New Part 2: Romansa

120 11 0
                                    

Hello! Selamat hari raya Idul fitri ya!
Minal Aidzin Walfaidzin, Mohon maaf lahir dan batin.
vommentnya dong hehehee

--------------

Dentingan suara piring dan alunan suara piano pun menambah keromantisan pasangan ini. Nathan pun terlihat santai dengan penampilannya yang casual. Ia pun tampak gagah memakai kaus hitam dan dibalut dengan jaket abu-abu. Tak lupa, ia memakai kalung sebagai aksesorisnya. Pandangan Viona pun tak bisa lepas darinya.

Viona pun tampil sederhana dengan balutan dress tanpa lengan berwarna hitam bercorak bunga. Rambutnya yang digerai menambah kecantikan alaminya. Nathan pun terlihat sangat kagum dengan kecantikannya.

Tatapan Nathan membuat Viona gugup. Baginya, kencan kali ini adalah pertama kalinya setelah mereka berpisah selama sepuluh tahun. Setelah menghabiskan makan malam, mereka pun terdiam sejenak sambil menikmati iringan musik Beethoven yang begitu lihai dimainkan oleh pianis.

Nathan pun berdiri dan mendekati pianis itu. Viona nampak penasaran dengan sikap kekasihnya yang nampak berubah. "Mau Kemana dia?" lirihnya. Tak lama kemudian Nathan pun kembali dan mendekati wanitanya.

"Maukah kamu berdansa denganku?" ujar pria itu sambil menyerahkan tangannya.

Deg!

Jantung Viona pun bergemuruh ketika Nathan mengajak dirinya untuk berdansa. Tetapi di sisi lainnya ia merasa malu untuk mengiyakan ajakan itu.

"Nathan, aku malu" lirih Viona sambil tertunduk.

"Jangan malu sayang. Aku sudah menyewa tempat ini" ujar Nathan dengan senyum khasnya.

"Anggap saja kalau malam ini adalah milikmu" ujar pria itu sambil tersenyum manis dan mengulurkan tangannya.

Viona pun menerima uluran tangan Nathan dan masih tertunduk. Mereka  pun berdansa, walau Viona masih menahan malunya.

"Sudahlah sayang. Lihatlah! Mereka juga berdansa seperti kita" lanjut Nathan lagi.

Iringan suara lagu when I fall in love pun menjadi backsound dansanya.
Sentuhan akhirnya Nathan memeluk pinggang Viona dengan erat. "I love you".

Untuk memperjelas makna kalimat itu, Nathan pun berlutut di hadapannya seraya mengeluarkan sebuah cincin.

"Viona, I love you. Rasa itu sudah aku miliki sejak kita kecil hingga kini. Perpisahan kita sepuluh tahun yang lalu tak membuat rasa cintaku menghilang. Tetapi rasa itu semakin membara."

"Waktu itu aku belum sempat mengutarakan isi hatiku. Tetapi aku bingung, karena waktu itu kita masih kecil jadi tak mungkin kamu percaya"

"Menurutku ini adalah saat yang tepat. Aku tahu bagimu ini terlalu cepat. Aku tahu itu terdengar konyol bagi tetapi...." ujarnya tertahan.

"Would you marry me? Would you be my wife and spend rest of my life with me?" ujar Nathan sambil mengeluarkan sekotak cincin dari sakunya.

Viona pun tak bisa menahan harunya. Ia pun menganggukkan kepalanya dan airmatanya pun menetes. Nathan pun tersenyum dan menggenggam tangan Viona dengan manis.

I'm Not The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang