Bab 14

27 7 5
                                    

Orang itu berdecak sambil menyilangkan tangannya di depan dada, "Ck! Mana ada hantu se-ganteng gue?" tanya orang itu.

Lala langsung membulatkan matanya ketika mendengar suara yang terdengar familiar di telinganya.

"Lho? Suara ini 'kan....." -batin Lala sambil menoleh ke belakang secara perlahan.

***

Orang yang menepuk pundak Lala hanya menatap Lala datar. Lala langsung berdiri saat mengetahui itu adalah...

"Rubin?" tanya Lala bingung sambil menunjuk Rubin dengan jari telunjuknya.

"Kenapa lo belum pulang? Katanya udah dijemput mama lo" tanya Rubin sambil menoleh ke kanan dan kiri.

"Eh? I-itu... Mama gak bisa jemput" jawab Lala sambil tertawa pelan, entah kenapa saat ia membicarakan mamanya, ia merasa sakit kembali di hatinya.

"Kalau papa, mungkin?" tanya Rubin sambil mengendikkan bahunya.

"Gue jadi penasaran dengan mama dan papanya Lala. Kejadian kemarin membuat gue takut Lala kenapa-napa." -batin Rubin sambil menatap Lala intens.

"Ehm... P-papa juga gak bisa jemput" jawab Lala sambil tersenyum kikuk, sebenarnya lebih ke 'tersenyum dipaksakan'.

Rubin hanya ber'oh'ria sambil manggut-manggut. "Lo mau gue anter aja?" tawar Rubin sambil menunjuk ke arah mobilnya yang terdapat supir pribadi didalamnya.

Tadi, saat Rubin hendak menaiki mobilnya, ia melihat Lala yang sedang berjongkok di depan gerbang sekolah. Rubin pun memberitahukan supirnya untuk menunggu sebentar, dan ia bergegas menghampiri Lala.

Lala menoleh ke arah mobil Rubin, "Enggak usah. Gue bisa suruh supir rumah nanti" ucap Lala sambil tersenyum manis.

"Daripada lo nunggu lama, mending bareng gue aja. Gratis kok" tawar Rubin sambil menggenggam tangan Lala.

"Hm... Yaudah deh, kalo gak ngerepotin" ucap Lala pasrah, tangannya pun sudah ditarik Rubin menuju mobil Rubin.

"Ck! Siapa yang ngerepotin sih? 'Kan gue yang nawarin" ucap Rubin sambil tersenyum dengan tangannya tetap menarik tangan Lala.

Lala hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil menatap Rubin dengan senyuman yang khas. "Gue rasa... Itu senyuman langka kak Rubin" -batin Lala sambil tersenyum senang.

Lala pun masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang, sedangkan Rubin duduk di sebelah Lala.

"Pak, kita anterin teman Rubin dulu ya" ucap Rubin.

"Siap" jawab supir Rubin. Dan mobil itu langsung bergegas ke rumah Lala.

***

Di depan gerbang sekolah,

Dhea dan Jae terlihat jalan beriringan sambil tertawa pelan karena candaan yang dilontarkan Jae.

Mereka telah sampai di depan gerbang sekolah, Dhea menunggu Rangga menjemputnya, sedangkan Jae yang seharusnya mengambil motornya dan pulang, malah ikut menunggu disamping Dhea.

"Lho? Lo gak mau pulang, kak?" tanya Dhea bingung sambil menatap Jae.

"Gue mau nungguin lo dulu" jawab Jae sambil tersenyum.

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang