Part 6

18 1 0
                                    

Author's Pov

Setiap malam minggu,Aliana dan teman-temannya yang tidak memiliki pacar akan sibuk bermain game di warnet sampai jam 9 malam.Ibunya pun tidak terlalu khawatir karna ia mengenal semua teman-teman bermain Aliana.Lagian walaupun Aliana seorang cewek,tapi kelakuannya tidaklah jauh berbeda daripada cowok.

Setelah Selesai makan malam Aliana meminta ijin pada ibunya untuk keluar.
"Mak,Aliana mau main dulu sama temen  ya?"Aliana pamit pada ibunya yang sedang beberes didapur.
"Iya.Tapi ingat ya jam 9 sudah harus ada dirumah."kata ibunya mengingatkan.
"Siip mak!"
"Jam 9 malam ya bukan jam 9 pagi seperti dua hari yang lalu"sambungnya.
Aliana hanya cengengesan mengingat dimana untuk pertama kalinya dia pulang kerumah jam 9 pagi setelah minta ijin dengan alasan ingin mengerjakan tugas.Hari itu ibunya sangat marah.Tapi berkat rayuan rayuan Aliana,baru ibunya berhenti marah.

                         ***
"Waah rame banget ya nih warnetnya Bang Roy?"sampai disana Aliana dan teman-temannya hanya berdiri didepan warnet sebab seluruh billing sudah penuh.bukan hanya mereka,tapi masih ada dua oranglain yang juga sedang menunggu.Maklum warnet yang dekat cuma satu.
"Iya,tadi waktu gue sama Arland sampai sini,semua billing sudah penuh.Bahaya nih kalau jomblo semakin bertambah"celetuk Devan.
Aliana melihat sekeliling dan tiba-tiba sebuah ide gila terlintas dikepalanya.
"Gue ada ide nih,biar semua billing langsung kosong?"
"Apaan?"tanya Arland dan Devan bersamaan.
Aliana tidak menjawab pertanyaan kedua temannya melainkan menghampiri 2 cowok yang saat itu sedang duduk didepan pintu warnet.Kedua cowok itu melihat Aliana dengan tatapan bingung.Mereka berdua sering melihat Aliana diwarnet itu karna memang hanya Aliana satu-satunya cewek yang sering main kesana.Namun mereka tidak pernah bertegur sapa sama sekali.Juga satu-satunya cewek yang sering membuat bang Roy penjaga warnet naik darah.
"Ngapain tuh Aliana nyamperin Iwan sama Budi?"Arland yang melihat kelakuan Aliana menjadi heran.
"Gak usah bingung,Aliana kan emang orangnya membingungkan.suka ngelakuin sesuatu yang susah ditebak"ujar Devan.Arland hanya mengangguk setuju dengan perkataan Devan.
Aliana kembali dengan wajah yang terlihat senang.
"lo berdua ikut gue!"perintahnya pada kedua temannya.
"Kemana?"
"Gak usah banyak nanya,ikut aja kenapa sih"Dengan langkah terburu-buru,Aliana berjalan lebih dulu tanpa menggubris pertanyaan Arland.

Setengah jam kemudian.

"Bang Roy...... ada kebakaran disana bang Roy...!"semua penghuni warnet langsung panik begitu Iwan masuk dan langsung mengatakan ada kebakaran.
"Dimana?"tanya semuanya dengan panik dan langsung berlari keluar meninggalkan Warnet termasuk Bang Roy.
Begitu sampai diluar,Iwan langsung menunjuk kearah dimana ada cahaya yang berwarna merah.Semuanya langsung berlari menuju kesana meninggalkan warnet yang kini kosong melompong.
"Mana kebakarannya Wan?"tanya Bang Roy.
Iwan tidak menjawab dan hanya berjalan terus sampai akhirnya mereka mendapatkan Budi yang tengah membakar sampah.
Kini semua mata langsung menatap Iwan seperti ingin memakannya hidup-hidup.
"Lo....ma...u...Ma....Ti... yaaaaa"

Sementara itu diwarnet.

"Gimana caranya lo bisa bikin tuh 2 orang nurut sama perintah lo?"tanya Arland bingung.
"rahasia!"jawab Aliana dengan mengedipkan sebelah matanya.
"ya tembak terus...hajar...gilaaaaa...yaaaa..mati lo matiii...temb...."

Tuk

Tiba-tiba lampu langsung mati.

"Loh kok tiba-tiba mati sih?"teriak Aliana kesal.
"Pemiliknya lupa bayar listrik mungkin?"sambung Devan yang terus saja menempel ditubuh Arland.
Arland sendiri sibuk mengutak atik Ponselnya untuk menyalakan senter.
Begitu senter Hpnya menyala,dan semuanya dapat terlihat jelas,Mereka bertiga tiba-tiba saja merasa nyawa mereka seakan terbang.
Didepan mereka kini tengah berdiri sesosok pocong,dengan wajah hitam menyeramkan.
Devan yang sejak tadi memang sudah takut setengah mati langsung saja pingsan ditempatnya.Sementara Arland dan Aliana masih mematung tidak bisa bergerak.
"Pp...poo...cong kan'?"ujar Aliana dengan suara gagap.
"Bukan pocong,tapi lemper..."
"Ohh Lemper..."jawab ALiana dan Arland secara bersamaan.
"Pocong woiii....."
"Oh pocong..."kembali Aliana dan Arland hanya mengangguk dan saling bertatapan.
"Kalau gitu....kabuuuuuuuuuurrr..."dengan cepat Aliana menarik tangan Arland dan lari keluar.
"Waaaaaa....tolong ada pocong"mereka terus berteriak sampai akhirnya jauh dari Warnet itu.
Setelah mereka sudah tidak terlihat lagi.lampu Warnet itu langsung kembali menyala.
Dan semua yang ada didalam tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaha Rasain tuh Aliana.siapa suruh bikin emosi terus haha ..lucu liat expresinya haha..."Ujar pocong itu yang ternyata adalah Bang Roy yang menyamar.
"Hahaha iya Bang..ngerjain mulu..sekali kali ngerjain balik juga biar kapok.."jawab yang lainnya setuju.
"Terus Bang..nih Devan yang pingsan mau diapain?"
Roy langsung melihat kearah Iwan Dan Budi.
"Lo berdua kalau gak mau gue suruh bayar ganti rugi,cepet bawa nih anak kerumahnya..kalau orangtuanya nanya...bilang aja gak tau.."
"Siap bang"Iwan dan Budi segera mengangkat Devan keatas motor dan membawanya pulang.
"Sekarang lanjut maiin Bang..."teriak yang lainnya dengan semangat.
"Kagak....Lo semua balik sono..gua mau pulang"
"lo kok gitu Bang.kita kan tadi belum ada 1 jam main"
"Iya nih...lagian ini kan malming Bang"protes yang lain.
"Pokoknya pulang.Gue mau pergi malming...gue kan ada pacar..gak kayak lo semua Jones..udaaah pokoknya pulang"

"Ahhh gara-gara Aliana cs nih..."
"Iya gara-gara mereka bertiga nih,kita jadi gak main.udah gitu disuruh bayar 1 jam lagi.."
"Udah ah...pulang aja..siapa suruh Jones"
Begitulah akhirnya mereka semua pulang dengan kecewa dan merutuk Aliana dan teman-temannya yang membuat mereka tidak bisa main warnet.

                       ****

Maaf kalau gaje ya...
Apa daya..aku hanya penulis amatiran..

Tapi...tetep jangan lupa tinggalkan voment.
Kalau gak gue doain lo jones semua.xixixixi.

Salam Author

FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang