Empat Belas

280 8 0
                                    

Entah mengapa Dira lebih memilih untuk duduk di cafetaria bergabung bersama dengan Rizky dan teman – temannya daripada dengan teman – teman sejurusannya. Padahal disana Aksa masih saja absen untuk nongkrong bersama mereka siang itu. Meskipun ia adalah satu – satunya perempuan yang duduk di meja itu Dira merasa aman. Tidak ada yang berusaha untuk menggodanya atau bahkan mendekatinya. Mungkin karena mereka tahu bahwa Dira dekat dengan Aksa walaupun status mereka berdua bukan pacar.

"Wah, si orang sibuk dateng tuh, Ra," ujar Rizky saat Aksa menghampiri meja mereka. Dira diam tak menanggapi, degup jantungnya berubah tak beraturan. Ia berusaha menutupi kegugupannya dengan berpura – pura sibuk dengan ponselnya.

Aksa menyalami semua teman – temannya setibanya disana. Dira adalah orang yang terakhir ia salami. "Lagi gak ada jadwal, Ra ?" tanya Aksa setelah duduk dihadapan gadis itu. Dira hanya mengangguk sebagai jawaban, matanya masih menatap layar ponselnya. "SPG yuk, ah. Laper nih," ajaknya.

"Gak ah," jawab Dira ketus.

"Steak aja gimana ? Aku yang traktir deh," Aksa berusaha membujuk Dira. Ia tahu bahwa Dira pasti kesal padanya.

"Masih kenyang."

"Es krim deh, pasti mau kan ?"

Shit ! He knows my weekness. "McFlurry tapi ?" Dira menyerah.

"Luluhnya sama es krim ternyata," Aksa tertawa. "Ya udah yuk," mereka berdua berpamitan dengan teman – teman mereka.

"Ciee yang mau kangen - kangenan," celetukan Arif itu langsung disambut oleh gelak tawa yang lainnya.

Aksa dan Dira meninggalkan cafetaria lalu melangkah menuju lapangan parkir dimana motor Aksa terparkir.

Aksa melajukan motornya menuju McDonald's Simpang Dago. Selama dalam perjalanan, keduanya hanya terdiam. Perasaan Dira bercampur aduk saat ini, antara kesal, senang, juga bingung.

Setelah Aksa memakirkan motornya, mereka berdua masuk ke dalam restoran itu. Dira memesan 2 McFlurry choco sedangkan Aksa mencarikan tempat duduk untuk mereka berdua.

Tak lama Dira menghampiri Aksa dengan 2 cup es krim di tangannya. "Makasih," ucap Aksa sambil tersenyum manis saat menerima es krimnya. Dira menikmati McFlurry-nya dalam diam. "Kenapa sih, Ra ? Daritadi judes mulu. Kan udah ada es krim," Aksa berusaha mencairkan suasana.

"Lagi badmood aja."

"Iya aku tahu salah, Ra. Sibuk sendiri dan gak ngabarin kamu. Tapi mau gimana lagi, aku lagi banyak tugas, kerjaan di himpunan juga nambah terus. Beberapa hari yang lalu juga aku sempet sakit," jelas Aksa

"Kamu sakit apa ? Sesibuk apa sih sampe gak bisa jaga diri," Dira tak mampu menahan rasa cemas yang muncul dalam dirinya namun suaranya masih terdengar ketus.

"Demam. Kecapean mungkin, gak tahu gara – gara gak ada yang ngurus," Aksa menyeringai bandel.

"Yang diurusnya juga sibuk sampe berminggu – minggu. Aku bisa apa," timpal Dira ketus lalu kembali menikmati McFlurry-nya.

"Maafin dong, Ra..."

"Semudah itu kamu minta maaf ? kamu gak tahu gimana aku tanpa kamu, kamu gak tahu kan segimana kangennya aku sama kamu ? kita jadi berjarak, Sa. Dan aku benci itu. Aku berusaha untuk gak peduli tentang hal ini. Logika aku bilang kalo aku harusnya gak usah peduli lagi sama kamu, tapi aku gak bisa Aksa ! Aku gak bisa gak baik sama kamu !

"Kalo kayak gini terus, aku bisa gila. Lebih baik aku gak usah kenal kamu, Sa."

"Jangan pernah bilang gitu, Dira..."

Sedekat NadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang