Intro \^○^/

7.4K 742 68
                                    

Senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat pergerakan atau timbulnya suatu gerakan bibir pada kedua ujungnya, dan mungkin pula di sekitar mata. Kebanyakan orang tersenyum untuk menampilkan kebahagian dan rasa senang.

.

.

.

Jaejoong menatap Yunho lekat. Seperti biasa, kekasihnya itu selalu terlihat tampan dengan bibir tebal menggoda serta manik musang yang begitu tajam. Tiba-tiba saja terbayang salah satu adegan drama yang sempat populer.

Kembali dilihatnya Yunho yang masih disibukan dengan layar laptop tipis bercahaya terang dan dipenuhi grafik warna-warni serta ribuan kata-kata munggil yang merusak mata dan membosankan.

Jaejoong beranjak dari duduknya dengan sebuah mug latte berkrim manis. Latte kesukaannya masih terasa hangat meski Jaejoong sendiri telah mengabaikannya hampir sejak tiba di kantor Yunho.

"Yunnie." Panggilnya manis dengan senyum lucu, sayangnya Yunho hanya melirik singkat dengan salah satu alis yang dinaikan bingung sebelum kembali berkutat pada kesibukannya.

Jaejoong merengut kesal saat Yunho sama sekali tidak memperdulikannya. Dengan santai disingkirkannya berbagai benda membosankan di hadapan Yunho. Tubuhnya berdiri tegap dengan kedua tangan yang memegang mug.

Sempat Yunho merasa kesal, namun dia tidak mungkin membentak terlebih memarahi sang kesayangan, atau Jaejoong tidak akan berhenti merajuk dan menyalahinya- meski pada awalnya bukan kesalahan Yunho.

"Yunnie~"

Yunho terus memandang lekat Jaejoong, hendak mengetahui apa yang akan kekasihnya lakukan selanjutnya. Jaejoong memang penuh kejutan, namun nada manis yang Jaejoong layangkan sering kali mencurigakan.

Jaejoong tersenyum lebar saat Yunho telah memfokuskan diri sepenuhnya kepadanya. Dengan riang diminumnya latte dengan rakus hingga mengotori sekita bibir ranum menggiurkan miliknya. Jaejoong mengecap lezatnya latte beberapa saat sebelum meletakan mug kosong di meja besar Yunho.

Dengan jantung yang berdebar tak sabar, Jaejoong terdiam seraya menunggu. Namun setelah beberapa saat tidak ada pergerakan pasti dari sang pria kesayangan. Manik bulatnya mengerjap lugu seolah memancing Yunho untuk melakukan sesuatu kepadanya. Terlebih dengan sisa krim yang mulai lengket dan mengering di bibirnya.

Yunho hanya mendengus geli saat melihat tingkah konyol sang kekasih dan mulai menjulurkan jarinya untuk membersihkan bibir Jaejoong. Dengan santai Yunho menjilat krim manis pada jarinya dan kembali menyibukan diri pada pekerjaannya.

Yunho ingin cepat-cepat pulang dan bermain dengan kekasih menggemaskannya itu, lagipula Yunho merasa kasihan dengan Jaejoong yang telah menunggunya sejak makan siang. Sudah empat jam Jaejoong menemaninya di kantor tanpa melakukan apapun selain memainkan ponselnya- ponsel milik Yunho. Entah apa yang pemuda cantik itu lakukan dengan ponselnya.

Persimpangan mulai muncul di dahi indah Jaejoong dengan raut tak percaya yang begitu kental. Jaejoong yakin sekali jika adegan drama yang dilihatnya semalam itu romantis sekali.

Namun kenapa kenyataannya sungguh menyakitkan?

Jaejoong telah membayangkan Yunho yang tergoda dengan krim pada bibirnya dan membersihkan krim itu oleh sebuah ciuman romantis yang mendebarkan, terlebih dengan pandangan pusat kota dari balik jendela raksasa indah serta mentari hangat yang menyinari siluet keduanya. Itu sangat luar biasa, bukan?

