#1 (REVISI)

5.1K 242 3
                                    

Suasana pagi ini seperti biasanya  terdengar damai dan tentram.Tak terkecuali dikediaman keluarga yang terlihat harmonis.Sang kepala keluarga yaitu Hamid tengah asik membaca koran ditemani secangkir kopi hangat buatan sang istri tercinta siapa lagi kalau bukan Nazwa.Jika Hamid sedang santai lain halnya dengan sang istri yang tengah berkutan dengan bahan makanan didapur membuat sarapan pagi.

10 menit sudah berlalu dan kini Nazwa sudah selesai dengan pekerjaannya,lantas ia menata semua makanan tersebut dimeja dengan rapih.

Ting...

"Alhamdulilah" ucap sang istri saat ia menaruh makanan terakhir dimeja tersebut.

"Udah selesai mi?"

"Alhamdulilah, udah bi"

"Anak-anak,udah bangun?"

"Kayaknya belum bi" ucap Nazwa sambil melepas celemek.

"Sebentar,umi bangunin mereka dulu" ucap Nazwa pergi dari hadapan Hamid untuk membangunkan anak-anak.Kini ia sudah berdiri dikamar si sulung.

Tok...tok...tok

"Hanif bangun nak,udah siang" ujar Nazwa,lalu ia beralih mengetuk pintu si bungsu.Beruntung kamar mereka bersebelahan jadi Nazwa tidak memakan waktu banyak untuk membangunkan mereka.

Tok...tok...tok

"Ra bangun nak,umi tunggu dibawah ya" ujar Nazwa,lalu ia kembali ke ruang makan.

Clek...

Tak lama setelah Nazwa membangunkan mereka,kedua pintu kamar tersebut terbuka secara bersamaan.Sang pemilik kamar keluar bersamaan,Hanif melirik ke arah Zahra dan menatapnya sinis begitu pun dengan Zahra.Dimata mereka terlihat kilatan api yang membara seperti sinyal bahwa mereka siap berperang.

"Urusan kita belum selesai" ujar Hanif dan Zahra hanya melewati abangnya tanpa bersuara apa pun.

Entah kenapa pagi ini Zahra malas beradu mulut dengan abangnya,alhasil ia lebih baik diam dari pada meladeni ucapan abangnya.

"Ayo sarapan dulu sayang"ucap Nazwa saat melihat putrinya turun disusul oleh kakanya dari belakang.

Setelah selesai sarapan,Nazwa meminta putrinya berbelanja kebetulan tadi pagi ada tetangganya yang baru pindah dan ia berniat memberi sedikit hadiah ucapan selamat datang.

"Ra tolong belikan umi daging ayam sama sayuran di toko sebrang." ucap Nazwa

"Iya umi" balas Zahra.

"Nih uangnya,kamu hati-hati dijalan ya."

"Iya mi,aku pamit.Asalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Beruntung jarak antara rumahnya dengan pasar tidak terlalu jauh,jadi ia bisa berjalan kaki.Saat didepan toko terlihat beberapa orang berbaris memenuhi pintu toko tersebut.

"Ya elah,kok ngantri sih" ucap Zahra.

Akhirnya setelah satu jam lamanya mengantri,zahra mendapatkan semua pesanan uminya.Setelah berbelanja ia langsung bergegas pulang.

Kini Zahra tengah berdiri dipinggir jalan menunggu lampu merah menyala.Belum juga lampu merah menyala,Zahra melihat seorang lelaki seumuran abi nya tengah memainkan handphone tanpa melihat situasi jalan tanpa sadar ia terus melangkah menyebrangi jalan.

Jalanan memang terlihat sepi namun bukan berarti aman,benar saja saat Zahra menoleh ke sebelah kanan,ia melihat sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju kearah lelaki tersebut,melihat hal tersebut Zahra langsung berlari kearah lelaki itu dan mendorong tubuh lelaki itu hingga terjatuh ke trotoar jalan bersamaan dengan dirinya.

Azahra Bad Young Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang