Merasakan kehilangan tanpa sempat memiliki.
---
Di suatu pagi yang cerah, udara masih bersih. Masih asri. Sangat enak untuk dinikmati. Hembusan angin begitu lembut. Membuat Deana ingin tidur lagi. Tidur di punggung Reza. Untungnya itu semua tidak terjadi. Gadis itu membuka matanya lebar-lebar supaya angin lembut yang ia rasakan ini tidak membiusnya.
Kini Deana beserta juga Reza sampai di parkiran sekolah. Sekolah sudah cukup ramai. Terlihat beberapa berlalu lalang di sekitar mereka. Keduanya turun dan melepas helm masing-masing. Saat sedang melepaskannya, seorang datang menghampiri mereka berdua. Dan menyapa Deana.
"Selamat pagi Deana" seorang cowok menyapa lembut Deana dan memberikan senyum terbaiknya. Kayaknya sih.
Deana menyambut sapaan pagi harinya ini dengan senang hati. Wira.
Ya dia memang Wira. Cowok yang beberapa hari lalu mulai bisa merebut perhatian Deana dari Reza. Bahkan Fany, sahabat karibnya. Belum lagi cowok bernama Wira itu ikut menyapa Reza.
Sekadar basa-basi, guys.
Mungkin kala itu Reza merasa curiga akan ada hal mengejutkan yang dilakukan Wira. Nyatanya benar. Wira berulah lagi pagi itu dengan mengajak Deana sarapan bersama. Itu wajar terjadi. Yang tidak wajar adalah Deana melupakan sahabatnya sendiri. Reza berpikir tak ada gunanya berdiam disana, menantikan Deana yang sedang PDKT. Lebih baik dia naik ke kelasnya di lantai 3.
"Mumpung gue lagi rajin. Lumayan kan absen telat gue berkurang" Reza berjalan menuju kelas.
Seluruh siswa tahu bahwa ia adalah anak nakal yang paling top di sekolah itu. Sering datang terlambat dan adu hantam dengan siapapun yang melukai hatinya. Siapa lagi jika bukan Reza. Famous bad boy number 1. Kali ini Reza datang lebih awal dari biasanya. Berubah drastis karena pengaruh Deana. Semenjak satu minggu yang lalu Reza menunjukkan banyak perubahan dalam dirinya. Mungkin ini karena pengaruh Deana yang berubah juga. Tetapi bedanya Reza berubah ke arah yang positif sedangkan Deana tidak.
.
.
Di sebuah kelas yang tidak begitu ramai tetapi tidak juga sepi, seorang duduk sambil memegang buku di tangannya. Rupanya dia sedang membaca. Dia menatap ke arah luar, seperti mencari sesuatu. Beberapa detik berlalu, tetapi matanya tetap tertuju ke sana. Terlebih di saat Reza masuk ke dalam kelas."Za"
Empunya nama menghentikan langkah di bangku nomor 2. Tepat di samping mejanya.
"Si Deya kemana? Nggak sama lo?" Fany meyelidik ke arah pintu dan sesekali menatap Reza.
Cowok itu bungkam lalu berjalan menuju bangkunya yang terletak di pojok kelas deretan pintu. "Dia nggak sama gue." ia meletakkan tas miliknya.
"Maksud lo?" Fany penasaran. "Emang dia nggak sekolah? Tapi dia nggak bilang apa-apa sama gue"
Masih diam. Reza bingung apa yang harus ia jelaskan.
Fany melemparkan tatapan aneh pada Reza. Seakan menemukan jawaban. "Pantes dia nggak bales chat gue."
Reza menatap gadis itu juga. "Lo chat apa emang?" tanya Reza tak kalah kepo.
"Ya biasa lah. Kita emang sering chatting. Ya sekedar cerita, ngobrol, curhat-curhat gitu." jelas Fany.
"Curhat?" Fany mengangguk.
Huhh... Dasar cewek, rutuk Reza dalam hati.
"Tapi... Jawabannya bukan itu." Reza mencoba menjelaskan. Fany menoleh dan memperhatikannya. "Maksudnya gimana?"
"Kita pisah di parkiran. Gue ke kelas dan," Reza menggantungkan kalimatnya.
"Dan apa?"
"Dan Deana ke kantin. Sama si Wira." Reza tidak melihat ekspresi Fany yang terkejut. Karena menyibukkan diri dengan mengorek isi tasnya.
"Demi apa lo?"
"Mereka sarapan bareng. Katanya sih" jelas Reza malas.
Entah kenapa dan mengapa, tiba-tiba saja Fany mengubah ekspresi terkejutnya menjadi bahagia. Sepertinya dia senang. Tetapi entah untuk apa. Namun sesaat kemudian ia terdiam. Ekspresi berubah datar. Bahkan ia merasa bingung.
Kok tiba-tiba gue jadi bingung gini, ya? Di satu sisi gue seneng karena Deya bisa sedekat ini sama Wira. Tapi di sisi lain, Fany menatap Reza yang sedang sibuk dengan buku favoritnya. Deya butuh cintanya Reza. Fany menunduk dan menghela napas panjang.
Kegiatan Belajar Mengajar sebentar lagi akan di mulai. Sekarang sudah pukul 7:15. Tidak biasanya Deana terlambat masuk kelas. Belum terlambat sih, hanya saja tidak biasanya jam segini dia belum ada di kelas.
"Lama-lama gue marahin juga tuh si Wira." gerutu Fany yang tak sabaran dan sebal pada sahabatnya itu. "Ternyata nggak enak diduakan." keluhnya yang menyiratkan rasa cemburu yang ia rasakan dan tujukan untuk sahabatnya, Deana.
Haduhh Dey... Please jangan berubah karena cowok
***
Thanks for everything, God.
Thanks for everything, guys.Maaf lama updatenya. I'm so sorry buat yang nungguin:)
Makasih buat yang udah berbaik hati untuk baca, vote juga komen.
Lagunya pas banget deh sedih gimana gitu:"
Thank you so much😍😙
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still in My Heart [On Hold]
Novela JuvenilTentang dia yang tertinggal di ingatan setelah ada kamu ------ Terkadang kamu butuh waktu untuk bisa menerima bahwa kamu mencintainya hanya karena kamu belum siap. [SLOW UPDATE] Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara 'Vote' dan 'Tambahkan ke perpu...