikannya karena pohonnya juga mendukung.

Saat Danik meminta, saat itu juga Ayahnya turun tangan membuatkan.

Dengan semangat, Bila menaiki rumah pohonnya yang tidak berbahaya kalau anak usia 5 tahun menaikinya.

"Jangan nakal, dek, jatoh baru tau kamu" tegur Abinya Bila.

Namanya juga Bila, ditegur bukannya diam malah makin bertingkah.

Danik juga menaiki rumah pohon itu, mereka duduk berdua sekarang.

Orang tua mereka balik pulang membiarkan anak mereka liar hari ini.

"Enak ya nik, sejuk, anginnya sepoy-sepoy" ucap Bila sambil melambaikan tangannya senang.

Danik hanya tersenyum.

"Nik, Bila mau ngomong"

Danik pun mengarahkan pandangannya ke Bila, "ngomong aja"

Bila nyengir, "Tapi dibawah"

Mereka berdua pun turun

Bila membuka suara, "Danik paling Bila percaya, setelah Bey sama Seje hehehe. Jangan tinggalin Bila ya?"

Danik yang mendengar langsung ngangguk, "gak bakal. Bahkan Danik mau janji sama Bila"

"Janji apa?"

"Janji bakal hidup bareng Bila, ngasih cinta yang banyakkkkk ke Bila, sayangnya juga hehehe" ucap Danik membuat Bila tertawa.

"Satu lagi, kita harus nikah pokoknya kalau udah gede. Biar kita bareng terus, janji?" Ujar Danik yakin, ia langsung memasang jari kelingkingnya tepat didepan Bila.

Bila ketawa lagi, lalu menautkan jari kelingkingnya ke jari Danik, "janji".








YA ALLAH ANAK KECIL NGOMONGNYA NIKAH-NIKAHAN.








Kamis, 14 Juni 2018
Awtor gemay.

Bidadari Komplek [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang