X.Annabeth

226 22 0
                                    


"Annabeth kemarilah!!"
Annabeth dengan lunglai melangkah memenuhi keinginan seorang Piper yang memanggilnya.

"Frank dan Hazel baru tiba,sekarang mereka ada di rumah besar!" pekik Piper girang.Annabeth hanya tersenyum tipis.

"Pipes,Annabeth ayo temui teman kita!" perintah Jason dari balik pintu pondok Athena.

Untuk yang ke sekian kalinya Annabeth berjalan dengan pikiran yang bercabang.Tatapan matanya kosong,tubuhnya ringkuh tak berisi.Saat Piper menggandeng tangannya,putri Dewi Aphrodite itu langsung meringis.Ia tak sanggup melihat Annabeth yang seperti mayat berjalan.

Annabeth tak bisa mengenyahkan wajah Percy dari pikirannya.Matanya mulai berair saat melihat danau kano yang mengkilap diterpa sinar matahari.Dalam hati ia menguatkan diri dengan berdoa kepada Dewi Athena,ibunya.

Setelah Percy menghilang,Annabeth tidak bisa mengurus hidupnya sendiri dengan benar.Ia selalu menghindar dari jam makannya,lalu melarikan diri ke tepian danau kano.Kegiatan rutinnya itu ia isi dengan menangis dan menyesali kesalahannya yang tidak bisa menjaga Percy.Ia rela harus kembali menjelajahi dasar Tartarus asalkan bisa bersama Percy.Ia rela memanggul langit kembali asal bisa melihat Percy.Ia rela melakukan apapun,asal bisa bersama Percy.Ya,Percy adalah belahan jiwanya.

Rumah besar tinggal beberapa meter lagi.Annabeth bisa melihat dua orang yang sedang bercakap cakap di ruang tamu rumah besar.

"Piper,Annabeth!!aku senang sekali bisa bertemu dengan kalian lagi!!" jerit Hazel Levesque seraya merentangkan kedua tangannya lalu memeluk Annabeth dan Piper.

"Ohh..Frank!bagaimana dirimu sekarang mate?!aku bahagia bisa bertemu kalian lagi!" ucap Jason yang sedang memeluk tubuh sahabat Argonaut nya.Saat mereka tengah melepas rindu,terdengarlah suara ledakan dari luar rumah besar,namun ledakan tersebut terdengar sedikit meriah.Mereka berhambur keluar dan mendapati sahabat mereka si tangan baja tengah melompat lompat bahagia seperti kerasukan.

"Ohh..brother and sister!!welcome to the camp half blood again!!" teriak Leo bersemangat.Tak lupa juga di sisinya ada seorang gadis cantik yang akan selalu setia menemani kemana pun Leo melangkah.Setiap melihat sesuatu yang berkaitan dengan Percy,hati Annabeth meringis.Kendati  posisi dirinya dulu pernah diduduki seorang gadis immortal penghuni pulau Ogigya.Annabeth tak pernah mempersalahkan hal itu karena sebelum itu terjadi,sang putra Dewa laut telah mengklaim dirinya.Atau dirinya yang telah mengklaim Percy terlebih dahulu.The first kiss.Cukup sudah otaknya memutar kembali memori pahit tentang Percy.Terlalu banyak yang ia cerna sehingga kini harus vakum dan memfokuskan diri demi menemukan kedamaian hidup.Tapi itu sangatlah sia sia,siapapun akan menyangkal bahwa hidup seorang demigod suatu saat nanti menemukan kedamaian.Iming iming murahan yang ampuh mempengaruhi setiap jiwa demigod yang ambisi dan haus akan pembalasan.

"Ini sudah cukup meriah bukan??aku juga menambahkan sedikit taburan kebahagiaan pada kembang api ini,apa kalian merasakannya?" tanya Leo panjang lebar mengenai hasil karyanya.Mereka semua tertawa,kecuali sang gadis bijaksana.Ia merasa tidak ada yang lucu dari pertanyaan Leo.Atau mungkin hidupnya sudah basi dan tidak bisa merasakan kembali candaan sahabatnya yang punya godam.

"Oke,semuanya kita sudah menyambut teman kita.Frank,Hazel sebaiknya kalian istirahat dulu." Piper menginterupsi.Frank tersenyum,lalu menepuk pundak Leo.

"Bung,terima kasih atas penyambutannya.Kami sangat terharu.." ucap Frank dramatis.Sejauh yang ia lihat,pemuda keturunan Kanada-China itu sudah banyak berubah.Tubuh gempal dan mata sipit juga tinggi badan yang lebih mumpuni dari mereka semua,sekarang Frank lebih dewasa.Begitu pula dengan sang putri Pluto.Rambut kritingnya terurai keemasan,lebih tinggi dan percaya diri dalam pembawaannya.Annabeth tersenyum tipis,mereka teman demigod seperjuangannya.