Sayangnya, pria bermarga Jung itu malah mengabaikan sosoknya dan kembali melakukan hal yang membosankan.

"Y-yunnie, apakah kau normal?" Jaejoong tak bisa menahan rasa penasarannya.

Yunho kembali melihat ke arah sang kekasih seraya menonaktifkan laptopnya. Manik musang itu mengerjap kecil "Tentu saja aku normal. Lalu apa maksud pertanyaanmu itu, sayang?"

Jaejoong mengerut tak setuju "Tapi... tapi kau tidak tertarik untuk mencium bibirku, padahal Kim Joowon tidak menunggu lama untuk mencium bibir Gil Raim yang terkena krim manis." Serunya berapi-api.

"Kau masih melihat drama itu?" Yunho cukup terheran akan kebiasaan Jaejoong yang senang sekali melihat drama malam bersama sang calon ibu mertua. Dihembuskan napas singkat sebelum menarik lembut sang kekasih untuk duduk dipangkuannya.

"Yunnie?" Seru Jaejoong tak mengerti.

Dieratkan dekapannya pada pinggang ramping Jaejoong dan menatap dalam sepasang manik bulat indah di hadapannya "Jika kau ingin aku menciummu, maka katakan saja. Tidak perlu bertingkah konyol dan membuatku bingung serta mengganggu pekerjaanku, sayang."

"Kau menyebalkan! Aku tidak konyol, Yunnie! Kau sama sekali tidak romant- hhppmmm..."

Yunho langsung menarik lekuk Jaejoong dan menyatukan bibir keduanya dengan hati-hati tanpa menunggu Jaejoong menyelesaikan ucapannya. Dikecupnya perlahan sebelum membawa sang kekasih pada ciuman lembut yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Jaejoong benar-benar terbuai akan ciuman mereka kali ini. Meski adegan drama yang dilihatnya begitu menakjubkan dan sempat membuat Jaejoong iri setengah mati, namun sepertinya ciuman dirinya dengan Yunho terasa berkali lipat lebih manis. Sangat manis dan bisa saja membuat gula darahnya naik seketika.

Dahinya mengerut dalam. Jaejoong tidak ingin melepaskan bibir Yunho, bahkan kedua lengan kurus Jaejoong telah melingkat erat pada punggung Yunho serta merapatkan tubuh keduanya.

Manik musang itu terbuka dengan bibir masih terus bergerak lembut, terlebih merasakan pergerakan sang kekasih yang dirasa mulai menggoda dirinya. Jaejoong sama sekali tidak bisa diam, bahkan terus menggerakan tubuh diatas pangkuannya.

"Sayang?" Yunho melepas paksa ciuman keduanya dan menatap lama sepasang manik bulat sayu, terlebih dengan bibir ranum yang membengkak. Jaejoongnya kini terlihat amat menggairahkan.

"Y-yunnie..." desah Jaejoong merasa aneh. Matanya berpencar tak tentu arah dengan raut wajah meminta pertolongan.

Yunho nyaris saja tersedak saat memahami situasi yang dialami sang kekasih "Kita selesaikan dengan cepat, eoh?"

Jaejoong mengangguk penuh semangat dan memeluk Yunho dengan pasti saat pria tampan itu membawanya menuju sebuah kamar di pojok ruangan.

Yunho bukanlah sosok pria layaknya Kim Joowon yang dapat bersikap romantis kepada Gil Raim, seperti yang Jaejoong harapkan. Namun Yunho selalu mengerti apa yang Jaejoong inginkan.

Jadi, pria romantis atau pria yang pengertian?

...

.

.

.

.

.

Untuk perkenalan, Ari kasih yang manis2 dulu aja deh hihihi

Karena masih awal jadi belum dikasih panjang, intinya hanya kisah2 ringan antara Jung Yunho yang tidak banyak bicara bersama Kim Jaejoong, sang remaja imut yang ngegemesin >_<

RisusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang