CHAPTER 10

241 45 6
                                    

‘Bagaimana aku mengembalikannya. Aish~ menatap wajahnya saja aku tidak sanggup bagaimana mau ngomong sama dia’

“J Jungkook”

“Nde?”

Degh

Tidak.

Aku tidak meresponi sautannya. Hanya detakan jantung yang terasa begitu cepat takkala Jungkook balik memandangku yang memang memanggilnya tadi. Sekilas bayangan saat ku melihatnya yang berjalan dengan yeoja itu, terlintas diotakku, membuat sesuatu di dalam dadaku terasa ngilu.

“Jieun? Ada apa?”

AKHHH, aku menyesali keputusanku untuk mengembalikan jasnya sendiri.




Mmmm.. a aku i ingin mengembalikan jasmu. Terimakasih” Ujarku gugup seraya meletakan jasnya di atas meja yang menjadi pembatas aku dengannya.

“Kau datang hanya untuk ini?”

“I iya. Aku balik ke kelas dulu. Terimakasih Jungkook” Ucapku lalu mulai melangkahkan kakiku meninggalkannya yang bertahan dengan duduknya di perpustakaan yang terlihat sepi.










“Ji”








Aku menghentikan langkahku takkala telingaku menangkap suaranya yang memanggilku pelan.

Tidak.

Aku tidak ingin berbalik dan menatap wajahnya, itu hanya akan membuatku teringat pemandangan menyakitkan itu.












“Aku tidak bisa menahannya lagi”

Ujarnya membuat tubuhku bergetar. Suara paraunya membuat jantungku berdegup semakin kencang.













“Aku merindukanmu”

Tes

‘Tidak. Mengapa kau menangis? Jieun bodoh!’
Batinku seraya menghapus kasar airmataku yang menetes dari asalnya. Aku berlari menjauhinya. Aku tidak sanggup berada di dekatnya lagi.

Wae Kook? Kenapa setelah aku mencoba melepasmu, kau seperti ini?’
Batinku setelah aku menghentikan langkahku di halaman belakang sekolah yang memang sepi, jarang ada yang lewat atau main disini.

“Kenapa? Kenapa aku harus merasakan ini?”

“Jantung bodoh! Kenapa kau berdegup kencang hanya karena melihatnya”

“Telinga bodoh! Kenapa kau selalu mendengar perkataannya!”

“Otak bodoh! Kenapa kau selalu memikirkannya!”

“Pipi bodoh! Kenapa kau merona hanya karena perbuatannya!”

“Hati bodoh! Kenapa kau harus menepatkan dia di dalammu! AKHH!!”

Pukk

Pukk

Pukk






Srett






“Aku akan menciummu jika kamu berani memukul dirimu lagi”








Aku mengangkat kepalaku setelah seseorang menahan tanganku yang tadi ku pakai untuk menghukum diriku sendiri.

Aish~” Desisnya setelah aku memandang kearahnya dengan mata membengkak dan wajah menyedihkan.

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang