Senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat pergerakan atau timbulnya suatu gerakan bibir pada kedua ujungnya, dan mungkin pula di sekitar mata. Kebanyakan orang tersenyum untuk menampilkan kebahagian dan rasa senang.
.
.
.
"Apakah kau tidak ingin pulang, Jae?"
"Hyungie mengusirku?!"
Hyunjoong hanya dapat meringis ketika Jaejoong menjerit kesal kepadanya. Sebenarnya dirinya sangat ingin Jaejoong segera pergi meninggalkan ruangannya, namun Hyunjoong sangat tidak ingin jika bocah menyebalkan itu menangis keras dan mengadu pada kedua orang tua mereka- hanya karena dirinya menyuruh Jaejoong pulang.
Oh... malangnya nasib Hyunjoong yang memiliki adik sangat manja dan menyebalkan seperti Jaejoong.
"Tidak..." Jaejoong tersenyum puas yang langsung lenyap begitu Hyunjoong melanjutkan perkataannya "Tidak salah lagi. Karena kau benar-benar menggangguku, Jaejoongie."
"Hyungie!" Manik bulat Jaejoong memicing marah "Akan kuadukan pada umma jika Hyungie berkencan dengan banyak wanita."
Hyunjoong gantian membulat terkejut akan pertanyaan Jaejoong, tahu darimana adik kecilnya itu tentang para wanita yang berkencan dengannya? Namun dengan tenang Hyunjoong membalasnya "Apa yang kau tahu tentangku, Jaejoongie sayang? Anak kecil tidak boleh berbohong~"
Jaejoong mengeram kesal bahkan menghentakan kakinya kuat "Pokoknya aku tahu! Hyungie bahkan mengencani Sunny seonsaengnim! Lalu kakak Krystal teman sekelasku- Jessica nuna? Bagaimana dengan tetangga kondomu itu- Hyorin nuna?!"
Hyunjoong hanya dapat menahan diri untuk tidak membekap mulut berisik Jaejoong. Adiknya itu memiliki suara yang begitu nyaring dan memekakan telinga, bisa saja perkataan Jaejoong didengar oleh bawahannya di luar ruangan.
Oh... hilanglah predikat atasan yang penuh wibawa ketika bawahannya melihat Hyunjoong disudutkan seperti ini oleh Jaejoong. Dibully oleh remaja berusia tujuh belas tahun? Menyedihkan!
Baru saja Hyunjoong hendak membalas, namun Jaejoong menyerobotnya terlebih dulu layaknya kereta api yang kehilangan kendali.
"Aku juga ingat dengan Tiffany nuna, dia begitu baik namun hubungan kalian tidak berjalan lama. Lalu Hyohyeon nuna, aku menyukainya namun kalian berpisah juga. Bagaimana dengan Dasom nuna? Apakah Hyungie tidak ingin mengenalkan kami? Apakah kalian sudah putus? Bagaimana aku bisa menemukan kakak ipar yang baik jika kelakukan Hyungie benar-benar menyedihkan seperti ini? Aku berharap jika kakak iparku adalah Hyesun nuna-"
"Tidak akan!" Hyunjoong memotong ucapan Jaejoong begitu saja dan menghentikan cerita panjang Jaejoong akan sederet mantan kekasihnya.
Dan bagaimana mungkin Hyesun menjadi pasangannya?! Wanita itu sangat mengerikan- mungkin Hyesun memiliki wajah yang lembut dan cantik dengan senyum lucu yang menggemaskan, namun wanita itu sangat menyeramkan. Pernah sekali Hyunjoong menalin hubungan dengan wanita itu, dan beberapa hari setelahnya Hyesun malah melayangkan bogem mentah kepadanya.
Tentu saja Hyunjoong tidak merasa telah melakukan kesalahan- padahal saat itu Hyesun memergokinya tengah menikmati kencan dengan wanita lain. Hyesun adalah wanita keras kepala, dia selalu memperlakukan Hyunjoong seperti anjing peliharaan yang patuh- meski itu demi kebaikan Hyunjoong sendiri.
"Kenapa?" cicit Jaejoong yang begitu terkejut akan seruan keras Hyunjoong.
"Astaga... maafkan aku, Jaejoongie sayang. Sungguh aku tidak bermaksud-"
"Hyungie berteriak kepadaku! Akan aku adukan kepada umma! Lihat saja nanti!"
Hyunjoong menjadi serba salah, terlebih Jaejoong mulai meraih ponselnya untuk menghubungi umma mereka. Oh, bisakah Hyunjoong sekali saja hidup dengan tenang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Risus
FanfictionDalam bahasa Latin, risus artinya senyum. Dan ini adalah kisah Jaejoong yang begitu jengkel pada sang kekasih. Pemuda tampan yang sulit sekali menampilkan senyum, bahkan ketika senang atau bahagia. Kekasihnya itu jarang sekali menampilkan ekspresi...