Hello update lagi!Sebelum membaca, tekan tanda bintang dulu ya 😘😘😘😘
Vote and Comment dong hehehee
Happy reading
-------------
Seminggu kemudian
Viona sangat antusias menyambut kedatangan suaminya. Setelah berminggu-minggu pergi, akhirnya ia dapat melihat raut wajah dan senyuman manis Nathan. Saking antusiasnya, ia meminta bantuan ibu mertuanya, Eva untuk memasak.
"Sayang, kamu terlihat antusias sekali hari ini. Sampai-sampai kamu membeli banyak makanan" ujar Eva yang sedang melihat dan memegang sayur-mayur dan daging yang tertata di meja dapur.
"Ini Bu, Nathan mau pulang hari ini. Tetapi aku bingung mau masak apa? Jadi aku beli semua ini deh" ujar Viona dengan polosnya. Eva pun menggelengkan kepalanya, ia melihat menantunya yang polos itu.
"Oh, jadi kamu mau masak ya? Baiklah, ibu akan membantumu" ujar Eva mengajak Viona untuk menyiapkan beberapa bahan untuk dimasak.
"Nathan adalah tipe orang yang sangat simpel. Bahkan untuk soal makanan, ia tak mau neko-neko. Yang penting, tiap makanan harus ada sambal dan sayur".
Viona pun terbelalak mendengar ucapan ibu mertuanya, seleranya pun berbeda dengannya. Bahkan bumbu pedas yang dulu dibenci Nathan, sekarang menjadi favoritnya.
"Jadi Nathan suka pedas Bu? Bukannya Nathan benci apapun yang ada cabainya ya?".
Eva pun menggelengkan kepalanya, ia pun sambil mengiris bawang. "Tidak nak. Dulu memang Nathan benci dengan cabai. Entah kenapa dia sekarang selalu makan pedas. Kalau makanan tidak pedas atau ada kecapnya, dia pasti tidak suka".
"Oh iya, ibu baru ingat! Dia suka pedas sejak....." ujar Eva yang akhirnya terhenti.
"Sejak siapa Bu?" ujar Viona dengan penasaran. Sayangnya Eva pun mengalihkan pembicaraanya.
"Lupakanlah sayang. Dia itu orang yang pernah membuat Nathan menderita".
Viona pun semakin penasaran dengan apa yang Eva bicarakan. Ia berniat untuk menggali lebih dalam lagi. "Dia? Dia siapa Bu? Jadi dulu Nathan kenapa Bu?".
"Sudah ibu katakan lupakan! Ya lupakan Viona! Kamu susah sekali diajak ngomong!" bentak Eva. Viona pun terkejut dan menundukkan kepalanya. Ia tak tahu jika pertanyaannya membuat ibu mertuanya marah.
Menyadari sikap Viona, Eva pun mencoba meminta maaf. "Maafkan ibu Viona. Hanya saja ibu tak suka jika ada pertanyaan beruntun seperti itu" ujarnya melembut.
"Untuk soal tadi, lupakan saja ya. Ibu tak mau membahas lagi, semua itu sudah masa lalu". Akhirnya mereka melanjutkan aktivitas mereka.
"Jadi kita masak yang simpel saja ya Viona. Nathan suka sekali dengan balado telur dan sayur bayam" ujar Eva yang mulai mencairkan suasana.
"Oh ini dia! Untungnya kamu membeli sayurnya" ujar Eva sambil menunjuk sayuran itu.
Setelah itu Eva memberikan petunjuk tentang bahan makanan yang akan mereka buat. Tetapi tidak dengan Viona. Awalnya ia antusias untuk membuat kejutan, karena sikap Eva yang keras ia menjadi tak nafsu lagi. Ia memikirkan kata-kata Eva tentang sosok yang membuat suaminya menderita. Apa dia perempuan? Jika dia perempuan, berarti sebelumnya dirinya berarti Nathan memiliki hubungan dengan perempuan lain.
"Jadi kenapa Nathan membohongiku? Katanya dia tak berpacaran, hanya mengingat aku saja" lirihnya.
"Semua laki-laki sama saja!". Ia pun langsung membayangkan jika perempuan itu datang dan menggoda suaminya. Sialnya Nathan malah memilih perempuan itu dibanding dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The Only One
General FictionViona menyukai Nathan sejak kecil, begitu juga dengan Nathan. Tetapi pertemanan mereka terputus karena Viona harus mengikuti sang ayah yang bertugas keluar negeri. Perpisahan itu membuat mereka sedih dan Nathan berjanji akan melamar viona ketika mer...