Piper menggandeng lengannya dan lengan Hazel.Seolah mereka adalah anak kecil nakal yang siap dijerumuskan ke penjara karena tingkah psikopat.Jika memang demikian,ia lebih memilih menjadi psikopat daripada menjalani hidup penuh drama dan tekanan.Psikopat berjiwa bebas,alternatif terbaik bagi demigod ambisius.Dan pembalasan dari semua itu tiada lain Tartarus jahanam yang kejam.Manis di awal pahit kemudian,pepatah bermoral.

"Annabeth,aku dan Hazel ingin melihat arena pedang sebentar,apa kau ingin ikut?" pertanyaan Piper tak butuh jawaban.Sudah jelas,mereka ingin membahas hal yang pribadi.Annabeth mengangguk.

Sambil melihat punggung mereka menjauh,Annabeth berpikir kemana ia sekarang.Hutan telah ia jelajahi,termasuk jalur yang dulu pernah menjadi jalan para pasukan Kronos yang dipimpin Luke untuk memerangi Perkemahan.Itu salah satu tempat favoritnya.Mungkin Annabeth bisa berlama lama disana,jika perlu ia bermalam dan tidak terlalu menghiraukan monster.Annabeth lebih senang jika mereka memakannya.

"Annabeth?bagaimana keadaanmu?" suara seseorang membuyarkan lamunannya.Chiron dalam bentuk centaurus tersenyum menunjukan kerutan kerutan yang tiada berubah ribuan tahun lamanya.Annabeth menjawab dengan senyum dan sorot mata meyakinkan.Namun,guru yang pernah mengajar Herculles itu tahu bahwa Annabeth berbohong.Dia seorang putri Athena,bukan putri Apate.

"Nak,asal kau tahu,aku pernah menghadapi seorang demigod putus asa.Dia tak menginginkan hidup,kau tahu karena apa?" Annabeth hanya menunduk.Biasanya ia akan langsung menjawab,otaknya penuh dengan pengetahuan.Tapi sekarang ia merasa lebih tertarik menatap tanah perkemahan yang subur lekat lekat.

"Cinta.Kau benar,cinta bisa merubah biru menjadi merah,tongkat menjadi pedang,dan tawa menjadi darah.Itu membuatmu bimbang.Eros dan Aphrodite akan senang jika ada manusia yang berkorban demi cinta." tutur Chiron panjang.Annabeth mendongak,menerawang ke dalam mata seorang guru yang sudah melihat setiap nasib para pahlawan.

Udara sejuk perkemahan membuai Annabeth lembut.Pohon pohon yang menjulang tinggi bergemerisik,ikut terbuai.Suara tawa para dryad sesekali tertangkap indra pendengaran.Kilauan cahaya matahari menerpa danau kano.Burung bercicit,ikan beriak di danau,kuda mengikik di kejauhan.Oke seharusnya hal seperti itu tidak membuatnya pusing.Tapi kali ini Annabeth harus menentukan strategi.Ia harus menemukan Percy.

Tekadnya bulat untuk mencari vial tersebut seorang diri.Entah mengapa benda itu raib seperti ditelan bumi.Atau mungkin memang sudah ditelan bumi?.Annabeth membuang jauh jauh pemikiran tersebut.Sang ibu bumi telah mereka tidurkan kembali,dengan dibalas kematian Leo yang ternyata selamat.Leo harus berjuang kembali ke perkemahan hanya karena Dewi tua yang mengantuk.Jika bukan ibu bumi yang menelannya,lantas apa yang terjadi dengan vial itu?.Satu jawaban terlintas di pikiran Annabeth.

Vial itu dicuri.

***

"Lalu siapa yang mencurinya?" tanya Hazel dengan raut muka penasaran.Kru Argo II sedang berkumpul.Mereka sengaja berkumpul untuk membahas permasalahan tersebut.

"Tentu saja Dewa Pencuri!" Leo mengalihkan perhatian.Obeng dan sebuah kontak besi mini ada di kedua tangannya.

"Tapi kenapa dia melakukan itu?setahuku,Hermes tak punya riwayat sakit jiwa-"

"Semua dewa pernah mengalami sakit jiwa,saat mereka berperang melawan kepribadian Yunani dan Romawi mereka." Annabeth menyela.Frank mengambil sebuah marhsmallow,menusuknya lalu mengarahkan kudapan itu ke tangan Leo.

"Apa??" tanya Leo bingung saat Frank menatapnya.

"Aku tak ingin marhsmallow gosong.Mungkin jika kau mengeluarkan api nya sedikit,marshmallowku akan yummy!!".Pria besar itu mengeluarkan roll eyes nya.Sangat aneh melihat pria yang hobinya berubah bentuk memelas kepada seorang pemuda ceking.

"Enak ya,kalau ada Leo!kita tak perlu capek membawa kompor untuk memasak makanan." semua tertawa.Itu membuat Annabeth tersenyum miris.Seharusnya ia tidak menimpakan bebannya kepada para demigod yang mengambil rehat berburu monster.Namun,dari hati yang paling dalam ia merasa bahagia memiliki mereka.Walau tanpa Percy.

...


To be continue..

Not Life Without You (A Percabeth Story)|HIATUS|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang