Senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat pergerakan atau timbulnya suatu gerakan bibir pada kedua ujungnya, dan mungkin pula di sekitar mata. Kebanyakan orang tersenyum untuk menampilkan kebahagian dan rasa senang.
.
.
.
Kaki ramping itu melangkah gesit ketika melihat pintu lift terbuka, terbalit senyum lebar penuh arti ditekannya salah satu angka dengan antusias. Kepalanya telah membayangkan berbagai hal menyenangkan yang akan dilakukannya bersama sang kekasih.
Senyum manis kembali terulas ketika melihat Emma, salah satu asisten pribadi sang kekasih yang baru saja keluar dari salah satu ruangan.
"Tuan Kim." wanita itu sedikit terkejut saat mendapati Jaejoong yang telah berdiri di dekat salah satu pajangan guci raksasa, terlebih dengan seragam salah satu sekolah swasta yang membalut tubuh remaja itu "Hendak mengunjungi tuan Jung?" godanya.
Jaejoong hanya terkekeh malu sebelum menatap wanita yang berusia 15 tahun diatasnya itu "Apakah Yunho-hyung ada diruangannya, nuna?"
"Seperti yang anda tebak, tuan Jung baru saja tiba. Sayangnya pukul tiga nanti tuan Jung akan kembali ke kantor." tidak ingin membuat remaja cantik itu bersedih dengan informasi yang diberikannya, Emma kembali mengulas senyum "Apakah tuan Kim ingin membawa tuan Jung pergi? Jika begitu saya akan meminta Sherly dan Beby untuk mengubah jadwal tuan Jung."
Jaejoong hanya menggeleng singkat sebelum mendesah lemas "Tidak perlu, nuna. Mungkin akan lebih menyenangkan jika Joongie mendapatkan Caramel cake serta cola dingin."
Emma kembali memasang raut sesal "Sayang sekali, tuan Kim. Tuan Jung melarang seluruh pekerja untuk menyimpan kedua makanan itu, namun saya masih bisa meminta pelayan untuk membawakan anda salad buah segar dan segelas susu hangat."
Rengutan manis itu kembali menghiasi wajah Jaejoong, dampak menyedihkan sejak dirinya jatuh sakit beberapa waktu lalu adalah seluruh kudapan favorit yang dipenuhi gula kesukaannya mulai menghilang dari peredaran.
"Tidak perlu, Joongie sudah tidak berminat. Lebih baik Joongie pulang saja!"
Emma semakin tidak enak hati ketika remaja cantik itu mulai berbalik arah "Tuan K-"
"Jaejoongie?"
Yunho baru saja hendak memanggil Emma untuk meminta salah satu supir menjemput sang kekasih ketika dikejutkan oleh keberadaan Jaejoong di kediamannya. Namun wajahnya menampilkan raut penuh tanya ketika Jaejoong menjauhi ruangannya.
Respon Jaejoong pun jauh dari apa yang Yunho kira, remaja cantik itu malah semakin mempercepat langkah. Diliriknya Emma yang kembali menunduk sesal sebelum mengejar Jaejoong yang hendak memasuki lift.
"Apa yang terjadi, sayang?"
Pout lucu memenuhi pandangan Yunho seraya meminta Emma meninggalkan keduanya "Ingin menemuiku?"
"Tadinya" Jaejoong mendesah panjang yang membuahkan tanda tanya pada diri Yunho.
"Lalu? Bukankah kau tahu pasti jika aku berada di ruang kerja? Apakah Emma tidak memberitahumu?" dibawanya Jaejoong menuju kamar yang berada di pojok lorong, selang satu buah kamar dari ruang kerjanya.
"Tidak jadi."
"Huh?" Yunho kian dibuat tak mengerti dengan perkataan singkat Jaejoong "Ada apa?"
Jaejoong hanya mengedarkan pandangannya pada seluruh kamar megah Yunho namun sama sekali tidak ingin menjawab pertanyaan Yunho "Bosan." sahutnya tak acuh.
Yunho mendekati Jaejoong yang mendekati balkon dan membuka pintu kaca sehingga udara luar mulai membelai keduanya "Ingin pergi ke suatu tempat?"
"Tidak tahu." kembali desahan putus asa didengar Yunho, dengan raut lesu membingkai wajah rupawan sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Risus
FanfictionDalam bahasa Latin, risus artinya senyum. Dan ini adalah kisah Jaejoong yang begitu jengkel pada sang kekasih. Pemuda tampan yang sulit sekali menampilkan senyum, bahkan ketika senang atau bahagia. Kekasihnya itu jarang sekali menampilkan ekspresi...