👿 22 : Open Arm 👿

8.6K 663 100
                                    

Edisi revisi.  Enjoy ya.

🌸❤️🌸❤️🌸❤️🌸❤️
.
.

Dhueeer!

Petir menggelegar, hujan turun dengan derasnya.  Demian gelagapan, tangannya meraba-raba di sekitarnya.  Semua serba gelap baginya.

"FLO," panggilnya lirih. 

Hati Demian berdegup kencang, khawatir ditinggal sendiri.  Untung tak lama kemudian ada lengan halus yang memeluknya, mengelus rambutnya, dan mengecup keningnya.  Demian merasa nyaman dan damai seketika.  Dia tahu pasti siapa yang memeluknya.

"FLO jangan tinggalkan aku," gumam Demian. 

Demian kini sedang dalam fase rapuh-rapuhnya, terlihat menyedihkan namun juga menggemaskan bagi FLO.  Jadi ingin menggodanya.

"Ck, mengapa Pangeran iblis-ku jadi takutan begini?" goda FLO pada kekasihnya.  Demian menggeram kesal.

"Aku bukan takut gelap, bukan takut sesuatu yang mengerikan.  Aku hanya khawatir kamu pergi atau menghilang," rajuk Demian sembari memeluk erat FLO.

Baginya FLO ibarat udara yang dihirupnya, makanan rohaninya.  Intinya dia tak bisa hidup tanpa FLO.
Hati FLO meleleh menyadari betapa berarti dirinya bagi Demian.

"Demi, aku tak akan pernah meninggalkanmu.  Meski semua orang meninggalkanmu, aku akan tetap ada untukmu.  Percayalah padaku," ucap FLO lembut.  Dia mendongakkan wajah Demian.  Kekasihnya terlihat begitu tampan meski tanpa memiliki biji mata.

FLO mengecup lembut bibir Demian, memagutnya sepenuh hati.  Demian balas mencium, bahkan dia memiringkan wajahnya dan menahan tengkuk FLO hingga bisa memperdalam ciuman mereka.  Meski tak bisa melihat, Demian tahu lekuk-lekuk tubuh FLO dengan merabanya.  Sentuhannya membuat FLO melayang, karena terasa lebih halus dan berperasaan.

"Aku merindukan semua ini," desah Demian saat merasakan gundukan dada FLO dalam genggamannya.

"Ini semua untukmu, Demi. Ini milikmu," cetus FLO, dia menarik tangan Demian dan meletakkan di selangkangannya.  Demian beralih mempermainkan yang ada dibawah sana hingga membuat FLO mendesah manja.

Demian kembali menyambar bibir FLO, menciumnya dalam dan lembut.  Lidahnya membelai dan menggoda lidah FLO.  Mereka saling mencium, dalam dan hangat.  Pakaian mereka berdua pun telah berserakan di sekitar ranjang, menyisakan dua tubuh telanjang yang saling berpagut dan berpelukan erat.

"FLO, aku menginginkanmu."

"Lakukanlah, Demi."

Demian bersiap menghujamkan miliknya ke dalam tubuh FLO, tapi mendadak ....  Dia meraba miliknya dan terhenyak.

"Ada apa, Demi?" tanya FLO heran.  Spontan dia menoleh ke bawah dan berjengkit seketika.  "Astaga, Demi! Mengapa burungmu dikurung?" tanya FLO polos.  “Apa burung Demi nakal sehingga dimasukkan dalam kurungan?"

Demi kesal sekaligus geli mendengar celotehan FLO.  Bukannya panik atau berempati, FLO justru bertingkah mirip bocah yang menemukan mainan baru. Dengan antusias gadis itu mengetuk-ngetuk kurungan besi yang membungkus perkakas Demian.

"Tak ada kuncinya.  Terus bagaimana membukanya?"

"Tak tau!" sembur Demian geram.  Dia sudah kehilangan selera memadukan cinta dengan kekasihnya.  Otomatis miliknya mengecil dan ajaibnya kurungan itu juga mengecil mengikuti ukuran kelaminnya.  FLO ternganga melihatnya.

"Ajaib!  Dia bisa membesar dan mengecil sesuai ukuran tititmu, Demi!"

Siapa yang tak sakit hati barang pribadinya dijadikan tontonan konyol seperti ini?  Demian terdiam dengan wajah memberengut, sialnya FLO yang tak sensitif, kurang memahami perasaan Demian.  Dia justru sengaja menggoda burung Demian, digelitiki dengan memakai jari mungil FLO yang bisa masuk dari sela-sela jeruji kurungan yang membingkai burung Demian.

17. Prince of The Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang