Sudah cukup Percy mendapatkan kejutan,ia tak ingin mendapat banyak sorotan lagi.Setelah Pace berbicara akrab dengannya semalam,ia tak ingin semua orang menaruh harapan keselamatan lagi padanya.Ditambah lagi dengan soal jiwa murni ini,ohh apakah ia harus berpikir lagi??"KAKAK!!.."
Suara berat menggema dari luar rumah besar membuat semua orang terkejut.Setelah pintu dibuka,Tyson terengah engah.Satu matanya mencari cari liar ke sekeliling ruangan.Setelah menangkap objek yang dicarinya,Tyson melangkah lalu mengangkat dan memeluk kakaknya.
"Ng..gak b bisa na..fas.",pelukan bayi yang diberikan Tyson hampir meremukkan seluruh tulangnya jika ia tak berbicara.
"Ohh..maafkan aku kak.",Tyson melepaskan pelukannya.Ia tersenyum kepada Percy.
Semua orang yang berada di sana hanya ternganga,dan sudah kubilang hanya Clovis yang tampak damai dengan tidurnya.
"Tyson,kenapa kau ke sini?ohh bukan seperti itu maksudku..maksudku kenapa kau terburu bu-"
"Ini kak,aku mendapat tugas dari ayah ketika aku sedang menempa.Ia bilang bahwa aku harus mengantarkan vial ini kepadamu sekarang juga,aku langsung saja ke perkemahan.Aku mendatangi pondok tadi,tapi tidak ada siapa siapa,lalu peri pohon memberitahuku bahwa kau berada disini.Dan kata ayah,vial ini berkaitan dengan jiwa murni.",sambil menyerahkan vial berwarna hijau itu Tyson menggaruk kepalanya yang kelihatannya tidak gatal.
Percy mengambil vial itu.Vial itu berwarna hijau laut cerah,ia dapat mencium aroma ganggang dati luarnya.Annabeth meminta izin,ia pun memberikan vial itu kepada Annabeth.
"Ini terasa menyambung,mungkinkah vial itu yang menjadi korban??",Lou berbicara.
"Entahlah,kau berhak menentukannya Percy."
Percy tak bergeming,ia bingung dengan apa yang harus dilakukannya.
"Baiklah jika kalian sudah mengetahui sedikit tentang ramalan ini,Annabeth pilihlah dua orang untuk mengikuti misi ini.Sudah jelas tertera,putri bijak yang memimpin.",Chiron berbicara dengan pelan,hampir seperti kepada dirinya sendiri ia berbicara.
Annabeth memberikan vial nya kepada Percy,dengan gemetar Annabeth menunduk.
"A..aku tidak bisa Chiron,aku berfikir tidak segalanya harus dituntaskan dengan akal.Aku akan menyerahkannya kepada Percy jika ia tidak keberatan.",Annabeth memandangnya.
Percy hanya membelalak,Annabeth menginginkannya menjadi seorang pemimpin.Sementara itu,Tyson yang sedari tadi hanya berdiri di sisinya bingung.
"Well..karena si Deimos gila terkait dengan misi ini,aku akan ikut.",Clarisse dengan kemarahan nya yang masih membara mengajukan diri.
"Baiklah,untuk selanjutnya kita akan bertemu di sini lagi setelah makan siang,sekarang bubar!!",dengan cepat Chiron melenggang pergi.Yang tersisa kini hanya Annabeth,Percy dan Tyson.
"Kakak,aku tidak mengerti."
"Nanti aku ceritakan.."
"Percy...",Annabeth memandangnya,kentara sekali ia sangat ketakutan dengan apa yang harus ia hadapi sekarang.
"Ssttt...kau tidak boleh takut Annabeth,aku berjanji akan selalu disisimu.",mereka berpelukkan,tak menghiraukan pelukkan besar lagi yang diberikan Tyson.
Selepas pertemuan di rumah besar,Percy pergi ke danau kano.Ia menyendiri agar bisa berkomunikasi dengan ayahnya.Percy memejamkan mata dan berkonsentrasi.
'Ayah...'
'...aku disini,Putraku'
Percy terkejut,ia menoleh dan ternyata sang ayah sudah duduk di sisinya mengenakan celana pendek bermuda nya dan kemeja hijau laut lengkap dengan jorannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Life Without You (A Percabeth Story)|HIATUS|
FanfictionPercy Jackson and Annabeth Chase story. All character by ©Rick Riordan