Untaian kata

Kita

Sebenarnya kamu itu siapa, Tuan?
Kamu hanyalah orang baru di hidupku. Teramat baru, malah.

Namun hadirmu yang baru sesaat ini sudah mampu membuat hatiku luluh lantah.

Akan setiap perkataanmu, perhatianmu, segalanya yang kamu berikan cuma-cuma kepadaku.

Namun hadirmu yang sesaat mampu membuatku rela. Rela menyisihkan setiap menit atau bahkan detik, untuk memikirkanmu. Tentang kamu di hari kemarin, kamu di hari ini, dan harapan akan kamu di hari-hari esok. Kamu yang selalu mampu menjadi debar saat jantungku lupa berdetak.

Sebenarnya kamu itu siapa, Tuan?
Kamu teramat baru di hidupku.
Bahkan, aku masih meragu akan rasa yang kutujukan untukmu.

Namun malam tadi, kamu berhasil masuk ke dalam alam mimpiku. Menginterupsi mimpi buruk yang tadinya kualami. Mengubahnya menjadi mimpi indah.

Sebelumnya aku tak pernah memimpikan Tuan selain sosok dari masa laluku, sosok yang sudah mengambil alih duniaku untuk waktu yang cukup lama. Bukan hanya satu atau dua tahun, atau bahkan bulan sepertimu.
Memimpikan sosok yang tak lagi membuatku ragu. Sebab aku telah yakin akan rasa yang berdesir dalam dada.

Namun malam tadi, kamu berhasil mengubah itu semua.
Bukan sosok dari masa laluku yang datang kedalam alam mimpi, namun dirimu.
Kamu, sosok baru yang masih membuatku meragu. Namun satu hal yang kutahu dengan pasti, walau entah apa maksudnya, tubuhku selalu mampu bereaksi heboh setiap ada kamu.

Kamu yang lewat di depan kelasku saja, mampu membuat jantungku beritme kencang.
Kamu yang menatapku saat kita berpapasan, juga mampu membuat darahku berdesir aneh.
Kamu yang menyunggingkan senyum tulus, tentu mampu membuat bibirku kaku, hingga tak mampu membalas senyumanmmu.

Apalagi kamu yang mengajakku bicara, kamu yang memberikanku perhatian, tak ayal bukan hanya membuat tubuhku bereaksi aneh, namun juga memupuk anganku akan kita.

Ya, kita.

Entah akan ada kita yang sesungguhnya, atau hanya akan ada kita yang sebatas bertukar pandang saat tak sengaja bertemu di koridor sekolah.