Jadi diri sendiri itu meski buruk lebih baik,dibanding menjadi orang lain tapi penuh kebohongan
Aliana
Nama gue Aliana,teman-teman di sekolah sering manggil gue Nana.Gue punya kebiasaan buruk yang mungkin cowok gak bakalan suka.Gue suka bikin keonaran walau gue cewek,gue suka membolos,gue malas belajar,gue gak pernah perhatiin soal penampilan apalagi soal dandan dan gue juga suka duduk di bangku paling belakang sekolah karna di situ gue bisa tidur kalau gue lagi bosan dengan pelajaran.Gue punya 4 orang sahabat,Yang pertama Arland teman gue sejak kecil dan rumahnya pun tidak jauh dari tempat tinggal gue.Dia sangat suka main game,dia juga seperti memiliki 2 kepribadian,kadang dia bisa bersifat dewasa akan tetapi kadang juga bisa bersikap menyebalkan dan kekanak-kanakan.Kedua Hana,dia ini mungkin kebalikan dari gue,dia sangat suka dandan bahkan kemana-mana selalu membawa bedak di tasnya.Dia teman gue semenjak gue pertama kali masuk SMA ,dia ini pecinta korea,suka nonton drama korea dan baper sendiri,cita-citanya pengen jadi girlband di korea,dia juga masuk tim cheers di sekolahan. Ketiga Devan,dia ini temen gue semenjak SMP dengan Arland juga.Dia anggota basket,banyak cewek yang suka cuma dia punya sifat agak lebay,dan agak bodoh,gak banyak yang bisa di ceritain tentang dia.Dan teman gue yang ke empat adalah Melan.Dia anaknya pendiam,pintar dan juga baik serta cantik.Dah itu aja.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Banyak yang bilang kalau gue ini menyebalkan,keras kepala,susah diatur,dan tidak sopan pada guru atau siapapun itu.Tapi gue gak peduli soalnya itu emang bener.Ya mau gimana lagi,gue emang gini.Gue cuma mau mereka yang mau terima gue apa adanya dan mau terima sifat dan kekurangan gue yang sekarang.Bukan gue yang harus berubah dan menjadi orang lain agar mereka semua suka.Tapi meski begitu,masih ada temen yang mau dan tulus berteman sama gue.Meski mereka rada gak waras.
Hari ini seperti biasa gue kembali telat pergi sekolah karna bangun kesiangan.Saat sampai gerbang sekolah sudah ditutup.Untungnya gue gak sendirian tapi ada beberapa murid juga yang terlambat termasuk Devan.
"Aliana,bolos aja kuy,daripada nunggu gerbang dibuka.Panas nih"Devan dengan bisikan iblisnya kembali ngegoda gue buat bolos.Dan bukan Aliana namanya kalau gue gak nurut ama ajakannya.
"Kuy.."ujar gue tersenyum.Sekarang gue dan Devan ada diwarnet main game.Dengan pakaian biasa tentunya.Soalnya kalau pake baju sekolah kita berdua gak bakal diijinin.
"Bang Roy,tambahin waktunya yaa"teriak gue sama Bang Roy penjaga warnet.
"Kagak ah,bisa bangkrut gue kalau ladenin lo berdua.lo berdua kan datang dan pergi tanpa bayar".
"Yaelah bang,anggap saja sedekah"sahut Devan.
"Sedekah pala lo botak,sedekah ama lo berdua itu,bukannya dapat pahala malah nambah dosa"
"Yaudah lah Van,kita pergi aja"gue dan Devan berjalan keluar dan mutusin buat kembali kesekolah lewat pagar.
Tapi sebelum itu gue sempat dengar suara teriakan dari Bang Roy yang manggil nama gue dan Devan dengan kencang.
"Aliana,bang Roy manggil kita tuh"ujar Devan.
"Kalau lo mau kena bogem mentah dari bang Roy,balik aja sana lo"
"Emang kenapa?""Udah gak usah banyak nanya,mending kita balik kesekolah lapar nih gue."
"Kenapa kita gak balik kerumah aja?"
Dengan kesal gue mukul belakang kepala cowok idiot di samping gue dengan cukup keras.
"Kalau kita balik kerumah lo bakal kena hajar ama nyokap lo,kalau gue sih gak masalah tapi gue gak pengen nyokap gue kecewa liat anaknya kayak gini."
"Kalau gitu kenapa lo kayak gini,bolos sekolah?"Gue langsung melotot ke arah Devan yang membuatnya langsung menundukkan kepalanya rendah-rendah sambil mengusap belakang kepalanya.
***
Saat ini gue dan Devan berada di warung yang berada tidak jauh dari sekolah.Kami berdua tentu saja tidak bisa masuk sekolah lagi hari ini sebab pasti akan ketahuan guru saat mengabsen nanti.
"Bu Siti,pesan mie ayam sama teh botolnya 2 ya."teriak gue pada penjaga warung.
"Emang lo punya uang buat bayar?"tanya Devan sambil menaikkan kedua alisnya.
"Gak,ntar ada Arland yang bakal bayar."
"Kalau Arland gak ada duit juga."
"Ya ngutang.susah amat lo."jawab gue kesal.
Devan bertopang dagu sambil menatap gue dengan serius.
"Kenapa lo?"
"Gue cuma heran,di dunia ini kok bisa ada cewek kayak lo ya.?"
"Kayak gimana maksud lo?"tanya gue dengan mata melotot.
Devan tidak menjawab dan hanya menggelengkan kepalanya berulang kali.
Selesai makan,gue membayar makanan gue dan Devan,tentu saja gue gak bener-bener serius buat ngutang di warung Bu Siti walau dia selalu menolak.Gue dan Devan juga bantu-bantuin di warung itu yang memang sering kami lakukan kalau lagi bolos sekalian menunggu jam pulang sekolah.Devan dan gue sama-sama tidak menyukai pelajaran matematika itu sebabnya ketika pelajaran matematika atau kalau ada PR matematika kami kadang bolos.
***
"Kalian berdua darimana lagi?"tanya Arland ketika kami bertiga pulang bersama.
"Biasalah,daripada di hadapkan dengan angka-angka yang bikin kepala botak,mending main game di warnet Bang Roy."jawab gue santai.
"Iya.lo tau sendiri kita berdua kalau udah soal matematika,anak SDpun lebih pintar dari kami."sambung Devan yang langsung gue dorong jidatnya.
"Lo aja,gue mah gak."
Gue langsung berhenti ketika melihat wajah Arland yang tampak kesal dan marah.Dia memandang kami berdua bergantian lalu menaruh telunjuknya di kening kami berdua dan mendorongnya.
"Kalian berdua kenapa gak ngajakin gue.?"
"Lo niggalin kita berdua dan berangkat sekolah duluan.Lagian lo kan suka matematika."
"gue.......gue........aah udahlah"ujar Arland lalu pergi meninggalkan kami berdua.
"Dia kenapa.?"tanya Devan heran.Gue cuma mengedikkan kedua bahu sebagai jawaban kalau tidak tahu.