#4

48 17 17
                                    

I try to play it cool
But eventually you make me laugh
yeah that's you

-
Siyeon pov


setelah berdebat panjang, akhirnya aku dan Mingyu mengalah dan memutuskan untuk melakukan apa yang disuruh Kak Wonwoo lakukan.

sekarang, kami berdiri tegak mematung di depan kasir,

membisu.

aku menyenggol lengan Mingyu dengan sengaja sehingga Mingyu menoleh. aku mengode dengan menatapnya kemudian menatap seorang barista di sisi samping.

lalu kami menuju ke samping food container dan memandangi seorang barista perempuan.

ya, disini juga ada barista karena toko ini tidak hanya menjual roti, tetapi dilengkapi korner minumannya juga.

"eh.. ehm.. " Mingyu bersuara tapi tidak ada ide ingin berkata apa. sekarang ia menatapku dengan tatapan 'woy gue harus ngapain?' .

aku membalas dengan tatapan 'gak tau lah gue, lo pikir sendiri'. lalu ia kembali menatap dengan tatapan 'harus banget gue apa? '

kemudian aku menoleh ke barista itu yang ternyata sudah duluan menatapku. menatapku dan Mingyu lebih tepatnya.

" kalian sedang telepati, ya? " tanya barista itu dengan kerutan dikeningnya.

"hm, iya.. eh.. nggak. kita.. " aku menjawabnya dengan gelagapan.

" kita cuman mau bilang kalo frappucinonya enak, hehe.." Mingyu asal menjawab.

" tapi kami tidak menyediakan frappucino untuk hari ini. maksudmu apa? " waduh..

Mingyu menoleh menatapku meminta bantuan, " espresso. " bisikku padanya.

" ohya, maksudnya espresso-nya yang enak,"

" oh.. makasih. "

" mhm.. boleh minta nomor telfonnya ngga? " tanya Mingyu dengan tiba-tiba. " kedipin sebelah mata lo, " ucapku dengan suara kecil.

Mingyu lalu mengedipkan matanya kepada barista itu untuk tebar pesona. tetapi sangat canggung, sehingga sedikit gagal.

" buat apa? " tanya barista itu langsung.

" ehm.. buat ditelfon.. nanti siapa tahu, kakek saya butuh barista.. hm..," astaga ngawur banget sih dia ngomongnya,

"kakek dia pemilik kedai kopi besar di kota sebelah. " aku angkat bicara untuk menyelamatkan Mingyu yang otaknya mampet.

" ah, benarkah? baik," barista itu tampaknya tertarik dengan omongan-ku. " eh, tunggu bentar. bisa saja kalian berbohong, kan? siapa tau cowok ini minta nomor telfonku karna suka padaku? "

" haha.. nggak, kok. " jawab Mingyu.

" beneran? gak percaya, ah. lagian kamu keliatannya juga belum punya pacar. pasti mau pendekatan, ya? " malah kepedean njir nih barista dimintain nomor telfonnya doang susah amat yak.

" ha? nggak, kok. beneran.. dan lagian saya udah punya pacar kok, tenang aja." ucap Mingyu " nih, ceweknya. " tiba-tiba ia merangkulku. ia tersenyum menyeringai.

Serenity // k.m.gTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang