4

46 3 0
                                    

Typo bertebaran...


Pelajaran seni budaya, pelajaran favorit Arleta seakan menjadi pelajaran yang membosankan. Kalimat-kalimat penjelasan dari Bu Wiwin pun tak ia hiraukan. Tak ada percakapan antara Arian dan Arleta. Mereka sibuk dengan angan mereka masing-masing. Arleta sibuk memikirkan tentang kejadian hari ini sedangkan Arian sibuk memikirkan bagaimana cara memulai pertemanan dengan Arleta. Entahlah, kapan mereka dapat berteman.

"Arleta... mengapa kamu melamun?" tanya Bu Wiwin tegas

Arleta tersentak," Eh ng.. nggak  kok Bu saya ga melamun"

"Fokus dengan pelajaran saya. Jika kamu masih melamun, saya minta kamu keluar. Mengerti?"

"Mengerti Bu," Bu Wiwin kembali menjelaskan materi dan Arleta berusaha mendengarkannya. Arian yang melihat Arleta yang murung membuka percakapan diantara mereka.

"Hstt.. Arleta lo kok murung terus dari tadi. Kenapa sih lo? Hah?" tanya Arian

"Bukan urusan lo," ketus Arleta

"Judes amat sih jadi cewek. Lembut dikit kenapa. Minum softener baju sana biar omongan lo lemburan dikit,"

"Apaan sih lo. Ga jelas banget. Eh yang ada kalo gue minum softener baju, gue malah mati. Sekolah dimana sih lo jadi anak bego banget?"

"Heh lo yang bego itu lo. Udah jelas-jelas gue sekolah di sini masih tanya gue sekolah di mana,"

"Gitu ya," jawab Arleta cuek

"Buset dah jadi cewek cuek amat. Gue heran deh sama Bryan kenapa dia dulu  mau pacaran sama lo," 

"BERHENTI NYEBUT NAMA COWOK ITU," teriakan Arleta membuat penghuni kelas menatap ke arahnya termasuk Bu Wiwin

"Arleta keluar kamu dari kelas," perintah Bu Wiwin

"Dia Bu yang mulai duluan," adu Arleta

"Kamu juga keluar dari kelas,"titah Bu Wiwin. Arleta dan Arian pun keluar dari kelas disertai tatapan tak suka dari Bryan.

______

"Ini semua gara-gara lo tau ga,"Arleta menuduh Arian

"Kok jadi gue sih. Yang teriak-teriak kan lo bukan gue," Bryan

"Dengan lo sebut nama dia di hadapan gue, itu buat gue emosi tau ga?" 

"Ya sorry... Itung-itung kita bebas dari pelajaran yang membosankan itu. Gimana kalo sebagai permintaan maaf gue, gue traktir lo nasi goreng?"tawar Arian

"Gue ga makan nasi," kata Arleta dengan nada datar

"Kenapa emang? Lo takut gendut? udah lah ga usah diet. Lo itu udah kurus kering ga usah diet dietan segala. Yang ada lo tinggal tulang sama kulit aja,"

"Bukan gitu. Emang gue dari kecil ga bisa makan nasi kalo gue paksa pun gue ga bisa," Arleta

"Tapi ya kalo lo ga makan nasi terus setiap hari lo makan apa? Menyan?" tanya Arian dengan muka yang penuh pertanyaan yang konyol.

"Iya gue makan menyan sama kembang 7 rupa, puas lo?" Arleta memanyunkan bibirnya

"Udah ga usah manyun-manyun gitu. Kalo gue khilaf gimana. Mau lo gue cium?"

"Idih amit-amit...,"

"Awas aja lo kalo sampe lo suka sama gue. Langsung deh gue terima cinta lo," canda Arian

"Ga akan pernah,"

"Sumpah ya lo itu cewek yang amat sangat aneh yang baru gue temuin,"

"Terserah kata lo. Udah yuk gue laper buruan ke kantin dan traktir gue siomay Mang Ucup," Arleta berjalan menuju kantin

UNIQUE GIRL ( I Love You Whatever You Are )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang