Sad (/□\*)・゜

2.2K 286 25
                                    

Senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat pergerakan atau timbulnya suatu gerakan bibir pada kedua ujungnya, dan mungkin pula di sekitar mata. Kebanyakan orang tersenyum untuk menampilkan kebahagian dan rasa senang.

.

.

.

Sepasang kaki kurus itu terlihat melangkah ringan, melalui beberapa ruangan untuk menuju sebuah kamar dimana tempatnya sering kali menghabiskan waktu. Mengindahkan sapaan beberapa pelayan yang terlintas. Lekuk lebarnya setia terbingkai pada bibir ranum dengan raut antusias, lebih-lebih tidak sabar untuk menemui sang kesayangan yang selama dua minggu lebih terabaikan oleh kesibukan di sekolah.

Tentu saja ujian yang berlangsung serta tugas-tugas yang dibebankan. Beruntunglah mulai hari ini sudah tidak ada lagi hal-hal menyibukan itu, manik bulatnya sigap menyusuri seluruh ruangan usai membuka pintu. Pun dahinya mengercit dalam ketika tidak mendapati siapapun di sana.

"Jiji!"

Serunya setelah memasuki ruangan sepenuhnya, mengindahkan seragam sekolah yang masih membalut serta ransel yang setia tergantung pada punggung. Manik bulat cantik itu mengerjap lugu sebelum memeriksa seluruh sudut untuk mencari sang kesayangan.

"Jiji-ah! Aku membawa salmon panggang kesukaanmu!" seru Jaejoong seraya mendudukan diri pada sebuah ranjang mungil.

Mengeluarkan kota berisi hal yang dimaksud dan membuka penutupnya agar aromanya dapat menguak ke sekeliling ruangan, bukankah penciuman binatang itu sangat tajam? Dan biasanya Jiji akan mendatanginya tak lama setelah aroma amis memenuhi ruangan berukuran sepertiga ruangannya.

Lagipula kamar milik Jiji tidak terlalu besar dan tidak membutuhkan banyak barang, pun hanya sebuah ranjang mungil serta beberapa perlengkapan yang dibutuhkan kucing.

"Apakah Jiji bermain di taman belakang?" gumannya kemudian bangkit sekejap.

Meski matanya masih menjelajahi setiap sudut yang dilintasi hingga tiba di sebuah halam luas dengan beberapa tanaman bunga cantik dan tiga pot catnip dekat gazebo, dimana Jiji selalu menghabiskan waktu untuk menunggunya.

"Jiji-ah~!" mendudukan diri pada salah satu kursi dengan kotak berisi salmon yang diletakkan pada meja di hadapannya, berharap jika kucing menggemaskan kesayangannya akan datang dan bermanja dipangkuannya seperti biasa.

Tiga puluh menit terlewati ketika tidak satupun terjadi di sana. Mendesah kecewa dan hendak kembali ke dalan hingga salah seorang pelayan mendekat.

"Tuan Muda, kudapan sore anda sudah siap."

Jaejoong hanya mengangguk lemah seraya melangkah, pun tiba-tiba saja terhenti sebelum kembali memandang pelayan itu dengan sepasang manik bulatnya yang membesar.

Tentu saja tatapan Jaejoong sempat membuat sang pelayan terkejut pun tidak nyaman pada posisinya, lebih-lebih ketika Jaejoong memelototinya seolah dirinya telah membuat kealahan. Meski hal itu malah semakin membuat sosok sang tuan muda terlihat jauh menggemaskan.

"A-ada apa, tuan muda?"

Mencebil dengan raut penasaram "Apakah nuna Kang melihat Jiji?"

Juhyun, salah satu pelayan terdekat Jaejoong membalas tatapan itu tak mengerti "Saya hanya tahu jika tuan dan nyonya besar membawa kucing anda sejak lima hari yang lalu."

"Kemana?!"

Nyaris saja terlinga Juhyun mendengung oleh jeritan tak terima sang tuan muda "Sebelumnya kucing anda memang sudah terlihat tidak sehat, tidak lagi menghabiskan makanananya serta beberapa kali bersembunyi."

RisusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang