Perihal rindu yang menggebu
Harus kepada siapakah rasa ini kusalurkan?
Kepada dia sang pembuat rindu'kah? Atau kepada tembok dingin yang membisu itu?Perihal hasrat ingin bertemu, harus dengan cara apakah aku menghentikannya?
Haruskah aku berlari dulu hingga ke kutub utara, supaya pada akhirnya hanya pelu dan kaki linu yang terlintas di benak, bukan lagi rindu?
Atau haruskah aku meninggalkan pijakanku ini, kemudian berlari sekencang-kencangnya menuju pelukmu?Ah, Rindu
Atas kehadiranmu, siapakah yang bisa aku salahkan?
Haruskah aku salahkan diriku yang terlalu perasa? Atau bolehkah ku salahkan dia yang terlalu mempesona?
Tapi jika aku menyalahkannya rasanya sangat tak sopan, tak tau cara menghargai Tuhan yang telah menciptakan dia dengan begitu sukacita, sehingga kerupawanan lah yang kemudian ia dapatkanDan diantara rintik hujan beserta riak angin di malam 15 November ini, akhirnya aku tau bahwa perihal rindu dan mencinta biarlah menjadi bagianku, termasuk dalam menelan pil pahitnya sekalipun
KAMU SEDANG MEMBACA
Untaian kata
Poesía-Mengapa kota hujan ini hanya bisa mempertemukan raga kita? Padahal rasaku juga butuh tempat. Tempat untuk bernaung, dan kuharap itu adalah kamu. Tepatnya hatimu, Tuan. Tuan, jika kamu membaca ini, kuharap kamu sudi untuk menjadikan hatimu sebagai d...