Edisi revisi. Enjoy ya.
🌸❤️🌸❤️🌸❤️🌸
.
.Demian mengambil pisau itu dan mengembalikannya ke tangan FLO. "Lakukan itu untukku," gumamnya dingin.
Mata FLO berkaca-kaca seiring kepedihan yang dialaminya.
"Demi, kalau kamu memaksaku … lebih baik aku yang terluka."
FLO hendak menyabetkan pisau ke tubuhnya, namun dengan cepat Demian menahannya. Pisau itu menghujam ke telapak tangan Demian. FLO syok begitu menyadarinya. Pisau itu menancap di telapak tangan Demian hingga menembus punggung tangannya.
Darah segera membanjiri tangan Demian yang terluka. FLO menjerit saat Demian mencabut pisau itu dan membuangnya begitu saja.
"Demi, Demi maafkan aku," ujar FLO dengan air mata bercucuran.
"Jangan lakukan itu, FLO! Jangan melukai dirimu sendiri demi aku. Aku benci itu, mengerti?" bentak Demian marah.
FLO mengangguk sebelum tersadar Demian tak bisa melihatnya. "Iya, Demian. Maafkan aku."
FLO merobek bajunya dan sobekan itu dipakainya untuk mengelap luka Demian. Lalu dia merobek bajunya lagi untuk membebat luka Demian.
Setelah itu mereka terdiam, duduk berdampingan di bawah pohon. FLO menyandarkan kepalanya di bahu Demian sambil menatap bintang di langit. Suasana tenang melingkupi mereka namun tak terasa damai. Demian masih menyimpan rasa penasarannya.
"FLO, apa yang kau lihat pada penglihatan kedua? Apa yang membuatmu ragu untuk menyelamatkanku?"
FLO bimbang, haruskah dia menceritakan hal itu pada Demian? Namun dia gadis yang tak bisa menyembunyikan kebenaran dari orang yang dicintainya. Meluncurlah cerita itu.
"Aku melihatmu dalam bentuk yang sama, dengan mata terbakar. Kau membantai orang-orang di sekitarmu. Banyak sekali, Demi! Kau membakar mereka semua dengan sinar api yang keluar dari tubuhmu! Mengerikan. Mereka menjerit kesakitan, melolong saat terpanggang api."
FLO memejamkan mata seolah ingin membuang bayangan mengerikan itu dari kepalanya. Saat membuka mata, dia terkejut melihat wajah dingin Demian.
"Jadi kamu ragu menolongku bukan khawatir aku membunuhmu melainkan takut aku membantai manusia?" tanya Demian dingin.
FLO menghela napas panjang, kini dia menyadari kekasih iblisnya marah padanya.
"Demi, tolong mengertilah. Kalau aku saja yang mati tak apa, tapi ini menyangkut hidup orang banyak. Aku tak tega banyak yang menjadi korban karena aku mengutamakan cintaku padamu. Aku merasa berdosa sekali, Demi ... aku ...."
Brak!
Pohon besar di dekat mereka tumbang seketika saat Demi menjadikannya sansak tinju kemarahannya.
"Demi ...," ucap FLO sedih. Bukannya takut dia justru sedih melihat Demian sakit hati.
"FLO, kau ... aku tanpa berpikir panjang bisa membunuh dan mengorbankan semua manusia yang ada di muka bumi! Tapi apa yang baru saja kau lakukan, FLO? Kau mengorbankanku demi keselamatan manusia keparat? Kau lebih mencintai mereka daripada aku, kan?" sentak Demian gusar.
Wajah FLO berubah pias. Itulah perbedaaan persepsi mereka. Demian iblis, dia tak pernah menghargai nyawa manusia. Dia rela FLO tak menolongnya karena ada penglihatan dia bisa jadi akan membunuh gadisnya. Demian tak ingin itu menjadi kenyataan. Namun ternyata FLO tak menolongnya karena dia tak ingin Demian membunuh banyak manusia! Padahal bagi Demian nyawa manusia tak ada artinya dibandingkan FLO. Tak bisakah FLO berpikir hal yang sama demi dirinya? Demian kecewa sekali. Rasanya dia ingin mencekik leher FLO, mengutuk pemikiran bodohnya itu. Tapi mana mungkin dia melakukannya?
![](https://img.wattpad.com/cover/124931306-288-k426841.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
17. Prince of The Devil (END)
FantasíaTelah terbit e-booknya! Link ebook bisa dilihat di profilku.. DEMIAN DEVILANO LUCIFER adalah putra mahkota Kerajaan Iblis. Putra kandung pasangan fenomenal raja Iblis DAMON DEVILANO LUCIFER dan SELENA mantan peri cupid. Berbeda dengan ayahnya yang...