Dua minggu kemudian
Beberapa hari setelah menikah, Nathan pun meninggalkannya keluar kota. Awalnya Viona sedikit menggerutu karena suaminya malah lebih memilih pekerjaan dibanding dirinya. Terbesit satu pemikiran, jika suaminya memiliki wanita lain selain dirinya. Tetapi semua itu ia tepis. Ia ingin mempercayakan seutuhnya kepada Nathan. Ia yakin jika nathan akan memegang janji suci mereka.
Setelah lama menunggu kabar suaminya, Viona pun iseng mengecek test-pack. "Ya Allah semoga hasilnya positif" ujarnya sambil berharap. Tak lama kemudian, ia dengan antusias membuka hasil alat kehamilan itu. Dengan perlahan ia membuka dan merapal doa dalam hati. "Ya Allah, izinkan kami menerima anugrahMu. Aku ingin sekali memiliki anak" ujarnya penuh harap.
Sayangnya hasil tak sesuai dengan yang diharapkan. Ia pun agak kecewa dengan hasil test-pack itu. "Yah, negatif" ujar Viona sambil tertunduk. Padahal ia ingin sekali memberikan kejutan untuk suami tercintanya.
Melihat menantunya sedih, Eva pun menghampirinya. "Ada apa Viona? Ibu lihat kamu cemas terus dari kemarin".
"Bukan Bu. Aku baru saja menggunakan test-Pack. Tetapi hasilnya...." ujar Viona sambil menahan isak tangisnya.
Eva pun memeluk menantunya untuk menenangkannya. "Hasilnya negatif ya?" tanyanya. Viona pun mengangguk dan kembali tertunduk. Ia takut jika ibu mertuanya akan marah kepadanya. Tetapi justru reaksinya berbeda, Eva justru bersikap lembut kepadanya.
"Jangan takut sayang. Ibu akan menunggu anugerah itu datang. Kamu kan baru menikah, jadi saat ini kamu bisa menikmati masa indah kalian" ujar Eva dengan sumringah.
Eva pun menerawang masa lalunya. Ia pernah berada di posisi Viona, tetapi bedanya ia sudah lama menikah. "Ibu ingin menceritakan sesuatu kepadamu". Viona pun antusias ingin mendengarkan ibu mertuanya.
"Kamu tahu bukan ayah dan ibu menanti Nathan selama sepuluh tahun?". Viona pun terbelalak mendengar cerita ibu mertuanya.
"Jadi dulu pernikahan kami hampir berakhir sayang karena ayah Nathan sebenarnya mandul. Ibu sempat frustrasi karena hasil lab justru menyatakan kalau ayah Nathan yang bermasalah".
Viona pun tak menyangka jika ayah dan ibu mertuanya yang selalu mesra ternyata memiliki masalah yang rumit. "Awalnya ibu sudah ikhlas jika ayah Nathan akan menikah lagi. Tetapi ayah Nathan terus menolak, karena ayah ingin selalu bersama ibu".
Tiba-Tiba senyuman Eva langsung berubah mendung. Tanpa ia sadari, air mata pun menetes di pipinya. "Tetapi satu peristiwa hampir membuat rumah tangga kami goyah".
"Waktu itu ibu sangat berambisi menjadi supermodel. Ibu melakukan segala cara agar bisa tercapau termasuk mendekati bos-bos agency."
"Semua usaha ibu pun berhasil, karir ibu menjulang tinggi dan kemudian melupakan jasa ayah Nathan. Ayah Nathan sempat kecewa karena ibu lebih memilih karir dibandingkan keluarga".
"Berulang kali ibu menghina ayah. Semua itu bukan karena ayah tak bisa menafkahi ibu. Tetapi karena ayah tak bisa mewujudkan impian ibu memilki anak".
Eva pun semakin mengeraskan tangisannya dan Viona langsung memeluknya dengan erat. "Akhirnya ibu pun terbawa arus. Perselingkuhan ibu dengan bos itupun terbongkar dan ibu hamil".
"Ayahmu pun sempat marah besar karena ibu mengandung anak yang bukan darah dagingnya" ujar Eva yang semakin tersedu-sedu.
"Ibu sudah pasrah dengan semua yang terjadi. Apalagi bos itu tidak mau bertanggungjawab dengan kehamilan ibu. Itu semua diluar dugaan ibu, nak".
"Ayah Nathan pun mengusir ibu dan sempat berniat untuk bercerai. Ibu tahu kalau kesalahan ini sulit dimaafkan" ujar Eva yang masih merasa sesak dengan kejadian itu.
"Tetapi keajaiban pun datang, Viona. Setelah tiga bulan pisah rumah, ayah Nathan pun datang dan meminta kembali ibu menjadi istrinya. Ibu sempat malu dan menolak ajakan ayah".
"Dengan kebesaran hatinya, ayah Nathan mengatakan kalau dia masih mencintai ibu. Dia tak sanggup melihat bayi yang ibu kandung menderita. Dia juga berjanji akan mengasuh anak ini seperti anak kandungnya sendiri. Ayah Nathan pun menyadari jika dirinya menang tidak bisa memberikan anak". Mendengar semua itu, Viona pun semakin memyayangi Bimo, ayah Nathan. Kebesaran hati ayah mertuanya membuatnya memahami arti pernikahan. Mereka pun selalu bersama dalam suka dan duka. Justru ia tak menyangka jika ibu mertuanya pun tega menyakiti ayah mertuanya.
"Maafkan ibu yang selalu menutupi rahasia ini. Kamu berhak tau sayang. Jadikan masa lalu ibu menjadi pelajaran untukmu" ujar Eva menasihatinya.
Viona pun terdiam merenungi semua cerita itu. Ia sendiri tak sanggup jika berada di posisi Bimo yang rela mengorbankan harga dirinya demi orang yang dicintai. Walaupun orang yang ia cintai mengkhianatinya.
"Apa Nathan tahu masalah ini Bu?" tanya Viona hati-hati.
Eva pun menggelengkan kepalanya. "Tidak nak. Kami masih merahasiakannya".
"Awalnya ibu ingin mengatakan semuanya tetapi ayah melarangnya. Ayah hanya ingin Nathan menganggapnya sebagai ayah kandungnya. Ayah juga tak mau mengingat semua masa lalu yang kelam itu" ujar Eva. Terkadang ia pun menyesal mengapa ia begitu berani mengkhianati suami yang begitu tulus mencintainya. Seringkali ia bermimpi kalau Daniel membawa wanita lain dan mempersuntingnya. Ia takut jika Bimo akan meninggalkan dirinya seperti yang ia lakukan dulu.
"Terkadang ibu takut jika ayah akan meninggalkan ibu. Tetapi...." ujar Eva tertahan.
"Ayah selalu berusaha dengan caranya sendiri untuk meyakinkan ibu. Ibu semakin menyesal dan mencintainya pada saat yang sama".
Eva pun mengelus puncak kepala menantunya dengan lembut. "Ayahmu juga tahu bagaimana kisah cinta kami. Begitu juga ibu dan ayah Nathan. Kami tahu semua tentang keluarga kalian".
Viona pun hanya tersenyum mengingat bagaimana pertemuan mendiang ibu dan ayahnya. Ayahnya, Raka yang merupakan seorang Bodyguard begitu menjaga ibunya. Ayahnya begitu mencintai ibu sejak ibu kecil. Perbedaan usia sepuluh tahun tak membuat ibunya, Sabrina malu. Ia pun nyaman dengan sikap keras Gustav yang selalu di dekatnya. Bahkan Maria-lah yang mengutarakan isi hatinya kepada Gustav. Gustav yang juga mencintai Maria pun langsung melamarnya. Awalnya kedua orangtua Maria menolak Raka karena mereka merasa kalau profesinya tak setara dengan keluarga Sabrina. Tetapi berkat kegigihan Raka, orangtua Sabrina pun merestui hubungan mereka. Setelah menikah orangtua Sabrina mewariskan semua hartanya untuk diurus oleh Gustav. Tetapi Raka menolak dan merintis semua usahanya sendiri hingga hari ini. Semua harta Sabrina, ia limpahkan ke anak semata wayang mereka Viona.
"Aku mengingatnya ibu" ujar Viona yang begitu merindukan mendiang ibunya.
"Karena kisah mereka yang begitu manis membuat ayah sulit melupakan ibu. Hingga hari ini, ayah masih betah menduda". Air mata Viona pun menetes melihat perjuangan ayahnya membesarkan dirinya seorang diri dan juga kegigihannya mencintai mendiang ibunya.
"Setiap orang memiliki kisah dan perannya sendiri. Jadi pesan ibu, buat semua kisah itu untuk menjadi kekuatan kalian untuk mempertah kan rumah tangga kalian nanti" ujar Eva menasihatinya.
Viona pun tersenyum dan semakin tak sabar menunggu suaminya pulang. Ia semakin yakin jika kisah cintanya dengan Nathan akan berakhir indah.
"Aku yakin jika kita bisa menghabiskan sisa umur kita bersama-sama".
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The Only One
General FictionViona menyukai Nathan sejak kecil, begitu juga dengan Nathan. Tetapi pertemanan mereka terputus karena Viona harus mengikuti sang ayah yang bertugas keluar negeri. Perpisahan itu membuat mereka sedih dan Nathan berjanji akan melamar viona ketika mer...