XIII.Percy

357 15 8
                                    

"Namaku Luke...Luke Castellan.Izinkan aku untuk menemui raja."

"Oh pembuat kunci,masuklah.Akhir akhir ini aku harus waspada karena raja sering bermimpi kota ini diserang kembali,ia jadi sedikit sensitif mengenai orang baru".Percy merinding,ia belum berfikir sampai kesana.Tapi keinginannya kuat sekali untuk bertemu raja.Percy masuk dengan pikiran yang bergerumul di dalam otaknya yang sebesar ganggang.

Mansion yang sangat besar,mungkin hampir menyerupai istana.Kolam air mancur berlapis perunggu dan batu kapur putih yang indah,taman bunga yang semerbak harumnya,juga paviliun yang siap menampung setidaknya ribuan orang untuk berpesta dan minum anggur disana.Percy penasaran setengah mati dengan pemilik istana yang indah,megah dan besar ini.Mungkinkah sang Raja juga baik hati?

Lorong mansion sangat panjang,penjaga yang bersama Percy kelihatan seperti seorang guide yang kaku.Kunci yang berada dalam saku bersama anaklumosnya terasa berat.Percy mengabaikannya,ia akan bertanya pada si penjaga yang tadinya menyenangkan menjadi kaku."Kau kelihatan seperti orang yang lehernya sakit"celetuk Percy.Si penjaga langsung memelototinya,"Kau tidak tahu anak muda,disini banyak sekali mata mata yang senantiasa memperhatikan jika ada hal yang aneh seperti bercanda.Jika kau punya buku panduan tentang lelucon,jangan harap kau bisa menunjukkan nya disini.Itu dianggap hanya membual"jelas si penjaga.Percy baru tahu ada larangan bercanda,kalau Leo ada disini dia pasti sudah menjadi tahanan.Dan yang lebih meyakinkan dia pasti dibiarkan memakan leluconnya sendiri.Percy jadi rindu perkemahan untuk yang kedua kalinya.

" Kita sudah sampai, maaf aku hanya bisa mengantarkan mu sampai ke sini,aku tidak bisa menemui raja" alis Percy mengerut."Memangnya kenapa kau tidak bisa menemui raja?" Si penjaga hanya tersenyum "Kau akan tahu sendiri nak,disinilah kau akan menemui ujian mu aku tahu sebenarnya kau bukanlah Luke, dewa dewi itu akan senantiasa berada di sisi kanan kirimu.Asal kau yakin,mereka pasti akan membantumu,kau tidak usah khawatir." Percy semakin linglung,sekejap kemudian penjaga itu berubah menjadi semburan air lalu berpendarlah pelangi yang indah.Putra sulung Poseidon tersenyum,dia sudah tahu siapa penjaga itu.

Percy membuka pintu,dengan mengumpulkan keberanian yang selama ini terpendam. Alhasil setelah membuka pintu,matanya terbelalak sangat lebar. "Oh dewa-dewi ini melebihi kemewahan olympus,yah meskipun tanpa akuarium dan perapian Hestia"batin Percy. "Hei anak muda siapa yang mengantar mu ke sini?ah sudahlah ayo masuk!"penjaga yang berambut merah itu langsung menggiringnya ke hadapan raja.Wajah Percy datar seperti tembok besar China,ditambah lagi dia kebelet pipis.Dunianya berputar hebat seratus delapan puluh derajat.Tiba didepan sebuah singgasana,jantungnya terus bertabuh kencang.Seperti paduan orkestra dan semacamnya,hingga dia sendiri takut kalau jantungnya copot."Raja ada yang ingin bertemu dengan anda"si penjaga membungkuk.Percy tak mengikuti,karena ia memang sudah diposisinya."Siapa?".Percy membatin,betapa manjanya raja tersebut.Ia sangat angkuh hingga Percy tak bisa melihatnya,karena singgasana tersebut memunggunginya.Dua orang pengipas yang selalu siaga berada di sisinya membenarkan singgasana tersebut,sehingga kini Percy dan sang raja berhadapan.Percy mendongak,terperangah untuk yang keberapa kalinya.

"Oh hai anak muda,aku raja dari Laurentium.Raja Latinus."mata Percy tak mau berkedip.Butuh waktu yang lama untuk menyadari hal itu."Hei anak muda,raja bertanya kepadamu."barulah saat si penjaga itu menyentak,Percy berkedip."Ehmm..aku,aku..oh ya aku pembuat kunci.Minggu lalu anda memesan sebuah kunci bersepuh emas dariku."entah kenapa pikiran itu merasukinya,padahal ia jarang berpikir.Tapi kata kata itu meluncur bebas dari mulutnya,seakan akan bukan Percy yang bicara.Percy bingung apakah si raja mau berkompromi dengannya,mereka tidak saling kenal di dunia berdimensi misterius ini."Oh kau Lucas ya,baiklah.Dan sekarang dimana kuncinya?"Percy berkeringat dingin.Pasalnya kunci emas tersebut sangat berat melebihi anaklumos di sakunya.Bahkan anaklumos saja terhimpit,ia tidak bisa mengangkatnya!Percy ketakutan setengah mati,walaupun sebenarnya dia tidak tahu apakah dia sudah mati atau belum.Yang jelas,pertanyaan itu membuatnya menjadi gagap."A..akk..ku ra..saa kuncc..cinya belum selesai raja.Ja..jadi aku harus menyelesaikannya di..ddisini."Percy selesai berbicara."Oh benarkah?baiklah jika itu maumu,aku akan memberimu satu kamar untuk menyelesaikan kunci itu.Aku harap secepatnya."si raja tersenyum manis untuk ukuran lelaki berumur tujuh puluh tahunan.Percy hanya bisa menebak,apakah itu pertanda baik atau buruk.Dalam petualangan yang sebelumnya,belum pernah tuh Percy menemukan raja yang sepengertian dengannya.Raja raja yang pernah Percy temui semuanya munafik,bermuka dua.Hei ia jadi ingat Janus,karena jalan dari Janus sekarang dia berada disini.Sungguh ironi."Baiklah,terimakasih raja Latin.Terimakasih.."Percy bersujud kepada raja itu,agar nanti malam ia masih dalam kondisi yang baik.Penjaga membawanya ke kamar yang dimaksud raja.Setelah sampai,Percy langsung menghambur ke pelukan kasurnya yang minimalis.Walaupun nyawanya hampir terancam,Percy masih bisa bersyukur diberikan kasur yang empuk ini.Sprei dan bantalnya berwarna putih,senada dengan selimutnya.

Dari jendela kamarnya,ia bisa melihat hamparan perkebunan yang luas.Ada lobak,labu,anggur juga tanaman lainnya.Sehingga ia bisa menghirup udara segar setiap saat.Jika ia tidak ingat perkemahan,mungkin ia akan menetap disini.Membuat ribuan kunci bersepuh emas untuk sang raja.Namun mau dikata apa lagi,hidupnya ini sudah penuh rekayasa.Ia juga baru tersadar,kalau sekarang ia sedang berada di dimensi lain.Entah antara permukaan bumi dan Tartarus atau dia memang sedang menikmati syurga.Ah dia jadi ingin mati.Untunglah saat semua pikiran Percy runyam,seseorang mengetuk pintu kamarnya.Dengan santai ia membuka knop pintu.

"Halo,ini ada beberapa pakaian dari raja Latinus.Beliau harap jika anda bisa hadir di acara pesta malam nanti",tunggu..apa?pesta?
"Pesta?maksudmu apa?"biji mata Percy hampir keluar,sehingga pelayan wanita yang mengantarkan barangnya tersenyum.
"Terimalah raja yang memberikannya."pelayan berbaju merah tersebut menunduk,Percy merasa bersalah telah memelototinya.

"Baiklah,terima kasih."

"Dan satu hal lagi,jagalah setiap jengkal rahasiamu.Disini,setiap inchi kebenaran yang kau sembunyikan bisa jadi malapetaka."gadis pelayan itu tersenyum lagi,lalu berbalik badan meninggalkan Percy yang terperangah.Dia menutup pintu.
Sebuah kotak yang berisi jubah kebangsaan teronggok bisu diatas kasurnya.Ini baju bangsawan,sedangkan ia dalam peran yang tak disangka sangka hanya seorang pembuat kunci.

   Apakah di dimensi ini seorang pembuat kunci sama derajatnya dengan bangsawan?Percy terlampau linglung memikirkannya.Ia mengehempaskan tubuhnya kembali di lautan kapuk.Lalu berangan bisa cepat pulang untuk menemui sahabat dan kekasihnya,Annabeth.Percy panik,ia hampir melupakan kekasihnya yang rela terjun bersama ke Tartarus.Maka untuk itu,Percy berusaha memejamkan mata.Mengumpulkan ribuan memori kenangan dirinya dan Annabeth.Meskipun saat di padang rumput beracun Tartarus sekalipun.




Sorry readers..yuna baru update chapter yang udah bulukan selama satu taun ini😅
Mohon maaf atas segala kesalahan yuna ya readers..

YunaYuniar

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not Life Without You (A Percabeth Story)|HIATUS|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang