Bagian 1

27 9 4
                                    

"Kau sudah kehilangan semua hakmu atas rumah dan perusahaan ini,  sekarang kau tidak lebih dari seorang gadis miskin yang akan hidup di kolong jembatan dan makan dari hasil meminta-minta." Ucap seorang wanita dengan nada mengejek dan tersenyum sinis.

"Kau benar mama, dia hanya seorang gadis yang tidak memiliki apa-apa lagi sekarang.  Dulu kau hidup seperti tuan putri dan semua keinginanmu akan dipenuhi oleh kedua orang tuamu,  tapi sekarang kedua orangtuamu sudah mati dan kau tinggal sebatang kara." Timpal gadis  yang menatap remeh pada gadis cantik yang terpaku dan terduduk di lantai dekat mereka.

"Wow Princess Saridiana Zahra sekarang sudah kehilangan kerajaan dan tahtanya, dia sudah tidak lagi jadi wanita terhormat, sekarang dia tidak lebih dari yatim piatu yang menyedihkan." sahut seorang gadis lagi dengan tatapan dan nada yang sama dengan dua orang tadi. 

"Kau terlalu bodoh untuk mempercayaiku menjadi orang yang kau percayai, kau tau aku sudah dendam padamu sejak aku kecil. Kau dan orangtua mu menjadi alasan dari kesulitan dan semua malapetakaku. Sekarang keadaan berbalik bukan."  Gadis itu hanya menatap nanar pada ketiga wanita dihadapannya.

"Apa salahku pada kalian hah, selama ini aku selalu bersikap baik dan hormat pada kalian, bibi aku selalu menghormatimu dan juga anak anakmu, aku menyayangi kalian seperti keluargaku kan. Dan kau sahabat, oh aku salah mantan sahabat dan juga penghianat apa salahku padamu hingga kau ikut dengan mereka untuk menjatuhkanku.  Aku menganggapmu lebih dari sahabat bahkan sudah seperti saudara tapi kau sangat hina jalang." Pekik gadis itu tidak terima dengan drama yang sedang dimainkan oleh orang-orang dihadapannya.

Plakk....

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus gadis cantik itu,  yang diikuti wajah murka dan marah dari ketiga wanita itu.

"Diam kau, sekarang kau pergi dari sini, kau akan menjadi gembel dijalanan atau kau akan menjadi p*****r di luar sana." Ucap wanita berumur itu sambil menyeret gadis itu keluar dari rumah mewah itu.

"Hahahahahahahahah" tawa ketiga wanita itu memenuhi pikiran gadis itu.

"Tidaaakkkkkk." Pekik gadis itu saat terbangun dari tidurnya. Wajahnya dipenuhi peluh dan dadanya naik turun karena  berusaha menetralkan nafasnya. Ia kembali bermimpi akan orang orang yang menghianatinya dan membuatnya seperti ini.

"Sudah beberapa bulan sejak kejadian itu tapi mimpi itu masih mengikutiku, aku ingin bebas, aku ingin hidup tanpa dihantui mimpi atau rasa takut apapun." Ucap gadis itu disela sela tangisnya.

"Mommy Daddy kenapa kalian meninggalkan aku, aku sangat membutuhkan kalian,  aku harusnya percaya pada kalian dan tidak mempercayai orang yang belum tentu bisa dipercayai." Keluh gadis itu sambil memeluk foto kedua orangtua nya yang terletak di meja dekat kasurnya itu.

Gadis itu melihat jam yang berada di meja dekat kasurnya yang menunjukkan pukul 05.00,  gadis itu pergi mandi dan tidak lupa meletakkan foto kedua orangtua nya di meja kembali seperti sedia kala dan bersiap untuk pergi bekerja.

************************************
Di sebuah swalayan seorang gadis cantik sedang melayani pelanggan dengan senyum manisnya.

"Kalau barang yang ini sudah habis bu, bagaimana kalau beli yang ini saja,  kualitasnya hampir sama kok." Ucap gadis itu sambil menyodorkan suatu produk pada wanita yang bertanya tadi.

"Baiklah neng ibu ambil yang ini saja." Sahut ibu tadi sambil mengambil barang yang disodorkan gadis tadi.

"Sari udah istirahat nih, kita pergi makan yuk." Ajak gadis cantik yang berseragam sama dengan gadis yang dipanggil Sari tadi.

"Ok Tasya, ayok kita berangkat." Sahut gadis tadi dengan bersemangat dan merekapun pergi ke kantin untuk makan siang.

************************************

Sementara ditempat lain..

"Papa jangan bercanda,  papa mau memindahkan aku jadi meneger di swalayan kecil. Come on pa, thats not funny . Masa aku jadi meneger di salah satu swalayan kita." Seorang pria tampan sedang mengeluh pada pria paruh baya dalam sebuah ruangan mewah dan megah. Keduanya tampak membicarakan hal serius karena nampak jelas ketegangan dari wajah mereka.

"Papa tidak mau tau, kalau kau mau menggantikan papa di perusahaan ini kau harus belajar dari hal kecil,  untung papa tidak menyuruh mu mulai dari nol. Kalau kau berhasil memajukan swalayan itu kau akan papa angkat menjadi mengganti papa." Jelas pria paruh baya itu sambil mengurut keningnya karena bingung dengan putra satu satunya yang selalu berulah.

"Baiklah pa, aku akan mulai besok,  kalau aku berhasil tunaikan janji papa."

"Baiklah."

"Sekarang aku pergi dulu pa. Bye."

"Kau mau kemana?"

"Aku mau pergi pa."

"Ya Tuhan anak itu kenapa sangat susah diatur." Ucap pria paruh baya itu saat putra nya sudah pergi dari pandangannya.

***********************************

Disebuah ruangan yang mewah terdengar gelak tawa beberapa orang yang menggelegar di ruangan itu.

"Akhirnya kita bisa menyingkirkan keluarga menyebalkan itu, dan kita dapatkan semua kekuasaan dan kekayaannya. Aku sudah tidak perduli lagi pada putri manja mereka itu."

"Kau benar ma, tapi aku masih ingin melihat gadis manja itu kelaparan di jalanan, tidak akan aku biarkan dia bahagia sedikitpun."

"Terserah kau saja sayang yang jelas semua harta sudah menjadi milik kita dan kita akan mendapatkan apapun yang kita inginkan."

Saat mereka sedang tertawa dan berbincang, datang seorang pria yang berseragam serba hitam yang sepertinya seorang bodyguard.

"Permisi nyonya maaf saya mengganggu, tapi  pengacara anda ingin bertemu." Ucap pria itu sambil membungkukkan sedikit badannya saat menghadap pada majikannya itu.

"Silahkan dia masuk." Ucap wanita separuh baya itu dengan nada seorang nyonya besar.

Setelah mendapat izin dari nyonyanya bodyguard tadi izin keluar untul mempersilahkan pengacara tadi masuk. Beberapa lama kemudian pengacara tadi masuk bersama bodyguard.

"Sekarang kau keluarlah." Perintah wanita itu pada bodyguard tadi karena ia merasa tugasnya sudah selesai.

"Ada apa kesini pengacara, apa ada yang salah dengan pengalihan kekuasaan?" Tanyanya dengan nada khawatir.

"Begini bu, ternyata Tuan Zafran sudah membuat surat kekuasaan resmi bahwa hartanya di wariskan pada Nona Diana hampir keseluruhan. Kita hanya bisa mengambil 10% dari harta mereka, kecuali anda mendapatkan tanda tangan persetujuan dari anak Tuan Zafran langsung." Jelas pengacara itu yang langsung membuat marah wanita yang mendengar hal itu.

"Sekarang kau pergilah,aku akan menghubungi mu nanti kalau aku butuh." Usir wanita itu yang di balas anggukan oleh pengacara itu.

Seperginya pengacara itu...

"Arrgghhh aku terlalu bodoh mengira Zafran tidak akan melindungi hartanya untuk anak manjanya itu. Tapi aku akan mendapatkan gadis itu dan mendapatkan seluruh harta ini untukku.Awas kau Diana......"

*********************************

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Believe JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang